Siang itu saat matahari tepat berada di atas kepala, seorang wanita berparas cantik dengan rambut hitam panjangnya yang berkilauan sedang berjalan tanpa arah sambil membawa koper dan tasnya di ibu kota.
Kania yang rasanya baru saja kemarin di ucapkan selamat atas wisuda nya oleh ibunya, tadi pagi tiba tiba saja ibunya mengusirnya. Tanpa alasan yang jelas, Ibunya mengusir Kania atas hasutan oleh suami barunya.
Kania mencoba memutari ibu kota sambil membawa koper berisi bajunya dengan harapan bisa mendapatkan tempat tinggal yang sesuai dengan kondisinya saat ini. Bukan tempat tinggal yang mewah melainkan tempat tinggal yang nyaman lagi murah.
Kania terus berjalan tanpa tau arah yang ia tuju. Tidak terasa Kania sudah berjalan dari pagi hingga menjelang siang, Kania yang dari tadi pagi belum makan itu pun akhirnya merasakan putus asa. Bagaimana tidak? Kania yang selama ini selalu di manjakan oleh ibunya itu kini harus bersusah payah merasakan ini semua.
Kania mulai mengeluh mengingat kejadian tadi pagi saat ibunya mengusirnya sambil termenung meratabi nasibnya. Kania terus berjalan sambil menatap ke depan dengan pandangan tidak fokus.
"Padahal baru saja kemarin ibuku memberi selamat atas wisuda ku, Tapi saat kenapa tiba tiba hari ini ibu mengusirku?" Batin Kania sambil membawa kopernya di tangan kiri.
Kartu kredit juga mobilnya juga sudah di sita oleh ibunya, Kini selain handphone dan barang barang di kopernya Kania tidak membawa barang barang yang lain.
Kania mengitari kota dan mencari tempat untuk ia tinggal sementara sambil menenteng koper dan memegang handphone di tangan kanan nya. Setelah mengitari beberapa tempat, Kania tidak menemukan ada tempat tinggal yang cocok dengan kondisi dan uangnya saat itu.
Saat Kania tengah bingung tidak fokus berjalan, tiba tiba ada seorang pria yang terlihat sedang buru buru menabrak nya. Handphone Kania yang tadinya di pegang, kini jatuh ke bawah.
Kania bergumam kesal, " Aduh, pake jatuh segala lagi" Gumam kania sambil membungkuk mengambil handphone nya yang terjatuh.
Sedangkan pria yang menabrak nya tadi hanya menoleh sebentar kemudian melanjutkan langkahnya berjalan ke depan tanpa membantu Kania berdiri ataupun meminta maaf.
Pria itu tingginya sekitar 190 cm, kulitnya putih bersih, hidung mancung, meliki mata berwarna coklat yang bersinar dan rambut lurus nya yang berwarna hitam sedikit kecoklatan.
"Udah nabrak orang, bukannya minta maaf malah pergi begitu aja!" Gumam kania sambil mengelus elus handphonenya.
Lalu tiba tiba pria yang terlihat sedang mengejar pria yang tadi itu menghampiri Kania dan menjulurkan tangannya untuk membantu Kania berdiri.Berbeda dengan pria yang tadi, pria ini memiliki kulit yang sedikit lebih gelap dan lebih pendek dari pria di depan nya tadi.
Sangat berbeda dengan pria yang tadi sudah menabrak nya dan sama sekali tidak membantu ataupun meminta maaf padanya, pria ini tersenyum hangat, " Mari ku bantu berdiri nona" Kata pria ini dengan suara yang sangat lembut.
Kania tersenyum sambil memegangi tangan pria ini untuk membantunya berdiri, "Terimakasih" Kata Kania sambil membalas senyuman hangat.
"Tolong maafkan bos saya yang tadi tidak sengaja menabrak anda hingga terjatuh nona, dia sedang buru buru" Ucapnya.
"Ah , ini tidak apa apa" Jawab Kania.
Pria ini menatap koper yang berada di belakang Kania dengan heran, " maaf, tapi memang nya anda ingin kemana dengan membawa koper koper ini?" Tanya nya .
"A...anu, saya sedang mencari tempat tinggal" Jawab kania malu malu.
Pria yang berdiri di depannya ini merogoh kantong kanan nya dan mengeluarkan sebuah kartu dari kantong tersebut. "Kebetulan saya juga punya rumah yang saat ini sedang kosong, kalau anda berkenan anda bisa pergi ke sana. Ini kartu nama saya dan ada alamat rumahnya, " Ujarnya sambil menyerahkan kartu nama itu ke Kania.
Kania sempat ragu untuk menerima niat baik pria ini, bagaimana tidak? Kania baru saja bertemu dengan pria ini sekali dan bahkan tidak tau namanya. Tapi Kania berfikir ini adalah kesempatan yang bagus, lagipula Kania saat ini memang sangat membutuhkan tempat untuk tinggal.
Setelah berfikir sejenak, Kania akhirnya meraih kartu yang diberikan pria itu " Terimakasih banyak, tapi apa tidak apa apa jika saya ke sini?" Tanya kania dengan tidak enak.
"Tentu saja tidak apa apa, justru saya senang jika nona mau menerima
niat baik sata ini. Tenang saja, saya tidak punya niat buruk kok" Tutur pria ini dengan senyuman ramah."Baiklah, saya akan ke sini" Jawab Kania.
" Nanti bila sudah sampai, nona hanya perlu menunjukkan kartu nama saya pada orang yang menjaga rumah ini. Ngomong ngomong saya minta maaf, saya harus pergi dulu . Sepertinya bos saya sudah menunggu lama di dalam mobil," Pamit pria ini.
Kania mengangguk, setelah itu pria ini langsung berlari dengan cepat menuju mobil marchedez hitam yang berada di ujung jalan. Setelah itu, Kania terus berfikir apa dia akan benar benar tinggal dirumah ini atau tidak sambil mengamati kartu nama yang diberikan pria tadi.
Setelah sekian lama berfikir, akhirnya Kania memutuskan untuk pergi ke rumah yang ada di alamat ini. Kania berdoa dalam hatinya agar tidak di tipu oleh pria tadi, toh kania saat ini sudah lelah setelah seharian berkeliling mencari tempat tinggal.
Kania segera mencari kendaraan umum untuk pergi ke alamat rumah yang ada di kartu nama itu, Kania melihat lihat isi kartu itu. Ternyata pria yang tadi adalah sekretaris CEO di BX COMPANY. Salah satu dari 4 perusahaan terbesar di ibukota.
Kania melambai lambaikan tangan nya dan memberhentikan angkot yang akhirnya lewat, angkot itu segera menghampiri Kania dan berhenti.
"Mau ke mana neng?" Tanya supir angkot sambil memasukkan koper Kania ke dalam bagasi.
Kania menunjukkan kartu nama yang tadi " Bisa anterin saya ke alamat ini mas?"Tanya Kania.
"Oh,bisa neng" Jawab supir angkot sambil menyalakan angkot.
Kania masuk ke dalam angkot. Selama perjalanan, Kania terus memikirkan tentang ibunya. Kania masih tidak menyangka ibunya malah lebih percaya dengan pria yang baru saja di nikahinya daripada ia putri kandungnya sendiri.
Setelah ibunya menikah lagi, Kania memang sering di fitnah oleh ayah tirinya hingga berseteru dengan ibunya. Tapi baru kali ini yang sangat parah, tiba tiba tadi ibunya mengusir Kania dengan alasan yang tidak jelas.
Kania tidak membenci ibunya ataupun marah karna ibunya sudah mengusirnya dari rumah dan menyita fasilitas yang selama ini Kania pakai. Kania sudah paham jelas bahwa ayah tirinya lah yang sudah memfitnah dirinya.
"Lihat saja nanti, akan ku ambil kembali apa yang seharysnya jadi milikku" Ucap Kania dalam hati.
Setelah beberapa lama, Kania akhirnya sampai di alamat yang di tujunya. Kania membuka pintu angkot kemudian turun. Kanoa melihat ke sekelilingnya, betapa luas nya rumah pria tadi.
Halaman yang luas bersih dan terawat , begitu juga dengan rumahnya. Meskipun terlihat sudah tidak ditinggali beberapa lama, rumah itu tidak terlihat debu atau sarang laba laba satupun. Justru sebaliknya, rumah itu sangat bersih dengan kondisi cat yang masih baru.
"Udah neng," Kata sopir angkot setelah menurunkan koper Kania dari dalam bagasi angkot.
Kania membuka tasnya dan mengambil dompet " Oh iya, berapa mas?" tanya kania.
"60 ribu aje," Kata sopir angkot.
Saat Kania membuka dompetnya,kania hanya mendapati 5 lembar uang bernilai 20 ribu. Kania tidak menyangka ternyata uang yang dia bawa hanya segini. Kalau begitu, terpaksa besok Kania harus mencari pekerjaan sementara untuk menghidupi dirinya sendiri.
Kania mengambil 3 lembar uang 20 ribu dan menyerahkannya pada sopir angkot " Ini mas, makasih ya" Kata Kania.
Sopir angkot mengambil uang yang diberikan Kania dan mengucapkan sama sama, setelah itu sopir angkot segera masuk kembali ke dalam mobil dan meninggalkan Kania sendiri di depan pekarangan rumah itu.
Kania mencoba menengok ke sekelilingnya, tapi tidak terlihat ada satu orang pun di sekitar rumah itu. Di pos penjaga juga terlihat sepi, Tidak ada orang nya. Kania pun memutuskan untuk masuk lebih dalam melewati gerbang yang terbuka lebar.Kania menatap kagum dengan rumah itu, Walaupun tidak di tinggali tapi rumah itu masih sangat bersih dan rapi. Pagar rumah yang kokoh menjulang tinggi dengan cat yang masih terlihat baru, rumah berlantai dua yang sangat luas untuk di tinggali seorang diri.Saat Kania hendak berjalan lebih ke dalam, Kania mendengar ada suara langkah kaki yang mengikutinya dari belakang. Tak selang lama, ada seseorang yang memanggilnya. Suara yang terkesan berat itu sangat jelas sekali bahwa itu suara pria."Hei kamu, ngapain masuk ke dalam? kamu siapa,maling ya?" tanya pria itu dengan jengkel.Setelah mendengar suara itu, Kania berbalik badannya menghadap ke belakang."Saya bukan maling,kamu siapa?" kata Kania sambil menatap mata pria itu.
Ternyata selain cantik dan sopan, Kania juga sangat cerdas. Semenjak sekolah, Kania sering mengikuti perlombaan dan memenangkannya. David tersenyum puas karna sudah menemukan sekretaris pribadi untuk bos nya.David tertawa kecil. "Ternyata anda sangat pintar ya" gurau David untuk menggoda Kania."Anda berlebihan tuan" kata Kania yang malu karna di puji.David menyerahkan kembali ijasah ijasah Kania padanya."Saya sendiri yang akan merekrut anda,besok anda bisa pergi bersama saya ke kantor untuk menjalani interview" kata David.Kania terbelalak kaget sekaligus senang."Terimakasih, sekali lagi terimakasih" ujar Kania saking senang nya."Iya sama sama. Oh iya, kita belum memperkenalkan diri secara resmi ya kan? nama saya David Velrod, panggil saja David" tutur David sambil menjulurkan tangan kanan nya untuk berjabatan.Kania membalas jabatan tangan David." saya Kanoa Geralyn, panggil saja Kania""Sepertinya sudah sangat malam, saya
Seorang wanita berambut sedikit ikal di bagian bawah dengan memakai kacamata berjalan ke arah Kania. Wanita itu memakai pakaian formal dengan kemeja polos dan jas yang ia gunakan, ia menghampiri Kania sambil membawa beberapa kertas di tangan nya.Kania hanya melihat ke arah wanita itu sebentar lalu berfikir tidak mungkin jika dirinya lah yang ingin di temui wanita itu, mungkin saja wanita itu sedang menghampiri orang yang berada di belakangnya.Tapi tiba tiba wanita itu datang dan tepat berhenti di depan Kania."Anda nona Kania Geralyn?" tanya wanita itu pada Kania."Iya, saya Kania. Ada apa ya?" tanya Kania bingung."Saya asisten pak CEO, saya di minta untuk mengantar anda ke ruangan David. Mari ikuti saya" ucap wanita itu sambil memanduku berjalan ke depan.Kania mengikuti wanita berambut ikal dengan kacamata itu. Kania di bawa berjalan menaiki lift hingga lantai 2, kemudian mereka berhenti di depan ruangan yang bertuliskan nama David tepat di pin
Hati David jadi berdebar melihat senyum Kania yang sangat manis itu. Apalagi saat tertawa, Kania jadi terlihat seperti dewi yang turun dari kayangan."Apapun itu ceritakan lah.Tentang usiamu, tempat tinggalmu sebelumnya atau apapun itu tidak apa apa," ucap david dengan penasaran."Usia saya 23 tahun," jawab Kania.David terdiam sebentar mendengar jawaban dari Kania, mendengar Kania yang tidak menjawab pertanyaan nya seluruhnya. David merasa ada sesuatu yang ingin Kania tutupi dengan sangat rapat. Karna David berfikir mungkin itu hal yang sensitif baginya, David tidak meneruskan pertanyaannya itu."Oh,ternyata masih sangat muda ya," ujar David sambil tersenyum."Haha, memangnya wajah saya terlihat lebih tua dari umur saya ya?" tanya Kania dengan nada bercanda."Bukan tua, lebih tepatnya dewasa" ucap David sambil tersenyum tipis.Saat hendak meneruskan obrolan, tiba tiba saja handphone David berdering dan ternyata rey yang meneleponnya.
"Dia orang yang akan jadi bosmu mulai besok" ujar David. "Oh begitu, tapi aku belum pernah bertemu dengan nya. Memangnya ada apa?" tanya Kania. "Tidak ada. Oh iya, hari ini tidak ada lembur jadi nanti aku tunggu kamu jam 5 di depan kantor ya" kata David sambil tersenyum. Kania mengangguk sambil tersenyum. "Ngomong ngomong aku belum punya nomor telfonmu loh" ucap David sambil menyerahkan handphone nya pada Kania. "Aku juga lupa" kata Kania sambil meraih handphone yang ada di tangan David itu. "Padahal di kartu namaku juga ada nomorku. Tapi sepertinya harga dirimu itu tinggi sekali sampai sampai tidak mau meneleponku duluan" kata David mengejek. "Bukan seperti itu kok, aku hanya belum sempat saja" ujar Kania menyangkal. Kania menulis nomor telponnya di hanpdhone David lalu menyerahkan kembali Handphone nya itu. "Kalau ada apa apa jangan segan untuk telfon aku duluan" tutur David sambil mengedipkan sebelah matanya
Saat keduanya hanyut dalam situasi dan saling menatap satu sama lain, akhirnya suara pintu yang tertutup menandakan orang yang tadi masuk kini sudah keluar terdengar. Kania pun bisa segera pergi dari toilet. Kania langsung melepaskan genggaman tangan Nick dan mengucapkan terimakasih lalu langsung pergi dari toilet secepat mungkin. "Bukan begitu cara berterimakasih yang benar" kata Nick sambil menyengir. Tanpa menghiraukan perkataan Nick, Kania pun tetap berjalan ke depan. Kania khawatir jika nanti Ellena mencemaskan dirinya karna tak kunjung kembali setelah lama pergi. Kania pun segera pergi kembali ke ruangan Ellena, saat Kania membuka pintu ruangan nya. ternyata Ellena sudah kembali dan sedang duduk. "Kania, kamu dari mana? kenapa lama sekali?" tanya Ellena khawatir. "Aku salah masuk toilet tadi, maaf karna sudah membuatmu lama menunggu" jawab Kania tidak enak. "Salah toilet? bagaimana bisa?" kata Ellena dengan heran.
Baru saja Kania hendak duduk, tiba tiba saja ada mobil bewarna merah yang mengklakson dari luar gerbang. Riko pun langsung berdiri dan membuka kan gerbang agar mobil itu bisa masuk. Setelah itu, ternyata orang yang keluar dari mobil merah tersebut adalah David. Kania tak dapat mengenalinya karna mobil kali ini berbeda dengan yang David gunakan tadi pagi.Ini hanyalah mobil sederhana bewarna merah, berbeda dengan mobil mewah yang David gunakan untuk ke kantor dari pagi. David kali ini hanya memakai pakaian yang santai, cocok untuk tidur. Kaos polos berlengan pendek yang di balut dengan jaket, di padukan dengan celana kotak kotak yang terlihat simple. Meskipun tidak setampan Rey, tapi David memiliki daya tariknya sendiri yang tidak kalah jauh dari Rey. David memiliki kumis tipis di bawah hidung nya dan tahi lalat kecil di bawah bibirnya. "Apa yang kalian lakukan malam malam begini?" tanya David sembari berjalan menghampiri Kania dan Riko yang tengah dudu
Berbeda dengan Kania yang terlihat ketakutan seperti sedang bertemu hantu, Rey justru menampilkan dirinya yang tenang dan berwibawa. Rey tidak menunjukkan reaksi apapun termasuk kaget. Rey terlihat biasa saja seolah tidak pernah bertemu dengan Kania sebelumnya, Rey pun tidak kaget dengan ekspresi yang di tunjukkan Kania karna sudah menduga akan jadi seperti ini sebelumnya. Setelah melihat ekspresi Rey yang terkesan biasa saja, Kania pun jadi tenang karna berfikir seperti nya Rey tidak ingat apapun tentang nya dan kejadian beberapa waktu lalu. "Apa aku salah ruangan?" tanya Kania sambil berbisik bisik. "Apa maksudmu? ini benar ruangan nya kok," kata Ellena berbisik. "Coba cek sekali lagi," bisik Kania lagi. "Kamu tidak salah ruangan," saut Rey dengan tegas. Setelah mendengar suara Rey itu, Kania langsung menciut. Ia menatap sebuah tulisan yang berada diatas meja di depannya itu. Ternyata benar, pria itu adalah orang yang akan me