Share

Kejadian Tak Terduga

Seorang wanita berambut sedikit ikal di bagian bawah dengan memakai kacamata berjalan ke arah Kania. Wanita itu memakai pakaian formal dengan kemeja polos dan jas yang ia gunakan, ia menghampiri Kania sambil membawa beberapa kertas di tangan nya.

Kania hanya melihat ke arah wanita itu sebentar lalu berfikir tidak mungkin jika dirinya lah yang ingin di temui wanita itu, mungkin saja wanita itu sedang menghampiri orang yang berada di belakangnya.Tapi tiba tiba wanita itu datang dan tepat berhenti di depan Kania.

"Anda nona Kania Geralyn?" tanya wanita itu pada Kania.

"Iya, saya Kania. Ada apa ya?" tanya Kania bingung.

"Saya asisten pak CEO, saya di minta untuk mengantar anda ke ruangan David. Mari ikuti saya" ucap wanita itu sambil memanduku berjalan ke depan.

Kania mengikuti wanita berambut ikal dengan kacamata itu. Kania di bawa berjalan menaiki lift hingga lantai 2, kemudian mereka berhenti di depan ruangan yang bertuliskan nama David tepat di pintu bagian atas. 

"Tok tok tok" wanita itu mengetuk pintu dengan keras.

"Masuklah Ellena," saut David dari dalam ruangan.

Wanita berambut ikal itu ternyata bernama Ellena. Ellena membuka kan pintu dan mempersilahkan Kania untuk masuk, saat pintu dibuka terlihat David yang duduk di depan meja seperti sudah menantikan Kania sejak tadi. David mempersilahkan Kania untuk duduk di depannya.

"Ini masih pagi tapi kamu sudah berkeringat ya," kata David sambil mengamati leher Kania yang dari tadi bercucuran keringat.

"Ini mungkin karna aku baru pertama kali akan interview," jawab Kania sambil mengelap keringat di lehernya menggunakan tissue yang ia bawa tadi.

"Hahaha, tidak perlu tegang seperti itu. Mulai hari ini kamu bisa langsung bekerja kok," ujar David sambil menertawakan Kania yang terlihat tegang.

Dalam hati, Kania tidak mengerti kenapa ia tidak melakukan interview dan bisa langsung di terima bekerja. Sebenarnya Kania sangat ingin bertanya, tapi Kania mengurungkan niatnya karna merasa tidak enak.

"Tapi karna hari ini hari pertama mu, kamu boleh berkeliling dulu dengan Ellena agar bisa menghafal gedung ini" kata David sambil melirik ke arah Ellena.

"Mari saya antar berkeliling nona," tutur Ellena yang berdiri di samping David.

"Panggil aku Kania saja," ucap Kania.

"Kalau begitu panggil juga saya dengan Ellena saja," ujar Ellena.

Kania mengangguk kemudian berpamitan dengan David. Kania keluar dari ruangan David mengikuti Ellena. Kania mulai diajak berkeliling mulai dari lantai bawah hingga lantai 3.

Karna ada begitu banyak ruangan di perusahaan itu, rasanya tidak akan cukup jika berkeliling hanya sehari saja. Kania menyimak Ellena yang menjelaskan ruangan ruangan dengan sepenuh hati dan mulai menghafalkannya.

Setelah berkeliling hampir dari setengah gedung, Ellena pamit meninggalkan Kania karna ada urusan mendadak yang harus segera ia selesaikan. Kania pun memutuskan untuk melanjutkan berkelilingnya sendirian.

Kania mulai berjalan memutari lantai 2 dan menuju ke arah lift untuk turun ke bawah dan kembali ke ruangan David. Tapi saat Kania tengah asik menikmati saat berkeliling nya, tiba tiba ia merasakan menabrak sesuatu yang keras di depannya.

Kania merasakan menabrak dada seorang pria yang sangat lebar dan keras. Sangat terasa sekali betapa kerasnya otot otot di dadanya saat bertabrakan dengan kepala Kania.

Karna benturan yang sangat keras, Kania sampai terjatuh ke lantai. Sama seperti waktu itu, Kania hanya di biarkan terjatuh di lantai tanpa di bantu berdiri ataupun mendengarkan permintaan maaf dari orang yang menabraknya.

Saat Kania menaikkan kepalanya dan menatap orang yang menabraknya, ternyata orang yang menabraknya sama persis dengan pria yang menabraknya kemarin.Karna kesal, Kania tak dapat menahan emosinya dan berdiri lalu mendekat ke pria itu.

"Tak ku sangka kita bertemu lagi, tapi kenapa setiap ketemu kamu aku selalu sial?" kata Kania sambil melotot ke pria itu.

Sama seperti kemarin, pria ini hanya menengok sebentar lalu pergi meninggalkan kania tanpa menghiraukan perkataannya. Tanpa meminta maaf ataupun membantu Kania berdiri, pria ini malah bersikap seolah tidak terjadi apa apa.

                              ***

"David, aku ingin kamu mencari tau tentang seseorang" kata Rey memerintah David.

"Bisa sebutkan namanya, dan ciri cirinya?" tanya David lebih detail.

"Dia punya sepasang bola mata bewarna coklat, rambutnya hitam kira kira panjangnya segini" kata Rey sambil menunjuk pinggang nya.

David terheran heran dengan perintah bosnya kali ini, dari ciri ciri yang di sebutkan bosnya barusan terdengar seperti seorang wanita. Baru pertama kali bos nya tertarik dengan wanita.

"Hanya itu saja? wanita dengan ciri ciri itu banyak sekali di dunia ini. Apa tidak ada yang lebih dominan, atau mungkin namanya?" tanya David sekali lagi.

"Jika aku tau untuk apa aku menyuruhmu mencari tau tentang nya?" kata Rey melirik ke arah David.

Seketika saat Rey mengucapkan bola mata bewarna coklat dan rambut hitam yang panjang, David jadi teringat dengan Kania.Tapi tidak mungkin jika bos nya itu bertemu lebih dulu dengan Kania.

"Ah sudahlah, tidak usah. Pergi saja" ucap Rey plin plan

"Saya permisi," kata David undur diri sambil heran dengan sikap aneh bosnya itu.

Karna sudah masuk jam makan siang, David jadi teringat dengan bekal yang Kania berikan padanya tadi pagi. David berniat untuk kembali ke ruangannya mengambil kotak makanan itu lalu memakannya di kantin.

Saat di kantin, David tidak sengaja melihat Kania yang duduk sendiri di meja makan kantin sambil memakan bekal yang di bawa nya. David berniat untuk menghampiri Kania dan makan bersama nya satu meja.

"Apa aku boleh ikut makan di sini," tanya David yang muncul di belakang kania dengan tiba tiba.

"Eh? tentu saja,silahkan duduk" kata Kania sambil menengok ke belakang.

David duduk di depan Kania lalu membuka bekal makanan yang tadi pagi di berikan Kania. Saat david mulai memakannya, Kania menantikan pendapat David tentang masakan nya dengan ragu ragu.

"Ternyata kamu pandai memasak ya," kata David setelah beberapa kali menyuap makanan nya.

"Saya hanya tau sedikit," ujar Kania yang tersipu malu mendengar pujian dari David.

David menatap pipi Kania yang terlihat merah karna malu sambil tersenyum. David pun meneruskan makannya begitu pula dengan Kania.

"Bagaimana kalau kamu menceritakan hal tentangmu? kan aneh jika aku malah tidak tau apa apa" tutur David membuka obrolan.

"Haha, saya malah bingung harus menceritakan apa. Tidak ada yang  menarik tentang saya" jawab Kania sambil tertawa kecil

*Dukung author dengan cara subscribe dan riview novel ini. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status