Hati David jadi berdebar melihat senyum Kania yang sangat manis itu. Apalagi saat tertawa, Kania jadi terlihat seperti dewi yang turun dari kayangan.
"Apapun itu ceritakan lah.Tentang usiamu, tempat tinggalmu sebelumnya atau apapun itu tidak apa apa," ucap david dengan penasaran.
"Usia saya 23 tahun," jawab Kania.
David terdiam sebentar mendengar jawaban dari Kania, mendengar Kania yang tidak menjawab pertanyaan nya seluruhnya. David merasa ada sesuatu yang ingin Kania tutupi dengan sangat rapat. Karna David berfikir mungkin itu hal yang sensitif baginya, David tidak meneruskan pertanyaannya itu.
"Oh,ternyata masih sangat muda ya," ujar David sambil tersenyum.
"Haha, memangnya wajah saya terlihat lebih tua dari umur saya ya?" tanya Kania dengan nada bercanda.
"Bukan tua, lebih tepatnya dewasa" ucap David sambil tersenyum tipis.
Saat hendak meneruskan obrolan, tiba tiba saja handphone David berdering dan ternyata rey yang meneleponnya. David segera membereskan kotak makannya yang belum habis itu dan pamit dengan Kania.
"Maaf, tapi sepertinya aku sudah harus kembali bekerja. Kita lanjutkan obrolan lain waktu oke," Kata david yang bergegas berdiri.
Setelah itu David berjalan agak jauh dari kantin dengan cepat lalu mengangkat panggilan yang dari tadi terus berdering dari bos nya itu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Halo, ada apa tuan?" tanya david.
"Tidak ada," jawab Rey singkat.
"Akhh.....padahal saya belum selesai makan, dan ini juga masih 15 menit sebelum waktu makan siang habis. Anda ini benar benar mengganggu waktu saya!" kata David memaki maki Rey.
"Sepertinya kamu sangat menikmati waktumu dengan wanita itu ya," ujar Rey kesal.
"Wanita? maksud anda orang yang akan menjadi sekretaris pribadi anda?" tanya David.
Setelah mendengar ucapan David barusan, Rey terdiam sebentar. Rey tidak menyangka orang yang akan menjadi sekretaris pribadinya itu adalah orang yang beberapa kalo bertabrakan dengan nya.
"Ini sangat menarik, tapi ada hubungan apa wanita itu dengan David?. Sepertinya mereka sedang dekat" ucap Rey dalam hati.
"Tuan! kenapa malah diam saja?" kata David dengan nada tinggi.
Tanpa menjawab apapun, tiba tiba panggilan telpon nya di putuskan oleh Rey. David pun tertawa karna tingkah bosnya hari ini yang begitu aneh sekaligus kesal karna bos nya telah menganggu nya.
Tiba tiba David teringat akan sesuatu.
"Apa jangan jangan benar tuan tertarik dengan Kania? tapi kapan dan dimana mereka bertemu? lebih baik nanti aku tanyakan saja langsung pada Kania," batin David.
David berniat untuk kembali ke kantin menghampiri Kania dan menghabiskan makanannya dengan waktu istirahat yang tersisa. David jadi terus kepikiran tentang wanita yang ingin dicari oleh bosnya itu apakah benar Kania?.
Jika David bertanya pada bos nya itu tentu saja sia sia karna bos nya tidak akan pernah menjawabnya. David juga menyayangkan karna ia bahkan belum dapat nomor telefon Kania.
Saat David sudah mencapai setengah perjalanan menuju kantin, tiba tiba Rey mengirim pesan agar David segera kembali ke ruangan nya. David yang di penuhi rasa kesal itu pun langsung berlari begitu dapat pesan dari bos nya.
****
"Aku lupa bertanya siapa nama wanita itu. Sudahlah, toh besok dia juga akan bekerja denganku" kata Rey pada dirinya sendiri sambil mondar mandir di depan jendela ruangan nya.
Tak lama kemudian, David dengan nafas nya yang terengah engah karna habis berlari itu pun tiba di depan ruangan Rey. David mengetuk pintu lalu rey menyuruhnya untuk masuk.
"Pak CEO..hosh hosh, ada apa?" tanya David dengan nafas tidak teratur dengan tangan nya yang masih memegang gagang pintu ruangan yang barusan ia buka.
"Atur dulu nafasmu dengan baik," kata Rey sambil melirik David yang terus terengah engah memegangi lututnya sambil membungkuk itu.
"Ada apa anda menyuruh saya buru buru kemari? bahkan saya tidak bisa makan dengan tenang," ucap David setelah beberapa kali menghela nafas untuk mengatur pernapasannya.
"Soal wanita yang kemarin aku minta informasinya itu lupakan saja, aku sendiri yang akan mencari tau soalnya" kata Rey sambil berdiri di depan jendela.
"Maaf, tapi apa wanita yang anda maksud itu Kania?" tanya David sambil menegakkan tubuhnya.
"Oh..jadi nama wanita itu Kania ya?" gumam Rey.
"Apa? saya tidak dengar" ujar David.
Rey hanya diam saja dan tidak menjawab.
"Oh iya, perkataan anda tadi di telfon yang bilang sepertinya saya menikmati waktu bersama wanita itu apa maksudnya?" tanya David sambil menatap Rey.
"Jadi wanita yang bersama David tadi adalah wanita yang akan mejadi sekretaris pribadi ku ke depannya. Tak sia sia juga aku mengikuti David diam diam," batin Rey.
David mendekatkan wajahnya ke depan Rey dan menatap mata Rey yang terlihat kosong seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Tuan, kenapa anda diam saja dan senyum senyum begitu? apa anda membuntuti saya?" tanya David curiga.
"Untuk apa aku membuntuti mu? aku orang yang sibuk. Aku tidak punya waktu sebanyak itu untuk melakukan hal yang tidak berguna," kata Rey sambil melirik David dengan tajam.
"Baiklah, anggap saja saya percaya" jawab David jengkel.
"Katanya kamu sendiri yang memilih sekretaris pribadi untukku? orang yang seperti apa dia?" tanya Rey tiba tiba mengalihkan topik pembicaraan.
"Orang yang saya pilihkan tentu saja yang paling sempurna diantara yang sempurna. Selain cerdas, wanita itu juga sa~~~ngat cantik" ujar David dengan mata berbinar binar.
"Sangat cantik ya? apa ayah juga tau soal ini?" tanya Rey.
"Pak presdir masih sibuk dan sulit untuk di hubungi karna kunjungannya ke luar negri. Mungkin ia akan di beritahu soal ini saat sampai di sini," jawab David.
"Yasudah, pergilah" ucap Rey sambil mengibas ngibaskan tangan nya.
David pergi meninggalkan ruangan rey sesuai perintahnya. David berniat pergi ke ruangan Ellena dan mencari Kania untuk bertanya tentang bagimana ia bisa bertemu dengan Rey.
****
Setelah tiba di ruangan Ellena, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu David membuka pintu ruangan nya dan langsung masuk ke dalam. David menemukan Kania yang tengah duduk sendirian di sofa.
"Kamu sedang apa di sini? mana Ellena?" tanya David penasaran.
"Ellena pergi karna ada urusan, aku sedang menunggu nya di sini" kata Kania.
David duduk di sebelah Kania. "Apa kamu tau soal pak rey?" tanya David.
"Pak rey? siapa itu?. Aku tidak tau" kata Kania terlihat bingung.
"Kania kelihatannya memang benar benar tidak tau. Berarti mereka berdua belum bertemu tapi kenapa pak rey kelihatannya seperti sudah kenal ya?" ucap David dalam hati.
*Dukung author dengan cara subscribe dan riview novel ini.
"Dia orang yang akan jadi bosmu mulai besok" ujar David. "Oh begitu, tapi aku belum pernah bertemu dengan nya. Memangnya ada apa?" tanya Kania. "Tidak ada. Oh iya, hari ini tidak ada lembur jadi nanti aku tunggu kamu jam 5 di depan kantor ya" kata David sambil tersenyum. Kania mengangguk sambil tersenyum. "Ngomong ngomong aku belum punya nomor telfonmu loh" ucap David sambil menyerahkan handphone nya pada Kania. "Aku juga lupa" kata Kania sambil meraih handphone yang ada di tangan David itu. "Padahal di kartu namaku juga ada nomorku. Tapi sepertinya harga dirimu itu tinggi sekali sampai sampai tidak mau meneleponku duluan" kata David mengejek. "Bukan seperti itu kok, aku hanya belum sempat saja" ujar Kania menyangkal. Kania menulis nomor telponnya di hanpdhone David lalu menyerahkan kembali Handphone nya itu. "Kalau ada apa apa jangan segan untuk telfon aku duluan" tutur David sambil mengedipkan sebelah matanya
Saat keduanya hanyut dalam situasi dan saling menatap satu sama lain, akhirnya suara pintu yang tertutup menandakan orang yang tadi masuk kini sudah keluar terdengar. Kania pun bisa segera pergi dari toilet. Kania langsung melepaskan genggaman tangan Nick dan mengucapkan terimakasih lalu langsung pergi dari toilet secepat mungkin. "Bukan begitu cara berterimakasih yang benar" kata Nick sambil menyengir. Tanpa menghiraukan perkataan Nick, Kania pun tetap berjalan ke depan. Kania khawatir jika nanti Ellena mencemaskan dirinya karna tak kunjung kembali setelah lama pergi. Kania pun segera pergi kembali ke ruangan Ellena, saat Kania membuka pintu ruangan nya. ternyata Ellena sudah kembali dan sedang duduk. "Kania, kamu dari mana? kenapa lama sekali?" tanya Ellena khawatir. "Aku salah masuk toilet tadi, maaf karna sudah membuatmu lama menunggu" jawab Kania tidak enak. "Salah toilet? bagaimana bisa?" kata Ellena dengan heran.
Baru saja Kania hendak duduk, tiba tiba saja ada mobil bewarna merah yang mengklakson dari luar gerbang. Riko pun langsung berdiri dan membuka kan gerbang agar mobil itu bisa masuk. Setelah itu, ternyata orang yang keluar dari mobil merah tersebut adalah David. Kania tak dapat mengenalinya karna mobil kali ini berbeda dengan yang David gunakan tadi pagi.Ini hanyalah mobil sederhana bewarna merah, berbeda dengan mobil mewah yang David gunakan untuk ke kantor dari pagi. David kali ini hanya memakai pakaian yang santai, cocok untuk tidur. Kaos polos berlengan pendek yang di balut dengan jaket, di padukan dengan celana kotak kotak yang terlihat simple. Meskipun tidak setampan Rey, tapi David memiliki daya tariknya sendiri yang tidak kalah jauh dari Rey. David memiliki kumis tipis di bawah hidung nya dan tahi lalat kecil di bawah bibirnya. "Apa yang kalian lakukan malam malam begini?" tanya David sembari berjalan menghampiri Kania dan Riko yang tengah dudu
Berbeda dengan Kania yang terlihat ketakutan seperti sedang bertemu hantu, Rey justru menampilkan dirinya yang tenang dan berwibawa. Rey tidak menunjukkan reaksi apapun termasuk kaget. Rey terlihat biasa saja seolah tidak pernah bertemu dengan Kania sebelumnya, Rey pun tidak kaget dengan ekspresi yang di tunjukkan Kania karna sudah menduga akan jadi seperti ini sebelumnya. Setelah melihat ekspresi Rey yang terkesan biasa saja, Kania pun jadi tenang karna berfikir seperti nya Rey tidak ingat apapun tentang nya dan kejadian beberapa waktu lalu. "Apa aku salah ruangan?" tanya Kania sambil berbisik bisik. "Apa maksudmu? ini benar ruangan nya kok," kata Ellena berbisik. "Coba cek sekali lagi," bisik Kania lagi. "Kamu tidak salah ruangan," saut Rey dengan tegas. Setelah mendengar suara Rey itu, Kania langsung menciut. Ia menatap sebuah tulisan yang berada diatas meja di depannya itu. Ternyata benar, pria itu adalah orang yang akan me
"Siapa aku? nanti kamu juga akan tau sendiri kok, lagi pula kita akan sering bertemu untuk seterusnya" ujar Nick. David yang tidak sengaja lewat dan melihat Nick dan Kania yang tengah berdua di depan keran air itu pun langsung menghampiri Kania. "Apa yang terjadi? kenapa tanganmu bisa jadi seperti ini?" tanya David dengan khawatir setelah melihat tangan Kania yang terluka. David segera mengajak Kania untuk pergi dari dapur dan meninggalkan Nick seorang diri di sana. "Aku hanya mau membuat teh, tapi orang itu malah membuat teh nya tumpah" kata Kania sambil menahan perih yang ia rasakan. "Ku sarankan lebih baik jangan dekat dekat dengan orang itu, malah lebih baik jika kamu tidak bertemu dengannya" ucap David dengan serius. "Memangnya siapa dia?" tanya Kania denga penasaran. "Dia Zerronick knight, sepupu tuan Rey sekaligus direktur di perusahaan ini. Sekarang ini mereka berdua sedang berseteru untuk menjadi penerus presdir" ujar
Bulu mata Kania yang ternyata sangat panjang dan tebal setelah di lihat dari dekat, mata nya yang terlihat indah saat sedang tidur. Kania yang terlihat indah saat tidur itu pun membuat Rey jadi terpikirkan sebuah ide.Rey mengambil handphone miliknya dari sakunya dan menyalakan kamera untuk mengambil foto Kania saat sedang te tertidur diam diam, tapi sayangnya Rey lupa mematikan Flash kamera nya.Kania yang semula tertidur sangat pulas itu sekarang jadi mulai terbangun setelah menyadari Flash kamera barusan. Rey tadinya berjongkok di depan Kania itupun sekarang langsung duduk dan menyembunyikan kembali handphone miliknya."Tu.. tuan kenapa bisa ada di depan saya?" tanya Kania yang kebingungan setelah bangun."Kenapa lagi? tentu saja aku mau membangunkanmu, berani beraninya kamu tertidur saat sedang bekerja!" ujar rey dengan tatapan tajam."Tapi kenapa wajah anda merah begitu?" tanya Kania."A..aku habis makan pedas. Ini sudah mau masuk
Dulu saat Kania masih kecil, ibunya sengaja menyewa seluruh lantai 2 untuk acara ulang tahunnya yang ke 10. Saat saat indah bersama ibunya yang sangat berharga.Tanpa sadar, Kania meneteskan air mata dan Rey pun jadi heran kenapa Kania tiba tiba menangis. Rey pun jadi salah tingkah karna takut Kania akan menangis lebih parah lagi.Bola matanya yang bewarna coklat itu terlihat cerah sekali saat sedang terkena cahaya matahari, tapi pada saat bola mata itu menahan air mata jadi terlihat berkilauan dan jernih.Bola matanya yang berkaca kaca itu sekarang meneteskan satu tetes air mata, air mata yang menurut Rey sangat berharga dan sayang jika terjatuh ke pipi Kania yang tembam itu.Rey memang tidak suka dengan tangisan orang, apalagi jika itu adalah perempuan. Tapi tidak dengan Kania, bukannya merasa marah maupun kesal tapi perasaan yang Rey rasakan saat ini adalah ikut bersedih saat melihat wajah yang biasanya penuh semangat itu kini kebanjian air mata.
David melihat kamar Kania yang masih terkunci, David yang tidak tega membangunkan Kania itu pun akhirnya memutuskan untuk membiarkan Kania tidur tanpa menganggu nya.Akhirnya David pun membatalkan niatnya untuk berpamitan dengan Kania, David menuruni anak tangga dengan perasaan kecewa karna ia pikir Kania akan benar benar ikut mengantarnya ke bandara."Apa wanita itu tidak jadi ikut? katanya dia mau mengantarmu?" tanya Rey setelah melihat ekspresi wajah David yang lesu setelah dari atas."Sepertinya Kania sedang tidur, lebih baik jangan membangunkannya. Toh nanti aku juga bisa mengabarinya setelah sampai" kata David."Ya sudah, ayo kita berangkat sekarang" ajak Rey sambil membantu David membawakan salah satu kopernya.Mereka bertiga melangkah keluar dari rumah, sesekali David menengok ke belakang karna masih berharap bahwa Kania mau ikut mengantarnya.Saat hendak menutup pintu, David mendengar suara langkah kaki dari atas dan berhenti sejena