"Dia orang yang akan jadi bosmu mulai besok" ujar David.
"Oh begitu, tapi aku belum pernah bertemu dengan nya. Memangnya ada apa?" tanya Kania.
"Tidak ada. Oh iya, hari ini tidak ada lembur jadi nanti aku tunggu kamu jam 5 di depan kantor ya" kata David sambil tersenyum.
Kania mengangguk sambil tersenyum.
"Ngomong ngomong aku belum punya nomor telfonmu loh" ucap David sambil menyerahkan handphone nya pada Kania.
"Aku juga lupa" kata Kania sambil meraih handphone yang ada di tangan David itu.
"Padahal di kartu namaku juga ada nomorku. Tapi sepertinya harga dirimu itu tinggi sekali sampai sampai tidak mau meneleponku duluan" kata David mengejek.
"Bukan seperti itu kok, aku hanya belum sempat saja" ujar Kania menyangkal.
Kania menulis nomor telponnya di hanpdhone David lalu menyerahkan kembali Handphone nya itu.
"Kalau ada apa apa jangan segan untuk telfon aku duluan" tutur David sambil mengedipkan sebelah matanya lalu pergi meninggalkan Kania.
"Pastinya" kata Kania sambil tersenyum.
David pergi meninggalkan Kania sendiri di ruangan Ellena karna ada pekerjaan yang harus ia selesaikan.
Setelah tau nama dari orang yang akan menjadi atasannya sekaligus bos dari perusahaan besar ini. Kania terus saja memikirkan seperti apa wajahnya.
Karna Ellena yang dari tadi masih belum kembali juga, Kania memutuskan untuk pergi ke toilet. Karna belum menghafal letak toilet, Kania pergi keluar ruangan dan mencoba mencari orang yang bisa ia tanyai.
Kania pun pergi ke tempat resepsionis berada di lantai 1. Setelah sampai, Kania langsung menghampiri meja resepsionis.
"Permisi, saya mau bertanya" Kata Kania dengan sopan.
"Silahkan nona" jawab resepsionis dengan ramah sambil berdiri.
"Toilet di sebelah mana ya?" tanya Kania.
"Dari sini anda tinggal lurus hingga melewati lorong, setelah itu anda bisa belok ke kiri. Dari situ anda sudah bisa melihat toiletnya" kata resepsionis sambil menjelaskan.
"Terimakasih banyak" tutur Kania.
Setelah itu, Kania langsung pergi mencari toilet sesuai dengan arahan resepsionis tadi. Setelah berjalan lurus hingga melewati lorong, Kania pun belok ke kiri dan setelah itu Kania langsung bisa melihat toilet yang berada di pojok ruangan.
Kania menghampiri toilet itu dengan cepat karna sudah tidak bisa menahannya lagi. Tapi saat Kania berada tepat di depan pintu itu, Kania merasa ada yang aneh dengan tanda nya.
Tanda yang berada di atas pintu masuk itu terlihat seperti gambar laki laki tapi dengan tulisan perempuan di bawahnya. Karna sudah tidak tahan lagi, tanpa berfikir panjang Kania pun langsung masuk ke dalam toilet.
Saat Kania membuka pintu dan masuk ke dalamnya, betapa kagetnya Kania. Ternyata benar ini adalah toilet pria. Saat hendak melangkah keluar dari toilet, tiba tiba Kania mendengar suara pintu yang terbuka.
Sepertinya ada orang yang baru keluar dari kamar mandi. Kania yang sedang panik itu pun bersembunyi di balik dinding pembatas. Kania menahan nafas sesaat sampai merasa aman lagi.
Saat Kania sudah tidak merasakan ada orang di sekitarnya lagi, Kania pun menengok ke arah sumber datangnya suara tadi. Dan ternyata sudah tidak ada orang, Kania sudah aman sekarang.
Saat Kania hendak berbalik ke belakang dan melangkah, tiba tiba ada seorang pria yang berdiri tepat di belakng nya. Pria ini memasang ekspresi marah yang membuat Kania langsung menciut setelah melihatnya.
"Ngapain kamu di sini? di toilet pria?!" bentak pria itu.
Pria yang tadi sedang buang air kecil itu tiba tiba sekarang berada di depan Kania. Pria ini berjalan maju terus memojokkan Kania hingga ke sudut ruangan.
Jarak antara wajah mereka satu sama lain sangat dekat sekali, bahkan nafas pria itu pun terasa sangat jelas di depan wajah Kania. Kania memalingkan wajahnya karna merasa malu.
"Coba tatap aku, biar ku lihat siapa wanita yang berani masuk ke sini!" kata pria itu dengan lantang.
Pria ini meraih wajah Kania dan memegang dagu nya dengan tangan kanan nya.
"Kamu anak baru ya? aku baru lihat wajahmu di kantor ini" ucap pria itu sambil terus memandang wajah Kania dari dekat.
"Maaf, saya tersesat" ujar Kania ketakutan.
"Yaudah pergi sana, kalau ada yang melihat bisa panjang urusannya" Kata pria itu melepaskan Kania.
Saat Kania hendak pergi, tiba tiba ada suara pintu yang terbuka dari luar juga suara langkah kaki yang menandakan ada orang yang sedang menuju ke dalam toilet.
Nick langsung menarik tangan Kania lalu menggandeng nya masuk ke dalam kamar mandi sambil menutup mulut Kania dengan tangan satunya agar tidak membuat suara. Nick langsung mengunci pintu kamar mandi itu dari dalam dan menyuruh Kania untuk diam.
"Ssttt. Jangan berteriak dan pelankan suaramu, bisa panjang urusan nya jika orang lain tau kamu ada di sini" bisik Nick.
Kania mengangguk menuruti perkataan Nick yang menyuruhnya diam.
"kamu sekarang naik ke atas sini agar kakimu tidak terlihat dari bawah" kata Nick menggeser posisinya sambil menunjuk Wc(duduk) yang ada di depannya.
"Apa? apa kamu sudah gila?" kata Kania dengan nada pelan.
"Cepat lakukan!" ujar Nick dengan tegas.
Kania langsung menuruti perkataan Nick dan naik ke atas Wc itu. Kania menaikkan kedua kakinya agar tidak terlihat dari bawah sambil berpegangan pada pundak Nick.
Lagi lagi jarak antara mereka berdua sangat dekat, rambut kania yang harum itu menempel pada wajah Nick. Nick mengamati wajah Kania dengan seksama saat Kania menutup matanya.
Nick melepas beberapa helai rambut panjang Kania yang menempel pada wajahnya itu lalu menggenggam nya. Nick merasakan wangi sekaligus kelembutan pada rambut Kania itu.
Rambut yang sangat wangi seperti aroma bunga, juga tipis dan halus seperti kapas membuat Nick sangat ingin mencium juga membuatnya seperti ini lebih lama lagi.
Kania yang dari tadi terus memejamkan mata itu seketika langsung membuka mata nya saat merasakan rambutnya seperti sedang tertarik oleh sesuatu. Saat Kania membuka mata, betapa terkejutnya Kania melihat Nick yang sedang menciumi rambutnya itu.
"Hei apa yang anda lakukan?" tanya Kania yang langsung meraih kembali rambutnya yang di genggam Nick.
Nick menatap Kania dan lebih mendekatkan wajahnya agar bisa memandangi wajah Kania lebih dekat.
"Kalau dilihat lihat kamu lumayan cantik juga" kata Nick sambil menyengir.
Nick semakin mendekatkan bibirnya ke wajah Kania. Kania pun menutup bibir Nick dengan kedua tangan nya agar tidak macam macam, tapi tangan Kania justru malah di genggam oleh Nick dan di usapkan ke wajah nya.
Dukung author dengan cara memasukkan novel ini ke rak buku.
Saat keduanya hanyut dalam situasi dan saling menatap satu sama lain, akhirnya suara pintu yang tertutup menandakan orang yang tadi masuk kini sudah keluar terdengar. Kania pun bisa segera pergi dari toilet. Kania langsung melepaskan genggaman tangan Nick dan mengucapkan terimakasih lalu langsung pergi dari toilet secepat mungkin. "Bukan begitu cara berterimakasih yang benar" kata Nick sambil menyengir. Tanpa menghiraukan perkataan Nick, Kania pun tetap berjalan ke depan. Kania khawatir jika nanti Ellena mencemaskan dirinya karna tak kunjung kembali setelah lama pergi. Kania pun segera pergi kembali ke ruangan Ellena, saat Kania membuka pintu ruangan nya. ternyata Ellena sudah kembali dan sedang duduk. "Kania, kamu dari mana? kenapa lama sekali?" tanya Ellena khawatir. "Aku salah masuk toilet tadi, maaf karna sudah membuatmu lama menunggu" jawab Kania tidak enak. "Salah toilet? bagaimana bisa?" kata Ellena dengan heran.
Baru saja Kania hendak duduk, tiba tiba saja ada mobil bewarna merah yang mengklakson dari luar gerbang. Riko pun langsung berdiri dan membuka kan gerbang agar mobil itu bisa masuk. Setelah itu, ternyata orang yang keluar dari mobil merah tersebut adalah David. Kania tak dapat mengenalinya karna mobil kali ini berbeda dengan yang David gunakan tadi pagi.Ini hanyalah mobil sederhana bewarna merah, berbeda dengan mobil mewah yang David gunakan untuk ke kantor dari pagi. David kali ini hanya memakai pakaian yang santai, cocok untuk tidur. Kaos polos berlengan pendek yang di balut dengan jaket, di padukan dengan celana kotak kotak yang terlihat simple. Meskipun tidak setampan Rey, tapi David memiliki daya tariknya sendiri yang tidak kalah jauh dari Rey. David memiliki kumis tipis di bawah hidung nya dan tahi lalat kecil di bawah bibirnya. "Apa yang kalian lakukan malam malam begini?" tanya David sembari berjalan menghampiri Kania dan Riko yang tengah dudu
Berbeda dengan Kania yang terlihat ketakutan seperti sedang bertemu hantu, Rey justru menampilkan dirinya yang tenang dan berwibawa. Rey tidak menunjukkan reaksi apapun termasuk kaget. Rey terlihat biasa saja seolah tidak pernah bertemu dengan Kania sebelumnya, Rey pun tidak kaget dengan ekspresi yang di tunjukkan Kania karna sudah menduga akan jadi seperti ini sebelumnya. Setelah melihat ekspresi Rey yang terkesan biasa saja, Kania pun jadi tenang karna berfikir seperti nya Rey tidak ingat apapun tentang nya dan kejadian beberapa waktu lalu. "Apa aku salah ruangan?" tanya Kania sambil berbisik bisik. "Apa maksudmu? ini benar ruangan nya kok," kata Ellena berbisik. "Coba cek sekali lagi," bisik Kania lagi. "Kamu tidak salah ruangan," saut Rey dengan tegas. Setelah mendengar suara Rey itu, Kania langsung menciut. Ia menatap sebuah tulisan yang berada diatas meja di depannya itu. Ternyata benar, pria itu adalah orang yang akan me
"Siapa aku? nanti kamu juga akan tau sendiri kok, lagi pula kita akan sering bertemu untuk seterusnya" ujar Nick. David yang tidak sengaja lewat dan melihat Nick dan Kania yang tengah berdua di depan keran air itu pun langsung menghampiri Kania. "Apa yang terjadi? kenapa tanganmu bisa jadi seperti ini?" tanya David dengan khawatir setelah melihat tangan Kania yang terluka. David segera mengajak Kania untuk pergi dari dapur dan meninggalkan Nick seorang diri di sana. "Aku hanya mau membuat teh, tapi orang itu malah membuat teh nya tumpah" kata Kania sambil menahan perih yang ia rasakan. "Ku sarankan lebih baik jangan dekat dekat dengan orang itu, malah lebih baik jika kamu tidak bertemu dengannya" ucap David dengan serius. "Memangnya siapa dia?" tanya Kania denga penasaran. "Dia Zerronick knight, sepupu tuan Rey sekaligus direktur di perusahaan ini. Sekarang ini mereka berdua sedang berseteru untuk menjadi penerus presdir" ujar
Bulu mata Kania yang ternyata sangat panjang dan tebal setelah di lihat dari dekat, mata nya yang terlihat indah saat sedang tidur. Kania yang terlihat indah saat tidur itu pun membuat Rey jadi terpikirkan sebuah ide.Rey mengambil handphone miliknya dari sakunya dan menyalakan kamera untuk mengambil foto Kania saat sedang te tertidur diam diam, tapi sayangnya Rey lupa mematikan Flash kamera nya.Kania yang semula tertidur sangat pulas itu sekarang jadi mulai terbangun setelah menyadari Flash kamera barusan. Rey tadinya berjongkok di depan Kania itupun sekarang langsung duduk dan menyembunyikan kembali handphone miliknya."Tu.. tuan kenapa bisa ada di depan saya?" tanya Kania yang kebingungan setelah bangun."Kenapa lagi? tentu saja aku mau membangunkanmu, berani beraninya kamu tertidur saat sedang bekerja!" ujar rey dengan tatapan tajam."Tapi kenapa wajah anda merah begitu?" tanya Kania."A..aku habis makan pedas. Ini sudah mau masuk
Dulu saat Kania masih kecil, ibunya sengaja menyewa seluruh lantai 2 untuk acara ulang tahunnya yang ke 10. Saat saat indah bersama ibunya yang sangat berharga.Tanpa sadar, Kania meneteskan air mata dan Rey pun jadi heran kenapa Kania tiba tiba menangis. Rey pun jadi salah tingkah karna takut Kania akan menangis lebih parah lagi.Bola matanya yang bewarna coklat itu terlihat cerah sekali saat sedang terkena cahaya matahari, tapi pada saat bola mata itu menahan air mata jadi terlihat berkilauan dan jernih.Bola matanya yang berkaca kaca itu sekarang meneteskan satu tetes air mata, air mata yang menurut Rey sangat berharga dan sayang jika terjatuh ke pipi Kania yang tembam itu.Rey memang tidak suka dengan tangisan orang, apalagi jika itu adalah perempuan. Tapi tidak dengan Kania, bukannya merasa marah maupun kesal tapi perasaan yang Rey rasakan saat ini adalah ikut bersedih saat melihat wajah yang biasanya penuh semangat itu kini kebanjian air mata.
David melihat kamar Kania yang masih terkunci, David yang tidak tega membangunkan Kania itu pun akhirnya memutuskan untuk membiarkan Kania tidur tanpa menganggu nya.Akhirnya David pun membatalkan niatnya untuk berpamitan dengan Kania, David menuruni anak tangga dengan perasaan kecewa karna ia pikir Kania akan benar benar ikut mengantarnya ke bandara."Apa wanita itu tidak jadi ikut? katanya dia mau mengantarmu?" tanya Rey setelah melihat ekspresi wajah David yang lesu setelah dari atas."Sepertinya Kania sedang tidur, lebih baik jangan membangunkannya. Toh nanti aku juga bisa mengabarinya setelah sampai" kata David."Ya sudah, ayo kita berangkat sekarang" ajak Rey sambil membantu David membawakan salah satu kopernya.Mereka bertiga melangkah keluar dari rumah, sesekali David menengok ke belakang karna masih berharap bahwa Kania mau ikut mengantarnya.Saat hendak menutup pintu, David mendengar suara langkah kaki dari atas dan berhenti sejena
Akhirnya David dan Riko pergi menaiki pesawat, Kania bersama Rey terus melambai lambaikan tangannya dari kejauhan."Sudahlah, mau berapa lama lagi kamu seperti itu terus? ayo kita pulang, aku akan mengantarmu" ajak Rey.Karna sudah kelelahan dan masih mengantuk, Kania pun mengiyakan ajakan Rey untuk segera pulang. Kania dan Rey pergi ke mobil bersama dan segera pulang menuju rumah Kania.Dalam perjalanan pun Kania hanya tertidur membiarkan Rey menyetir sendirian tanpa ada yang menemani nya bicara hingga sampai rumah."Seperti ini tidak buruk juga, kamu terlihat lebih manis saat tertidur" ucap Rey dalam hati.Saat Rey hendak mengelus wajah Kania, Kania malah terbangun."Apa kita sudah sampai?" tanya Kania."Sudah, cepat turun dan segeralah tidur. Besok kerja" ujar Rey sambil membuka kan pintu dari dalam."Iya, terimakasih sudah mengantar" kata Kania setelah turun dari mobil.Kania pun menutup kembali pintu mob