Share

Tangis Kerinduan

Kiana bilang, tidak perlu menjemput dirinya. Jadi, aku menuruti keinginan itu. Yang penting, bisa menikmati malam dengan suasana yang berbeda dari biasanya.

Tak menutup kemungkinan ada yang gadis itu sembunyikan. Sebab, dia tak pernah mau menunjukkan jalan ke tempat tinggalnya. Atau sekadar setuju aku mengantarnya pulang.

Dengan begitu, dia akan tetap menjadi mutiara yang berharga.

Pukul 07.00 malam, aku berangkat ke sebuah kafe yang cukup unik. Ada yang berbeda dariku, yaitu penampilanku.

Meski memang diriku begitu jarang berpenampilan resmi ala-ala orang kantoran super kaya raya. Demi malam ini, aku rela mengenakan setelan hitam yang sangat cocok dan fit di tubuhku.

Kafe Alexandria merupakan sebuah tempat unik karena menyediakan pemandangan alam terbuka.

Para pengunjung akan bisa menikmati betapa sejuknya bukit yang membentang, pohon-pohon yang menjulang tinggi, serta tak lupa kemerlip lampu di kota juga ikut terlihat di satu sisi lainnya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status