Share

Perasaan yang Sama

Cukup lama Carissa menatapku dengan mata terbelalak. Dia mungkin tidak percaya bahwa aku akan mengatakan kalimat tersebut.

Atau kemungkinan lain ialah bahwa dirinya masih menutup hati untuk laki-laki lain.

Akan tetapi, selang beberapa saat, dia justru tertawa terpingkal-pingkal.

“Lah, kenapa lo malah ketawa?” tanyaku sembari menggaruk-garuk tengkuk.

“Sebentar, sebentar. Berikan saya waktu buat tertawa dulu, Adrian.”

Sebisa mungkin aku tak terpicu amarah. Sebab, kuyakin bahwa Carissa tak bermaksud menertawakan perasaanku.

Aku memang tak mengatakannya secara gamblang. Namun, kutahu Carissa orang yang peka terhadap reaksi seseorang.

Dia pun mengembuskan napas panjang. Tawanya mungkin telah habis dan kini siap bicara.

“Jadi, apa maksud perkataanmu barusan, Adrian?”

“Yah, seperti yang lo denger. Gimana kalau lo jadi istri gue?”

“Istri?”

“Iya, istr

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status