Share

Sebuah Akhir Pembalasan Dendam

“Sebelum kita ke hotel, gue boleh nggak ngajak lo ke suatu tempat?”

“Ke mana?”

“Ke suatu tempat. Gue bakal tunjukin jalannya.”

Sebenarnya aku telah tidak sabar untuk membalaskan dendam dan kebencianku selama ini pada Nindya. Betapa kurang ajar mulut tajam dan sikapnya yang seolah-olah memiliki derajat lebih tinggi dariku.

Walau begitu, aku demikian menyetujui permintaannya untuk sekali ini saja. Maka, di persimpangan empat, aku berbelok ke kiri mengikuti instruksi Nindya.

“Gue nggak sabar, sih, mau menikmati malam panjang nan indah sama lo.”

Jangan berpikir dia berkata manis dengan senyuman yang begitu tulus seperti gadis-gadis dalam dongeng. Aku melihat dengan jelas kilatan cahaya di matanya yang menandakan betapa licik dan keji gadis berambut sebahu itu.

Menanggapi perkataannya, aku hanya mengangkat satu sudut bibir. Memangnya dari mana kepercayaanku bisa tumbuh lagi padanya? Tak lagi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status