Share

Sebelum Membobol Gawang

Kami telah sama-sama berada di puncak hasrat yang segera ingin diledakkan. Namun, ketika aku menyadari sebuah kehadiran dan bau asap rokok, pandanganku teralihkan ke pintu kamar.

Aku tercengang dengan saliva yang sulit dicerna. Elaine berdiri sambil menyandarkan punggungnya di kusen pintu. Sesekali, dia memicingkan mata ke arah kami yang tengah melakukan aktivitas panas.

Padahal, sedikit lagi kelelakianku menembus gawang pertahanan Susanti. Sayangnya, aku urung dan segera menjauh.

Aku mengambil handuk yang terletak di nakas dan menutupi amunisi kerasku.

“Tidak selamanya keras itu kelam, kan? Kalau kehidupan yang keras, itu sangat tidak menyenangkan. Tapi, kalau barangmu yang keras, itu terasa sangat nikmat.”

Entah apa maksud perkataan Elaine barusan. Aku belum bisa mencernanya dengan baik. Yang jelas, Susanti pun segera menutupi setiap bagian tubuhnya dengan selimut.

Ada rasa malu yang terlihat di wajahnya dan ia tidak berani men

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status