Share

Gadis Bernama Gladis

Dan kami berakhir di sini, Lina Cafe & Bar. Tak kusangka gadis berambut kucir dengan celemek berwarna cokelat itu bekerja di tempat tersebut. Dia menuntunku duduk di meja yang dekat dengan jendela.

Posisi yang nyaman karena bisa melihat rintik hujan yang berjatuhan ke bumi. Cuaca yang dingin membuatku harus menggigil beberapa kali. Sialnya, aku tidak membawa sweater.

Tak lama kemudian, gadis itu keluar dari dapur dan membawakan pesananku, yaitu kopi cokelat dan camilan berupa roti bakar berselai cokelat.

Memang pas untuk udara yang dingin. Apalagi, cokelat merupakan salah satu favoritku. Tak lupa juga, ada satu porsi kentang goreng dengan sambal balado yang begitu lezat. Aromanya menguar ke pernapasan.

“Thanks, ya.”

Gadis itu lalu tersenyum, dia menyelipkan nampan di balik kedua tangan, menempel dan sejajar dengan perutnya.

“Silakan dinikmati, ya. Sekali lagi, maaf. Gara-gara aku, kamu jadi …”

“Gue yang salah. Kenapa lo har

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status