Share

78. Tercekam dan Dilema

Ishita terus menguping pembicaraan Indrayana dengan Intan dan mamanya. Meskipun dia memunggungi mereka dan pura-pura fokus melatih senam jari kepada Bella.

"Pa, desak anak buah papa untuk lebih serius lagi mencari keberadaan Ishita dan dan anak-anaknya. Kalau mereka bersatu sama Ahem hancurlah hidupku, Pa! Lebih baik aku mati!" ujar Intan mengancam.

"Sayang, kamu bilang apa? Sekarang papa lagi mengusahakan yang terbaik demi kebahagiaanmu," sahut mamanya sambil mendekap tangan Intan memberi dukungan.

"Percayakan semua sama papa, sayang! Aku tidak mau hidupmu kamu sia-siakan begitu," hibur Indrayana.

Dret ... Dret ... Dret ...!

Ponsel Indrayana berdering telepon dari anak buahnya masuk.

"Iya halo?" sapa Indrayana.

"Bos ada kabar dari Singapura," ujar anak buah Indrayana melapor.

"Singapura? Kabar apa?" tanya Indrayana terkejut.

"Tuan Affan sedang sakit dan berobat ke rumah sakit," ujarnya.

"Apa Affan sakit

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status