Jadi, apakah Lunar hanya bisa bertarung satu malam ini saja tanpa malam-malam berikutnya?
“Aku memberikan penawaran padamu, yakni, hanya mengikuti pertandingan dua kali dalam satu bulan,” tambah pria itu.
Lunar menimbang, dua kali dalam satu bulan sepertinya bukan hal yang buruk. Ia bisa menganggap jika pekerjaan di sini hanya sebagai sampingan. Pekerjaan di café akan ia lanjutkan saja. Ia bisa menggunakan uang hasil bertanding sebagai tambahan untuk menambal kekurangan biaya hidup. Juga, jangan lupakan gaji dari café.
“Baiklah, aku terima.”
Kedua pria itu saling berpandangan dan mengangguk kecil karena jawaban Lunar. Ia tahu, bukan hal yang sulit untuk membuat Lunar menyetujui tawaran mereka. Ia mengerti jika gadis di hadapan mereka ini sama sekali bukan gadis sembarangan. Jadi, satu-satunya hal yang terpikirkan oleh mereka berdua adalah membuat Lunar muncul seminim mungkin dalam waktu satu bulan.
Tanpa Lunar
“Ya, aku baru enam belas tahun. Aku meninggalkan rumah beberapa bulan yang lalu.” Alex berdecak kesal. Jujur saja, ia ingin tahu bagaimana rupa bibi dan paman yang membiarkan gadis itu berkeliaran di usia enam belas tahun. Seharusnya, mereka bisa menahan lebih lama lagi hingga gadis itu berusia dua puluh tahun. “Lalu, bagaimana kehidupanmu saat ini? Kau bilang, kau bekerja?” “Aku bekerja sebagai pramuniaga di salah satu café dekat flat. Temanku yang merekomendasikan aku untuk bekerja di sana. Paman tahu, gaji di sana sebenarnya lumayan. Hanya saja aku merasa masih kurang untuk membayar sewa flat, sekolah, membeli keperluan dan untuk makan. Sesekali aku meminjam terlebih dahulu pada atasan untuk menutup biaya lainnya. Lalu, membayarnya saat gajian tiba.” “Jadi karena itu kau nekat mencari tambahan uang dan berakhir di tempat itu?” Lunar mengangguk dan berkata, “Ya. Sebenarnya aku sudah mencari hingga sebulan lebih. Hanya saja, kebanyakan pekerj
Setelah titik balik itu, hidup Lunar mulai berubah. Kini ia bisa memakai sepatu yang lebih nyaman dipakai karena harganya sedikit lebih mahal dari yang ia gunakan sebelumnya. Juga, sebuah senyuman yang terbit kala ia melihat nominal saldo di rekening bank-nya. Lunar tak menyesal jika ia telah menandatangani kontrak yang berisi bahwa ia terikat nama Nath di arena itu. Selain itu, ia akan mendapat denda jika memakai nama itu di arena lain. Untuk tambahan, Lunar di wajibkan memvariasikan gerakannya untuk menumbangkan lawan di setiap ia tampil agar penonton tidak bosan. Bagi Lunar tak masalah. Ia bisa memakai banyak teknik menumbangkan yang ia peroleh dari pelatihannya dulu. Ternyata, mengambil kontrak di arena itu sebanyak dua kali dalam sebulan tak buruk juga. Ia bisa merasa lebih tenang karena memiliki tabungan karena bayarannya sekali tampil terpatok tinggi. Hal itu tentu dibarengi oleh kinerjanya yang selalu bisa mengalahkan banyak lawan yang kuat dan telah
“Aku sudah memaafkanmu,” ujar Lunar.Lucas tersenyum sumringah. Langkahnya terasa lebih ringan setelah mendengar Lunar telah memaafkannya.“Tapi bukan berarti aku mau masuk lagi ke klub itu,” lanjutnya. Lucas yang sebelumnya telah tersenyum sumringah langsung menunduk dan membuat langkahnya lebih lambar dari Lunar. Lucas tidak tahu jika luka yang ia buat bisa menjadi sebegini dalamnya. Sudah banyak hal yang ia lakukan demi mendapat maaf dari Lunar. Namun, sayangnya semua itu hanya sia-sia belaka. Lunar tak seperti kebanyakan teman wanitanya yang mudah luluh dengan berbagai hadiah.Jujur saja, semakin mendekati dan mengetahui kepribadian Lunar, Lucas semakin yakin jika ia telah jatuh cinta padanya. Hal yang sejak dulu tak pernah Lucas bayangkan. Ia memang dikelilingi banyak wanita sebagai penggemarnya. Tak jarang, beberapa dari mereka juga dengan berani mengatakan menyukainya.Akan tetapi, sejak Lunar menyelamatkannya malam itu dari
Hey, Lucas! Apa yang kau pikirkan?Kenyataannya, Lunar memang memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dari manusia karena tubuh yang memang dirancang seperti itu. Lucas tak akan pernah mengerti karena ia tak tahu apa pun tentang manusia serigala. Jika ada hal yang ia mengerti, sudah pasti itu hanya sebatas mereka yang menjadi mitos.Manusia serigala seperti Lunar akan mengalami pertumbuhan yang cepat di masa emas sebelum usia dua puluh tahun. Setelah itu, mereka menua dengan sangat lambat. Tak jarang ada manusia serigala yang mencapai usia lebih dari seratus tahun. Hanya saja, jika udah mencapai angka itu, tubuh mereka sudah menunjukkan perubahannya.Sementara itu, Lunar berlari karena ia merasakan feromon Davian sekilas melintasi indera penghidunya. Selama ini, Lunar hanya dapat merasakan aromanya dari pedang yang menusuknya saat itu. Logikanya mengatakan jika feromon itu bukan berasal dari pedang yang ia miliki, melainkan dari sesuatu yang lain.Sebagai s
Lihat saja, Lunar tak akan menyerah pada mereka dan akan membuat mereka jengkel setiap saat karena ia bisa bebas dengan sesuka hatinya.Karena Lunar menuruti apa yang akan mereka lakukan padanya, ia diam. Tak memberontak saat dua orang itu mengeluarkan seutas tali dari tas mereka. Lunar menebak, mereka telah menyiapkan semua dengan matang.Membawa tali di tas, berhenti sebelum gerbang sekolah, dan menyeret Lunar ketempat seperti ini membuat Lunar berpikir, apakah feromon yang tadi juga merupakan jebakan mereka? Apapun itu, Lunar tak akan membiarkan hal ini terjadi lebih lanjut. Ia akan bertindak jika mereka berbuat keterlaluan.“Mungkin membiarkanmu di sini selama satu hari penuh tidak buruk, ya.”Lunar diam, menatap wanita berambut pink ombre itu dengan tajam. Entah yang ditatap mengerti atau tidak, Lunar tak peduli. Ia hanya mengikuti instingnya sebagai serigala.Lunar sama sekali tak berkata apapun saat kedua bawahan wanita itu mulai
12. Lunar muak. Ia tak perlu ceramah tentang pentingnya seorang teman karena baginya hal itu hanya omong kosong belaka. Ia hanya butuh Nathaline di sisinya. Cukup nama Sean yang menjadi temannya. Dan satu lagi, ia bukan manusia biasa. Ia manusia serigala yang pastinya memiliki jiwa lain di tubuhnya. Ingin mengatakan semua itu tetapi Lunar masih tahu batasannya. Ia tak ingin idenditasnya sebagai manusia serigala terbongkar begitu saja, kan? “Pergi dari hadapanku, Lucas! Aku tak tahu jika kau semenjijikkan ini. Aku tak lupa jika sebelumnya kau yang selalu menendangku keluar dari zona-mu.” “Aku tahu, Lun. Jadi, izinkan aku menebusnya.” Lunar tak menghiraukan Lucas. Ia tetap berjalan dengan angkuh dan semakin mempercepat laju langkahnya hingga Lucas kesulitan mengimbangi. Lunar memang seorang wanita, tetapi ia memiliki tinggi hampir sama dengan Lucas yang seorang model. Mungkin, jika agensi Lucas tahu keberadaan Lunar, mereka akan merekrut Lunar s
“Ini tak ada hubungannya denganmu!” sinis Lunar. Dan wanita berambut hitam panjang dengan mata merah itu hanya bisa tertawa. “Kita berbeda bangsa, kan? Jadi tak usah sok ikut campur dengan segala urusanku,” tambahnya. Mungkin keduanya akan tahu tahu jika percakapan mereka terdengar oleh satu manusia yang baru saja terindimidasi oleh Ntahlaine. Akan tetapi, Lunar tak mau ambil pusing. Ia akan meladeni seorang dengan aroma mayat di hadapannya ini. “Aku terkesan dengan keberanianmu, Wolf. Mengintimidasi seorang yang lemah dan tak sebanding denganmu soal kekuatan. Sama sekali bukan gaya seorang rogue.” Lunar bergeming. Ia sangat menyadari jika kehidupan mereka sangat diawasi dengan ketat oleh warrior yang berjaga. Terutama dengan status rogue yang ia sandang. Namun, ia tak bisa melakukan banyak hal untuk mendorong Lucas pergi dari sisinya. Pria itu terlalu keras kepala untuk seorang makhluk lemah macam manusia. Berbeda jika Lucas seorang penyihir. Ia hera
Banyak hal yang menghantui pikiran pria yang masih remaja itu. terutama tentang keadaan yang baru saja menimpanya. Lucas tahu, Lunar bukan gadis sembarangan karena melihat perangainya setelah beberapa waktu. Jika itu gadis lain, mungkin akan menunjukkan ketertarikan yang sangat kentara sekali. Namun, Lunar tidak sama sekali. Sejak kecil Lucas menerima limpahan kasih sayang yang tak terhingga dari kedua orang tuanya. Terlahir menjadi anak satu-satunya dan diiringi dengan sendok emas semakin membuat hal itu terlihat nyata. Tak pernah ia mendapat bentakan, atau menderita kekurangan. Orang tuanya akan dengan senang hati menuruti semua yang ia inginkan. Entah terkadang hal itu terdengar tidak masuk akal sama sekali. Seperti membeli sebuah restoran, misalnya. Atau mengosongkan taman hiburan untuk satu hari hanya untuk membuat ia bermain sepuasnya tanpa ada yang mengganggu. Sebagai timbal balinya, ia harus belajar banyak hal untuk masa depannya. Setiap hari belajar dengan p