Share

keempat puluh dua

“Sudahlah! Kalian masih ingin berdebat hal yang tak penting itu di sini? Tidakkah kalian malu karena menjadi tontonan gratis!?” bentak Lunar. Seketika dua orang itu terdiam dan menatap Lunar dengan pandangan berbeda. Konan yang menatapnya dengan pandangan heran, dan wanita itu dengan pandangan meremehkan. Tapi, apa peduli Lunar? Ia sama sekali tak mau tahu tentang pemikiran mereka. Yang penting belanjaan selesai, dan mereka pulang. Persetan dengan manusia sok peduli yang hanya bisa iri itu.

“Lu-Lunar, dia duluan yang memulai.” Lunar menatap Konan yang sepertinya juga menyadari pandangan sekitar pada mereka. Memalukan! Bagaimana bisa ia yang pewaris dari ayahnya yang mengesankan berakhir menjadi bahan cibiran dan tontonan gratis seperti ini? Oleh manusia biasa, pula.

“Ayo pulang!” ajak Lunar. Semua kantong belanja sudah ia pegang dan bersiap untuk keluar minimarket dengan sesegera mungkin.

“Tapi aku belum membayar belanja

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status