“Nar, hati-hati.” Nathaline memeringati Lunar yang tengah mengintai. Ia bisa mengandalkan dan menggabungkan semua indera yang ia miliki untuk membuntuti dan mengambil jarak aman untuk mangsa yang ia hadapi. Penglihatannya menangkap sesuatu, dan indera penghidunya tak akan mengkhianati dengan memberi aroma yang pernah ia kenali.
Aroma yang sekilas tercium seperti milik Davian. Begitu kuat dan membuatnya kepayang, tetapi ada hal berbeda dari aroma yang dikeluarkan oleh pedang Enma. Tak salah lagi, aroma ini adalah aroma yang pernah ia rasakan saat di gerbang sekolah waktu itu.
“Nath, tidakkah kau merasakan sesuatu yang lain?” tanya Lunar. Ia merasa semuanya begitu janggal dan tidak semudah ini.
“Entah. Kita hanya bisa mengikutinya dan harus mengetahui apa yang akan terjadi. Jika tidak begitu, kita tak akan pernah tahu apa yang terjadi.”
“Kau benar. Aku telah siap menghadapi apa pun. Bahkan jika hal itu adalah kemati
jangan-jangan apa, hayooooo
Ah, sial! Jangan katakan jika mereka berhubungan dan tak bisa dipisahkan satu dengan yang lain. Jika begini, Lunar bisa apa? Tak mungkin ia bisa memutus hubungan yang teradi karena sebuah kesengajaan, atau sebenarnya tidak ....Ia berada di lingkaran itu. Ada pria vampire serta Davian berada di dalamnya. Jika saja sejak awal ia tahu akan begini, tentu ia tak akan menerima Davian, menolak di awal dan menjadikan semua hal menjadi mudah. Sayangnya, ia tak akan bisa membalikkan waktu.“Bagaimana? Kau sudah sadar apa yang terjadi di antara kita?”Lunar menggeleng begitu ia mendengar bisikan pria vampire yang memeluknya itu. Secara garis besar, ia bisa menebak jika saat ini ia bukan lonely-wolf, melainkan chosen-mate. Chosen-mate adalah mereka yang terpilih menjadi pasangan karena hal yang terjadi secara sengaja atau tidak. Ada pengganti dari mate yang meninggalkan mate-nya. Dalam hal ini, Davian selaku mate yang telah ia terima mati di tangan pria vampire
Lunar termenung dan masih berusaha memproses apa yang telah terjadi pada dirinya. Kini ia memiliki mate seorang vampire? Tidakkah kali ini takdir benar-benar mempermainkan hidupnya? Setelah memiliki mate omega dan rogue, kini beralih ke bangsa lain. Sungguh! Selama belasan tahun ia hidup sama sekali tak pernah meminta atau berpikir jika kelak ia akan memiliki mate vampire.Bangsa yang terkenal dingin dan kejam. Tak akan segan pada mangsanya dan sanggup membunuh hanya dengan menghisap habis darahnya. Seolah tak puas, mereka bisa saja menyiksa korban atau membuatnya menjadi bagian dari mereka. Dengan racun yang mengalir di pembuluh darahnya, mereka menjadi makhluk berkekuatan tinggi dan hanya bisa dimusnahkan dengan api.“Apa salahku padamu?” tanya Lunar. Tak akan ada yang menjawabnya karena vampire bernama Cedrick itu sudah meninggalkannya di kegelapan hutan. Hanya sinar bulan yang sesekali muncul saat tak tertutupi awan dan membuatnya semakin terpuruk. Di b
“Kau tak mendapat apa pun itu bukan bagian dari kesepakatan kita. Kau ingat! Aku sama sekali tak menjanjikan apa pun. Tak ada kesepakan pasti antara kita saat itu. Dan kau saja yang terburu-buru mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan semuanya. Jadi, jangan salahkan aku!” Karin tak terima. Enak saja dia menjadi sasaran kemarahan yang tak berujung dari Lunar. Sedang selama ini ia tidak membuat kesalahan fatal.“Kau!” Lunar yang tak mampu lagi berkata kini hanya bisa menunduk. Karin benar-benar vampire-female yang tahu bagaimana bernegosiasi. Tak hanya saat ini, bahkan di masa lalu pun ia sendiri yang ceroboh dan mengedepankan emosinya untuk menghadapi Karin. Andai saja ia bisa bersikap sedikit lebih dewsa dan memperhitungkan segalanya, pasti semua tak akan menjadi seperti ini.Lagi-lagi, menyesali masa lalu yang sudah pasti tak akan kembali.“Aku akan mengatakan segala hal yang ingin kau ketahui dan kutahu. Itu janjiku. Untuk saat
Begitu Karin selesai dengan urusan Lunar yang keras kepala, ia membopong tubuh yang sudah tak memiliki kesadaran itu keluar dari lebatnya hutan. Untuk urusan bibinya yang nanti akan menghajar karena telah menyakiti putri satu-satunya itu, ia akan hadapi. Tak perlu mengelak karena ia juga salah karena tak sabar dalam menghadapi Lunar. Yang ia tahu, hanyalah ia harus secepatnya keluar. Tapi, tunggu! Ia bisa keluar dari hutan dan setelah itu ke mana? Bukankah ia sama sekali belum meminta alamat flat Lunar? Bagaimana bisa ia nanti menemukannya? “Pikirkan itu nanti, yang jelas harus keluar dulu dari sini,” ujar Karin. Dengan bermodal nekad, ia harus keluar sebelum vampire lain yang tidak mengetahui status Lunar mengejar mereka. Karena di wilayah vampire ini, bukan hanya keluarga Karin dan Cedrick saja yang mendiaminya, melainkan juga keluarga lain. Keluarga yang belum jelas mau membiarkan mereka atau tidak mengingat Lunar memiliki hal seperti ibunya, hal yang membuat mere
“Sepupu? Mana ada aku memiliki sepupu vampire sepertimu? Lagi pula, kita teramat beda jauh. Kau memiliki warna rambut merah, aku pirang. Aku werewolf, kau vampire. Dan aku lebih cantik darimu.”Tch!Karin mendecih begitu mendengar Lunar yang tengah menyombongkan dirinya. Cih, lebih cantik apanya? Karin yang terlahir dengan darah vampire di tubuhnya pasti lebih menawan. Bukankah selama ini keturunan vampire terkenal dengan parasnya yang mampu memikat pandangan calon mangsanya. Jadi, tidak ada namanya buruk rupa dalam bangsa vampire. Seperti tanaman Kantong Semar yang memikat serangga calon mangsa dengan aroma sedap yang ia keluarkan.“Tunjukkan saja jalan menuju flat-mu. Aku butuh istirahat!” Sebuah perintah mutlak dari Karin untuk Lunar mmbuatnya mendengus sebal. Enak saja menyuruhnya ini itu setelah membuatnya jengkel di waktu yang lama. Lunar pikir, apa Karin sengaja melakukan semua ini? Jika iya, apa alasannya?“Kau ini va
“Kau ini! Begitu saja sudah terlihat seperti orang yang kelelahan,” Lunar saat ia mendapati Karin yang berjalan dengan lesu di belakangnya. Ia yang sejak pagi tidak beristirahat saja belum menampilkan raut selelah itu. Apakah dalam hal ini Karin ingin mendalami perannya sebagai manusia agar tidak dicurigai sebagai bangsa asing? Padahal, Lunar tak tahu saja jika memang Karin benar-benar kelelahan.“Apakah flat-mu masih jauh?”“Tidak, sebentar lagi.”Benar saja, tak lama setelah Karin menyusuri lorong, Lunar mengetuk pintu. Ada sebuah suara yang terdengar dari dalam dan setelahnya pintu terbuka. Dalam hati Karin bertanya-tanya, apakah ini benar flat Lunar? Jika benar, mengapa Lunar harus mengetuk pintu terlebih dahulu dan dibukakan oleh orang lain? Ah, tidak. Maksudnya werewolf lain.“Lunar! Syukurlah kau kembali. Aku hampir mengerahkan banyak bawahan ayahku untuk mencarimu jika sampai fajar kau tak pulang!” p
Shadow.Adalah hal yang Konan sembunyikan dari mata publik. Bahkan ayahnya yang selama ini memantaunya pun tak tahu akan keberadaan sesuatu yang seperti namanya itu. Arti dari shadow adalah bayangan. Selayaknya hal yang tak bisa digenggam, shadow hanya menjadi milik tuannya. Semakin terang cahaya menyinari, shadow atau bayangan akan menjadi semakin pekat.Begitu pula Shadow yang konan ciptakan. Ia mungkin minim dalam hal pengetahuan dan ketangkasan jika dibandingkan dengan sang ayah, tetapi bukan berarti ia bisa diam saja dan menunggu semua datang menghampirinya. Kekuatan tidak ditunggu, melainkan dibangun agar tubuh terbiasa.Shadow adalah kumpulan pasukan bayangan milik Konan yang bergerak dalam kheningan. Mereka tidak bisa dideteksi karena pasukan ini memiliki anggota yang bisa berbaur di mana saja. Shadow bukan hanya dari kalangan werewolf saja, melainkan dari vampire juga. Untuk hal ini, ia harus berterima kasih pada ayahnya karena secara tak langsung, ayah
Membiasakan sesuatu yang belum bisa terbiasa merupakan hal yang sulit. Seperti itulah keadaan Lunar saat ia bangun pagi dan mendapati dua orang tengah beradu tatapan datar antara satu sama lain. Konan Dan Karin. Dua orang berbeda latar belakang, warna rambut, dan bangsa itu kini tengah duduk berhadapan di meja makan dan saling mengeluarkan aura tak mengenakkan.Eh, tunggu!Bagaimana bisa ada meja makan dengan empat kursi di flat-nya ini? Bukankah seingat Lunar, ia sama sekali tak pernah membelinya. Kemarin ia bahkan masih makan dengan satu kursi yang sekarang entah di mana berada.“Aku baru saja bangun tidur, mendapati kursi asing di flat sewaanku dan melihat kalian yang memasang aura permusuhan seperti ini. Tidakkah salah satu dari kalian ingin memberikanku jawaban?” tanya Lunar. Wajah sayu nan kusut tak bisa menyembunyikan keadaannya yang belum menyentuh lantai kamar mandi sama sekali.“Dia yang memulai!” pekik keduanya kompak. B