“Kau tak mendapat apa pun itu bukan bagian dari kesepakatan kita. Kau ingat! Aku sama sekali tak menjanjikan apa pun. Tak ada kesepakan pasti antara kita saat itu. Dan kau saja yang terburu-buru mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan semuanya. Jadi, jangan salahkan aku!” Karin tak terima. Enak saja dia menjadi sasaran kemarahan yang tak berujung dari Lunar. Sedang selama ini ia tidak membuat kesalahan fatal.
“Kau!” Lunar yang tak mampu lagi berkata kini hanya bisa menunduk. Karin benar-benar vampire-female yang tahu bagaimana bernegosiasi. Tak hanya saat ini, bahkan di masa lalu pun ia sendiri yang ceroboh dan mengedepankan emosinya untuk menghadapi Karin. Andai saja ia bisa bersikap sedikit lebih dewsa dan memperhitungkan segalanya, pasti semua tak akan menjadi seperti ini.
Lagi-lagi, menyesali masa lalu yang sudah pasti tak akan kembali.
“Aku akan mengatakan segala hal yang ingin kau ketahui dan kutahu. Itu janjiku. Untuk saat
Begitu Karin selesai dengan urusan Lunar yang keras kepala, ia membopong tubuh yang sudah tak memiliki kesadaran itu keluar dari lebatnya hutan. Untuk urusan bibinya yang nanti akan menghajar karena telah menyakiti putri satu-satunya itu, ia akan hadapi. Tak perlu mengelak karena ia juga salah karena tak sabar dalam menghadapi Lunar. Yang ia tahu, hanyalah ia harus secepatnya keluar. Tapi, tunggu! Ia bisa keluar dari hutan dan setelah itu ke mana? Bukankah ia sama sekali belum meminta alamat flat Lunar? Bagaimana bisa ia nanti menemukannya? “Pikirkan itu nanti, yang jelas harus keluar dulu dari sini,” ujar Karin. Dengan bermodal nekad, ia harus keluar sebelum vampire lain yang tidak mengetahui status Lunar mengejar mereka. Karena di wilayah vampire ini, bukan hanya keluarga Karin dan Cedrick saja yang mendiaminya, melainkan juga keluarga lain. Keluarga yang belum jelas mau membiarkan mereka atau tidak mengingat Lunar memiliki hal seperti ibunya, hal yang membuat mere
“Sepupu? Mana ada aku memiliki sepupu vampire sepertimu? Lagi pula, kita teramat beda jauh. Kau memiliki warna rambut merah, aku pirang. Aku werewolf, kau vampire. Dan aku lebih cantik darimu.”Tch!Karin mendecih begitu mendengar Lunar yang tengah menyombongkan dirinya. Cih, lebih cantik apanya? Karin yang terlahir dengan darah vampire di tubuhnya pasti lebih menawan. Bukankah selama ini keturunan vampire terkenal dengan parasnya yang mampu memikat pandangan calon mangsanya. Jadi, tidak ada namanya buruk rupa dalam bangsa vampire. Seperti tanaman Kantong Semar yang memikat serangga calon mangsa dengan aroma sedap yang ia keluarkan.“Tunjukkan saja jalan menuju flat-mu. Aku butuh istirahat!” Sebuah perintah mutlak dari Karin untuk Lunar mmbuatnya mendengus sebal. Enak saja menyuruhnya ini itu setelah membuatnya jengkel di waktu yang lama. Lunar pikir, apa Karin sengaja melakukan semua ini? Jika iya, apa alasannya?“Kau ini va
“Kau ini! Begitu saja sudah terlihat seperti orang yang kelelahan,” Lunar saat ia mendapati Karin yang berjalan dengan lesu di belakangnya. Ia yang sejak pagi tidak beristirahat saja belum menampilkan raut selelah itu. Apakah dalam hal ini Karin ingin mendalami perannya sebagai manusia agar tidak dicurigai sebagai bangsa asing? Padahal, Lunar tak tahu saja jika memang Karin benar-benar kelelahan.“Apakah flat-mu masih jauh?”“Tidak, sebentar lagi.”Benar saja, tak lama setelah Karin menyusuri lorong, Lunar mengetuk pintu. Ada sebuah suara yang terdengar dari dalam dan setelahnya pintu terbuka. Dalam hati Karin bertanya-tanya, apakah ini benar flat Lunar? Jika benar, mengapa Lunar harus mengetuk pintu terlebih dahulu dan dibukakan oleh orang lain? Ah, tidak. Maksudnya werewolf lain.“Lunar! Syukurlah kau kembali. Aku hampir mengerahkan banyak bawahan ayahku untuk mencarimu jika sampai fajar kau tak pulang!” p
Shadow.Adalah hal yang Konan sembunyikan dari mata publik. Bahkan ayahnya yang selama ini memantaunya pun tak tahu akan keberadaan sesuatu yang seperti namanya itu. Arti dari shadow adalah bayangan. Selayaknya hal yang tak bisa digenggam, shadow hanya menjadi milik tuannya. Semakin terang cahaya menyinari, shadow atau bayangan akan menjadi semakin pekat.Begitu pula Shadow yang konan ciptakan. Ia mungkin minim dalam hal pengetahuan dan ketangkasan jika dibandingkan dengan sang ayah, tetapi bukan berarti ia bisa diam saja dan menunggu semua datang menghampirinya. Kekuatan tidak ditunggu, melainkan dibangun agar tubuh terbiasa.Shadow adalah kumpulan pasukan bayangan milik Konan yang bergerak dalam kheningan. Mereka tidak bisa dideteksi karena pasukan ini memiliki anggota yang bisa berbaur di mana saja. Shadow bukan hanya dari kalangan werewolf saja, melainkan dari vampire juga. Untuk hal ini, ia harus berterima kasih pada ayahnya karena secara tak langsung, ayah
Membiasakan sesuatu yang belum bisa terbiasa merupakan hal yang sulit. Seperti itulah keadaan Lunar saat ia bangun pagi dan mendapati dua orang tengah beradu tatapan datar antara satu sama lain. Konan Dan Karin. Dua orang berbeda latar belakang, warna rambut, dan bangsa itu kini tengah duduk berhadapan di meja makan dan saling mengeluarkan aura tak mengenakkan.Eh, tunggu!Bagaimana bisa ada meja makan dengan empat kursi di flat-nya ini? Bukankah seingat Lunar, ia sama sekali tak pernah membelinya. Kemarin ia bahkan masih makan dengan satu kursi yang sekarang entah di mana berada.“Aku baru saja bangun tidur, mendapati kursi asing di flat sewaanku dan melihat kalian yang memasang aura permusuhan seperti ini. Tidakkah salah satu dari kalian ingin memberikanku jawaban?” tanya Lunar. Wajah sayu nan kusut tak bisa menyembunyikan keadaannya yang belum menyentuh lantai kamar mandi sama sekali.“Dia yang memulai!” pekik keduanya kompak. B
“Bagaimana kau akan menjelaskan keadaan kalian pada Lunar? Tidakkah kau takut jika dia akan berbalik membencimu jika tahu kebenaran ini? Kau tahu, selama ini Lunar telah mencari keberadaan ibunya. Dan kau, aku yakin jika dirimulah vampire yang saat itu menolak memberikan informasi apa pun bahkan saat Lunar merendahkan harga dirinya.”Konan menunjuk dada Karin dan berusaha menjatuhkan mentalnya. Sayangnya, tak kan semudah itu untuk Konan menjatuhkan Karin. Berada dekat dengan makhluk bertubuh dan sifat dingin membuatnya kebal akan permainan mental seperti ini. Ibunya memang seorang manusia, tetapi direndahkan oleh keluarga sang ayah seolah sudah menjadi makanan sehari-hari baginya.“Saat itu aku memang dalam kondisi tertentu, She. Aku terikat pada janji tak kasat mata dan tak akan memberitahu siapa pun sebelum janjiku terpenuhi. Dan semalam adalah batas waktu perjanjian itu. Jadi, aku sudah bebas muncul kapan pun aku mau pada Lunar. Bahkan untuk mendek
“Baiklah, aku diam. Silakan lanjutkan apa yang ingin kalian bicarakan!” perintah Konan. Ada nada jengkel di kalimat yang ia ucapkan sebagai tanda ia tak menyukai suasana ini.“Tentu saja tanpa kau, kau tak tahu jika aku hanya ingin berbincang berdua saja dengan Karin? Ini masalahku, tak ada hubungannya denganmu sama sekali!” tukas Lunar. Sedekat apa pun ia dengan Konan, tetap saja yang paling dekat adalah Karin. Hubungan mereka berdua telah kandas begitu Davian tiada. Dan kini, tak ada masalah jika Lunar mengusir Konan karena ingin berbincang berdua dengan Karin, kan?“Apa maksudmu, Lun? Aku juga berhak tahu.”Konan mulai tak sabar. Setelah ia tak dianggap apa pun, kini ia diusir dan tak diberi hak untuk tahu apa yang mereka bicarakan. Huh! Padahal ia di sini juga karena membantu Lunar memperpanjang izin kepada kedutaan. Setelah urusannya selesai, ia diusir. Sialan sekali.“Selagi aku meminta dengan baik, maka jan
“Lalu, apa yang kau ketahui tentang Guru Dan? Tak mungkin, kan, beliau melakukan banyak hal tanpa sebab yang jelas? Kukira bkan hanya karena Guru Dan merupakan teman bibiku lalu semuanya dilakukan dengan begitu baik?” Dulu, Lunar mengira jika pengajaran yang ia dapatkan dari Guru Dan merupakan suatu hal yang sudah sewajarnya yang dilakukan oleh sahabat bibinya. Namun, perkataan Karin ada benarnya juga, tak mungkin, kan, Guru Dan melakukan semuanya dengan percuma?“Kau mungkin sudah mengetahui jika ayah, bibi, dan gurumu itu merupakan tiga orang yang menjalin hubungan dekat, kan?” tanya Karin dan dijawab anggukan oleh Lunar . Ia ingin membuat Lunar berpikir terlebih dahulu daripada langsung mengatakan semuanya. Baginya, orang dengan type keras kepala seperti Lunar harus disadarkan sedikit demi sedikit.“Ini hanya dugaan kami sementara, bahwa ada suatu perjanjian antara ayahmu dengannya. Yang kutahu dari Bibi, Paman memiliki satu batu permat