Membiasakan sesuatu yang belum bisa terbiasa merupakan hal yang sulit. Seperti itulah keadaan Lunar saat ia bangun pagi dan mendapati dua orang tengah beradu tatapan datar antara satu sama lain. Konan Dan Karin. Dua orang berbeda latar belakang, warna rambut, dan bangsa itu kini tengah duduk berhadapan di meja makan dan saling mengeluarkan aura tak mengenakkan.
Eh, tunggu!
Bagaimana bisa ada meja makan dengan empat kursi di flat-nya ini? Bukankah seingat Lunar, ia sama sekali tak pernah membelinya. Kemarin ia bahkan masih makan dengan satu kursi yang sekarang entah di mana berada.
“Aku baru saja bangun tidur, mendapati kursi asing di flat sewaanku dan melihat kalian yang memasang aura permusuhan seperti ini. Tidakkah salah satu dari kalian ingin memberikanku jawaban?” tanya Lunar. Wajah sayu nan kusut tak bisa menyembunyikan keadaannya yang belum menyentuh lantai kamar mandi sama sekali.
“Dia yang memulai!” pekik keduanya kompak. B
“Bagaimana kau akan menjelaskan keadaan kalian pada Lunar? Tidakkah kau takut jika dia akan berbalik membencimu jika tahu kebenaran ini? Kau tahu, selama ini Lunar telah mencari keberadaan ibunya. Dan kau, aku yakin jika dirimulah vampire yang saat itu menolak memberikan informasi apa pun bahkan saat Lunar merendahkan harga dirinya.”Konan menunjuk dada Karin dan berusaha menjatuhkan mentalnya. Sayangnya, tak kan semudah itu untuk Konan menjatuhkan Karin. Berada dekat dengan makhluk bertubuh dan sifat dingin membuatnya kebal akan permainan mental seperti ini. Ibunya memang seorang manusia, tetapi direndahkan oleh keluarga sang ayah seolah sudah menjadi makanan sehari-hari baginya.“Saat itu aku memang dalam kondisi tertentu, She. Aku terikat pada janji tak kasat mata dan tak akan memberitahu siapa pun sebelum janjiku terpenuhi. Dan semalam adalah batas waktu perjanjian itu. Jadi, aku sudah bebas muncul kapan pun aku mau pada Lunar. Bahkan untuk mendek
“Baiklah, aku diam. Silakan lanjutkan apa yang ingin kalian bicarakan!” perintah Konan. Ada nada jengkel di kalimat yang ia ucapkan sebagai tanda ia tak menyukai suasana ini.“Tentu saja tanpa kau, kau tak tahu jika aku hanya ingin berbincang berdua saja dengan Karin? Ini masalahku, tak ada hubungannya denganmu sama sekali!” tukas Lunar. Sedekat apa pun ia dengan Konan, tetap saja yang paling dekat adalah Karin. Hubungan mereka berdua telah kandas begitu Davian tiada. Dan kini, tak ada masalah jika Lunar mengusir Konan karena ingin berbincang berdua dengan Karin, kan?“Apa maksudmu, Lun? Aku juga berhak tahu.”Konan mulai tak sabar. Setelah ia tak dianggap apa pun, kini ia diusir dan tak diberi hak untuk tahu apa yang mereka bicarakan. Huh! Padahal ia di sini juga karena membantu Lunar memperpanjang izin kepada kedutaan. Setelah urusannya selesai, ia diusir. Sialan sekali.“Selagi aku meminta dengan baik, maka jan
“Lalu, apa yang kau ketahui tentang Guru Dan? Tak mungkin, kan, beliau melakukan banyak hal tanpa sebab yang jelas? Kukira bkan hanya karena Guru Dan merupakan teman bibiku lalu semuanya dilakukan dengan begitu baik?” Dulu, Lunar mengira jika pengajaran yang ia dapatkan dari Guru Dan merupakan suatu hal yang sudah sewajarnya yang dilakukan oleh sahabat bibinya. Namun, perkataan Karin ada benarnya juga, tak mungkin, kan, Guru Dan melakukan semuanya dengan percuma?“Kau mungkin sudah mengetahui jika ayah, bibi, dan gurumu itu merupakan tiga orang yang menjalin hubungan dekat, kan?” tanya Karin dan dijawab anggukan oleh Lunar . Ia ingin membuat Lunar berpikir terlebih dahulu daripada langsung mengatakan semuanya. Baginya, orang dengan type keras kepala seperti Lunar harus disadarkan sedikit demi sedikit.“Ini hanya dugaan kami sementara, bahwa ada suatu perjanjian antara ayahmu dengannya. Yang kutahu dari Bibi, Paman memiliki satu batu permat
“Lalu, di mana ibuku dan kalian berada? Mengapa tak datang saat aku kesulitan?” tanya Lunar. Pertanyaan yang selalu ia ingat akan menanyakannya pada siapa pun yang ia temui. “Kupikir ibuku telah tiada karena sudah belasan tahun tidak mencari maupun menunjukkan keberadaannya padaku.”“Kami tak berani mendekatimu karena batasan itu, Nar. Kau tahu sendiri, kan, bahwa bangsa werewolf dan vampire tak pernah bisa akur? Juga dengan status Bibi yang masih belum memiliki kebebasan untuk berkeliaran sesukanya. Percayalah, Lun! Kami pun tak bisa bergerak bebas bahkan hanya untuk sekadar mendekatimu.”“Kenapa?”“Sejak Bibi dinyatakan hilang, ayah dan ibuku terus mencarinya tanpa henti. Sedang Paman memilih untuk membawamu ke pack tempatnya tumbuh karena tahu jika gen werewolf dalam dirimu lebih kuat. Awal mulanya aku tak tahu, hanya saja bibi mengatakan bahwa Paman terluka parah saat membawamu pergi. Sedangkan Bibi, tak
Jika menilik dari apa yang telah Karin sampaikan, pastilah keadaan Lunar bukan hal yang sepele dan bisa dihadapi dengan sekali kedipan mata. Cedrick tak melepaskannya dan cenderung mengikat tentu karena suatu hal. Apa lagi sampai memberikan darahnya begitu saja.Bagi bangsa vampire, darah adalah kekuatan yang tak boleh diberikan ke sembarang makhluk. Manusia bisa menjadi seperti mereka, dan werewolf akan menjadi makhluk dengan kekuatan di atas rata-rata. Sangat jarang dari werewolf yang memiliki pasangan vampire. Ah, tidak! Bahkan dipastikan tidak ada. Setahu Karin, baru Cedrick lah yang berani mengambil keputusan berat seperti ini.Akan tetapi, mengingat asal muasal Lunar, hal itu bisa saja terjadi. Lunar memiliki darah manusia dan aroma manis yang diturunkan dari ibunya. Tubuhnya bukan werewolf secara penuh, hingga bau yang biasanya vampire hindari tersamarkan dengan baik. Bagi kaum vampire, Lunar bisa menjadi harta karun, tetapi di satu sisi ia bisa menjadi senjata
Karin benar-benar melakukan apa yang telah ia ucapkan. Setelah pembicaraan mereka pagi itu, ia mengajak Lunar untuk membeli sedikit keperluan, seperti ranjang single dan sebuah lemari. Mereka akan berbagi kamar dan flat. Untuk urusan keperluan, Karin telah menyarankan untuk berhenti bekerja di cafe. Lalu untuk pertarungan dunia bawah, Lunar masih belum mengatakannya pada Karin. Ia berencana untuk mengatakan pada Karin di pertarungan selanjutnya dan menjadikannya pertarungan terakhir.“Tidak bisakah aku berbicara pada ibuku? Dengan melalui media sosial pun tak apa. Aku benar-benar ingin tahu seperti apa beliau,” lirih Lunar. Ia kini tengah berada di cafe yang dekat dengan toko furniture. Begitu mereka selesai belanja, toko akan mengantarkan barang mereka ke flat di jam yang disepakati.Karin menyesap secangkir americano dengan uap yang masih mengepul itu dengan senyuman tipis. Sudah ia duga jika Lunar pasti akan meminta untuk bertemu dengan bibinya. Namun, s
“Aku tidak bercanda, Sepupu! Kau pikir harus bagaimana nasibku? Akan mudah jika ayahku yang manusia, ibu bisa melahirhan lebih dari satu anak untuk jangka waktu lima puluh tahun. Jika yang manusia adalah wanita, maka setelah melahirkan ia akan mati. Hanya menjadi vampire lah satu-satunya cara agar ibuku tetap ada. Dengan menyerahkan dirinya pada keabadian, maka ibuku harus rela jika rahimnya rusak karena racun vampire dan tidak bisa memproduksi sel telur lagi,” jelas Karin.Lunar mungkin masih belum mengerti tentang logika ini. Vampire memang memiliki racun di dalam tubuhnya, dan hal itulah yang membuat keturunan mereka menjalani takdir yang rumit. Ia ingin sekali tahu lebih banyak hal. Namun, situasinya masih belum mendukung karena mereka masih berada di tempat umum. Tak apa, ia bisa lebih sabar untuk menunggu. Lagi pula, ia tinggal bersama vampire sekarang.Tak akan lagi yang membatasi geraknya karena kini ia menjadi pasangan dari salah satu keluarga vamp
Ah, Karin dengan segala mulut embernya memang patut untuk disekolahkan agar menjadi lebih baik. Belum cukup membuatnya malu karena pekikannya, ia sudah dibuat geram dengan ejekan pada ponselnya. Kheh! Karin yang sejak kecil hidup enak, tahu apa tentang hal ini?“Tidak! Akulah yang akan membelikannya sebagai hadiah untuk klaim kita.” Sebuah suara berat nan dalam membuat bulu kuduk Karin dan Lunar berdiri. Tanpa mereka sadari, Cedrick telah datang dan berdiri di belakang Lunar. Yang mereka berdua herankan, mengapa kedatangan Cedrick sama sekali tak terdeteksi?“Kau!” Lunar berdiri dan membalik badannya hingga menghadap Cedrick. Ia menatap nyalang wajah menyebalkan yang tanpa ia mau datang ke dalam mimpinya setelah klaim mereka. Jujur saja, Cedrick memiliki garis wajah tegas yang tak dimiliki Davian. Dengan rambut hitam cepak dan mata senada dengan itu. Tunggu! Bukankah malam itu bisa melihat mata Cedrick berwarna merah?“Aku merinduka