Share

Terjatuh di Pangkuan Felix

Akhirnya Felix mengalah dan menuruti tindakan Chaterine yang lebih memilih untuk pulang berdua saja dengannya. Di sepanjang jalan, Felix terus memperhatikan raut wajah Chateirne yang terlihat senang.

"Ada apa? apa ada yang aneh dengan wajahku?" tanya Chaterine setelah tau bahwa dari tadi Felix terus mengamati dirinya.

"Ah tidak, saya hanya kaget saja melihat nona seperti sedang senang begitu" jawab Felix sambil mengalihkan tatapannya.

"Tentu saja aku senang, karna sekarang aku sedang berdua bersamamu" ujar Chaterine sambil tersenyum menghadap ke depan.

Perkataan Chaterine barusan membuat Felix salah paham. Wajah Felix jadi memerah setelah mendengar bahwa Chaterine senang bisa berdua saja dengannya.

"Jarang jarang aku bisa bebas tanpa pengawalan begini, ya kan?" lanjut Chaterine.

Felix yang semula sudah terlalu percaya diri itu pun langsung merasa malu karna salah mengartikan maksud dari ucapan Chaterine.

"Tentu saja," jawab Felix.

Akhirnya selama perjalanan yang ada hanyalah suasana canggung antara Chaterine dan Felix.

****

"Ini, cepat kamu pindah ke sini" ujar Chaterine dengan buru buru menyerahkan kemudi pada Felix.

"Sebentar nona, ini terlalu berbahaya" jawab Felix khawatir.

"Lebih bahaya mana dengan amarah ayah?" kata Chaterine.

"Ten.. tentu saja lebih bahaya jika tuan besar marah, tapi tetap saja kita harus berhenti dulu kalau ingin berpindah duduk" ujar Felix.

"Kan ada kamu, kamu tidak akan membiarkan terjadi apapun padaku kan? sekarang cepatlah pindah kemari," ucap Chaterine sambil menarik lengan jas Felix.

Chaterine segera berdiri dari duduknya sambil terus menyetir sementara Felix duduk di bagian kemudi sesuai dengan perintah Chaterine.

"Nah sekarang cepat setir, aku akan pindah ke belakang" ujar Chaterine sambil menengok ke arah Felix.

Jarak diantara mereka berdua sangat dekat. Felix duduk tepat di belakang Chaterine, sementara Chaterine masih terus berdiri sambil menyetir di depan Felix.

"Aku lepas kemudinya sekarang ya," kata Chaterine.

"Tung.. tunggu dulu nona!" teriak Felix yang mulai panik.

Karna tertutup oleh rambut Chaterine yang panjang, Felix jadi sulit melihat ke depan. Apalagi dengan Chaterine yang masih berdiri itu, punggungnya menghalangi tangan Felix untuk memegang kemudi.

"Sekarang sudah kan? karna jalanannya sepi jadi tidak apa apa," ujar Chaterine yang bersikap santai setelah agak menjauh dari setir mobil.

Chaterine mulai melangkah untuk berpindah duduk ke belakang dengan berpegangan pada pundak Felix sebagai tumpuan. Felix pun memegangi kedua tangan Chaterine agar tidak terjatuh.

Tiba tiba terjadi guncangan dalam mobil. Jalan yang semula terasa mulus kini jadi berguncang guncang dan mobilnya tiba tiba mulai berhenti.

"Kyaaaa!" teriak Chaterine akibat guncangan.

"Nona! hati hati!" teriak Felix sambil memegang pinggang Chaterine agar tidak terjatuh.

Karna guncangan itu, Chaterine yang semula berdiri hendak melangkah ke belakang pun terjatuh di pangkuan Felix. Chaterine terjatuh dalam posisi duduk berlawanan arah diatas pangkuan Felix.

Chaterine yang masih merasa kaget itu memeluk Felix dengan kuat. Tangan Chaterine yang kecil itu memeluk Felix dengan erat, tubuh Chaterine yang gemetaran dengan hebat pun sampai terasa di dada Felix.

Tangan Felix pun masih melingkar dengan kuat di pinggang Chaterine. Keduanya terhanyut dalam pelukan satu sama lain dalam beberapa lama.

Wangi tubuh Chaterine juga rambutnya yang menempel di wajah Felix itu membuatnya tidak mau melepaskan pelukannya. Begitu juga dengan Chaterine, dada Felix yang bidang dan hangat membuatnya nyaman jika dipeluk seperti itu.

Suara nafas dan jantung Chaterine yang berdetak dengan cepat terdengar sangat jelas di telinga Felix. Apalagi saat bernafas, hidung Chaterine terus menyentuh lehernya, membuat Felix sedikit merasa geli.

"No.. nona, anda tidak apa apa?" tanya Felix sambil terus memeluk Chaterine.

"Ma.. maaf, aku kira kita akan menabrak sesuatu jadi aku memelukmu" ujar Chaterine yang tidak enak sambil langsung melepaskan pelukannya yang tadi sangat erat pada Felix.

"Ah, tidak apa apa" jawab Felix dengan canggung.

Chaterine menatap ke bawah lalu menyadari dirinya yang dari tadi masih terus duduk di pangkuan Felix, "Ah.. maaf, kamu pasti pegal ya"

Chaterine langsung berdiri dan duduk di sebelah Felix karna merasa tidak enak. Keduanya merasa sangat malu dengan apa yang terjadi barusan. Apalagi setelah berpelukan dalam posisi yang memalukan seperti tadi.

"Tidak apa apa, nona juga tidak berat. Jadi tidak sampai membuat saya merasa pegal," jawab Felix.

"Ma.. maaf ini gara gara aku, jika saja aku tidak bertindak kekanak kanakan seperti tadi," tutur Chaterine dengan raut wajah murung.

"Tidak, ini bukan salah nona. Sepertinya ada masalah dengan mobilnya, biar saya mengeceknya terlebih dahulu" kata Felix mengalihkan pembicaraan.

Akhirnya Felix keluar dari mobil dan mengecek mesin mobil dengan membuka bagian depan mobil.

"Aneh, tidak ada yang bermasalah di sini" ujar Felix merasa heran.

"Bagaimana? apa yang rusak?" tanya Chaterine yang penasaran.

"Nona, anda tidak perlu sampai keluar dari mobil seperti ini," kata Felix yang merasa tidak enak.

"Tidak apa apa, lagipula ini terjadi gara gara aku. Aku punya hak untuk tau," jawab Chaterine dengan tegas.

"Huh.. baiklah," kata Felix menghela nafas berat.

"Jadi, apa yang rusak?" tanya Chaterine sekali lagi.

"Di bagian sini tidak ada yang rusak," jawab Felix.

"Apa kamu sudah lihat bagian ban yang belakang?" tanya Chaterine.

"Ah iya, saya belum mengeceknya" jawab Felix.

Felix segera berpindah ke belakang untuk mengecek kondisi ban di bagian belakang diikuti dengan Chaterine.

"Sepertinya bannya bocor setelah terkena sesuatu yang menyebabkan kita terguncang tadi," kata Felix setelah mengamati keadaan ban belakang.

Wajah Chaterine jadi merah setelah teringat dengan apa yang terjadi saat mobilnya terguncang tadi.

"Nona?" tanya Felix yang heran melihat Chaterine yang memasang ekspresi wajah malu.

"Ehem, apa kita tidak punya ban pengganti?" tanya Chaterine.

Felix langsung membuka bagian belakang mobil untuk mengecek apakah ada ban yang bisa digunakan atau tidak.

"Sepertinya kita harus mencari bengkel di sekitar sini. Anda pulanglah terlebih dahulu, saya akan menelfon pengawal yang berada di rumah agar segera mengirimkan mobil untuk menjemput nona," kata Felix sambil merogoh kantongnya untuk mengambil ponsel.

"Tidak!" teriak Chaterine sambil memegang tangan Felix untuk menghentikannya.

"Apa?" tanya Felix yang merasa heran.

"Setelah pengawal lainnya tau jika sampai terjadi hal seperti ini apalagi aku yang pulang berdua saja denganmu mereka pasti akan melaporkannya pada ayah, apa kamu tega jika aku dimarahi?" ujar Chaterine.

"Tentu saja tidak," jawab Felix dengan nada datar.

"Lebih baik sekarang kita mencari bengkel sama sama lalu memesan kendaraan untuk pulang," usul Chaterine.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status