Semua karyawan pada saat itu hanya bisa menatap Chaterine dengan kagum. Mereka sangat bangga sekali bisa jadi bagian dari JIAN GROUP dan bisa dapat kesempatan untuk melihat Chaterine secara dekat.
"Mari saya antar ke ruang rapat, tuan dan nona. Tuan Candra dan yang lainnya sudah menunggu," kata salah seorang pengawal Cervan yang menghampirinya begitu masuk ke dalam kantor.
Chaterine dan rombongannya pun mengikuti pegawai tersebut hingga ke salah satu ruangan yang berada di lantai 2. Sementara para karyawan lainnya kembali bekerja begitu selesai menyambut Chaterine.
"Nona! Akhirnya anda datang juga. Saya dan putra saya sudah menantikan anda sejak tadi," kata Candra yang merupakan direktur di JIAN GROUP.
"Benarkah?" ujar Chaterine yang hanya menanggapi bualan Candra sewajarnya.
"Tentu saja. Putraku, apa yang kamu lakukan? Cepat beri salam pada nona Chaterine," kata Candra tergesa gesa.
"Selamat datang, nona. Saya tidak menyangka kita bertemu k
Dukung author dengan cara memberikan riview dengan bintang 5. Dukungan dari kalian, sangat berarti untuk author :)
"Maafkan saya yang sudah tidak sopan ini. Apa yang di katakan putra tuan Candra memang benar, tapi ... saya rasa itu pendapat yang ketinggalan jaman." kata Chaterine menarik perhatian."Bagaimana bisa ketinggalan jaman? Coba jelaskan," kata Cervan yang semakin tertarik."Mengenai pendapat Leo yang memikirkan kerugiannya, itu adalah hal yang wajar yang tentu saja pernah dialami para produsen seperti kita. Tapi menurut saya, pemikiran seperti itu adalah pemikiran lawas dan lebih baik dibuang saja. Apa anda sekalian ingin mendengarkan tentang pendapat saya?" ujar Chaterine yang semakin membuat lainnya penasaran.Semua orang mengangguk dan menatap Chaterine seolah menantikan penjelasannya. Hanya ada satu orang yang tidak suka, yaitu Candra. Sepertinya ia marah karna tadi Chaterine mengambil kesempatan putranya untuk mencari muka."Tunggu dulu, tuan tuan! Bukankah hal yang wajar jika para produsen seperti kita mengkhawatirkan kerugian? Bukankah hal yang baru s
Akhirnya presdir pun keluar dari ruangan rapat dengan cepat karna ada hal mendesak yang harus ia urus. Diikuti dengan para karyawannya yang mengikutinya di belakang."Tunggu dulu, nona!" teriak Candra yang mencoba menghentikan Chaterine saat hendak berdiri daru kursinya."Apa ada lagi hal yang harus kita berdua bicarakan, tuan Candra," tanya Chaterine dengan sopan."Anda tidak usah berpura pura sopan begitu, sekarang sudah tidak ada lagi yang memperhatikan kita." kata Candra."Iya ya, baguslah kalau begitu. Sekarang cepat katakan ada apa, aku mau segera menyusul ayahku." ujar Chaterine."Anda sengaja kan? Berbuat seperti tadi untuk membuat saya dan anak saya malu," kata Candra mengungkit kembali masalah yang tadi."Yang mana ya? Aku lupa," ujar Chaterine berpura pura tidak ingat."Tidak usah berpura pura lupa seperti itu, nona. Anda sengaja kan mempermalukan saya tadi dengan bicara seolah tidak mengenali anak saya, padahal anda berdua
Mungkin karna sudah mulai masuk jam makan siang, kantin jadi lebih ramai dengan dipenuhi para karyawan yang sedang makan. Chaterine yang datang pada saat itu pun jadi menarik banyak perhatian karyawan lainnya. "Kamu mau makan apa? Biar aku yang pesankan?" tanya Chaterine begitu sampai di kantin. "Jangan, nona! Biar saya saja yang memesan makanannya, nona tunggu saja disini. Saya tidak akan lama," kata Rogger mencegah Chaterine. "Loh, kenapa? Aku sudah biasa kok memesan makanan, kamu tidak perlu merasa tidak enak seperti itu." ujar Chaterine. "Aku tidak bisa mengatakan pada nona jika sebenarnya aku takut tuan mengetahui hal ini dan akan memecatku nantinya." batin Rogger. "Ti ... Tidak apa apa, ini kan pertama kalinya saya kesini dengan nona. Jadi saya ingin memesankan makanan untuk nona," ujar Rogger. "Ya sudah kalau begitu, aku minta tolong ya." kata Chaterine sambil tersenyum hangat. Akhirnya Rogger pergi untuk memesan makanan
"Sayang, tunggu dulu---" usaha Cervan yang mencoba menghentikan anaknya."Kali ini, jangan lagi menghukum Rogger karna kesalahan yang tidak ia perbuat. Ayo Rogger, kita pulang." Chaterine menarik tangan Rogger dengan cepat dan segera mengajaknya pergi.Rogger merasa tidak enak, ia berfikir karnanya, Chaterine dan Cervan sampai harus bertengkar di depan banyak orang. Meskipun kuasa Cervan lebih tinggi dari Chaterine, tapi saat ini Rogger adalah pengawal pribadi Chaterine meski hanya seminggu. Jadi, perintah Chaterine lah yang harus ia prioritaskan saat ini. Mau tidak mau, ia harus mengikuti Chaterine dan mengabaikan Cervan."Apa anda akan pulang sendiri tanpa tuan?" tanya Rogger begitu tiba di dekat parkiran mobil khusus."Iya, aku sedang malas satu mobil dengan ayah." kata Chaterine menengok ke sekelilingnya."Baiklah, kalau begitu saya akan mencari kendaraan untuk pulang. Atau nona mau saya minta supir di rumah mengirim mobil untuk kita pulang?" t
"Anda juga sering melakukan hal seperti ini dengan Felix ya?" kata Rogger yang akhirnya memutuskan untuk bertanya.Mendengar pertanyaan Rogger barusan, Chaterine jadi teringat kembali dengan Felix. Ia jadi terlarut senang saat membahas Felix."Iya, aku juga sering pergi berdua saja dengan Felix. Meskipun pada akhirnya dimarahi, dia tetap mau melakukannya. Aku baru pertama kali merasakan rasanya hidup tanpa di dampingi pengawal pada saat itu, aku sungguh menikmatinya." ujar Chaterine yang tanpa sadar malah bercerita."Anda benar ... pasti hidup anda tidak mudah. Setiap hari anda harus melakukan jadwal yang sibuk dan ditemani oleh banyak pengawal, pastinya terkadang anda merasa tidak nyaman." ujar Rogger menanggapi cerita Chaterine."Apa ini? Kenapa hatiku terasa sakit mendengarnya? Nona lebih dekat dengan Felix dari pada pengawal lainnya, itu sudah menjadi hal yang biasa bagi semua orang. Aku sebelumnya juga begitu, tapi kenapa sekarang perasaanku jadi tid
"Segera siapkan mobil untuk nona!" teriak pengawal tersebut."Hei, tidak perlu. Tidak masalah jika aku hanya berjalan beberapa langkah saja, tidak perlu sampai menyiapkan mobil untukku." kata Chaterine mencegah pengawal tersebut."Tidak, Tidak bisa. Jika nona tidak mau menunggu mobilnya disiapkan sebentar, saya akan mengambil tandu untuk mengantar anda hingga ke rumah utama." kata pengawal tersebut bersikeras tidak membiarkan Chaterine berjalan."Hah .... orang orang rumah ini selalu saja bersikap berlebihan," batin Chaterine menarik nafas berat."Ya sudah, terserah saja." mau tidak mau, Chaterine menunggu mobil yang sedang menuju ke gerbang tempat ia berhenti sejenak.Akhirnya mobil yang dikirim dari rumah utama itu pun sampai, Chaterine dan Rogger masuk ke dalamnya dan diantar hingga ke depan rumah utama. Seperti biasa, para pelayannya sudah menunggu di depan halaman rumah.Saat Chaterine turun dari mobil, mereka pun melakukan tugasnya. Ad
"Aku biasanya tidak akan segelisah ini karna yakin dengan kemampuan Felix. Tapi ... kali ini lawannya adalah Rogger, dari segi kekuatan pun pasti Rogger yang akan menang karna tubuhnya dua kali lebih besar dari Felix." Chaterine merasakan cemas dalam hatinya."Tunggu dulu, pelatih. Bukankah ini tidak adil? Biasanya mereka dipilih sesuai standar yang sama kan? Tapi kali ini, bagaimana bisa Felix dengan Rogger? Itu akan merugikan Felix!" Chaterine tidak terima, karna di sparing kali ini sudah jelas sekali siapa yang akan menang."Nona ... anda tidak mengganggap remeh Felix kan? Dia adalah pengawal pribadi nona, tentu saja kekuatannya tidak bisa di ragukan lagi. Percayalah, sparing kali ini kami juga sudah menyeimbangkan kekuatan di antara mereka, jadi nona tidak perlu merasa khawatir." Pelatih menenangkan Chaterine yang terlihat gelisah.Mendengar perkataan pelatih barusan, mau tidak mau Chaterine hanya bisa diam. Jika ia melarang sparing kali ini, pengawal lainny
"Nona, anda tidak menangis kan?" tanya Felix yang cemas mendengarkan suara detakan jantung Chaterine yang sangat cepat.Chaterine yang semula menempelkan wajahnya ke dada Felix kini memandang Felix,"Memangnya aku tidak boleh menangis? Aku juga manusia, tau." kata Chaterine yang menjawabnya dengan gurauan."Wajah anda jadi jelek jika menangis," Felix tersenyum hangat, menatap wajah Chaterine yang terus membuat hatinya tenang."Biar saja, aku tidak apa apa jika jadi jelek." Chaterine semakin memeluknya dengan erat."Iya iya, anda jelek pun saya juga suka. Tapi nona, mau sampai kapan anda memeluk saya begini? Perhatian orang orang mulai tertuju pada kita," ujar Felix yang baru saja melepaskan pelukannya.Karna terbawa suasana, Chaterine jadi lupa jika ia dan Felix masih berada di atas ring. Suara tepuk tangan yang tadi bergemuruh pun sekarang mulai jarang terdengar.Chaterine langsung melepaskan pelukannya,"Maaf, karna terlalu senang, aku jadi