Share

Uang & Laki-laki.

Bandara Soekarno-Hatta

09.00 WIB.

Kehadiran seorang wanita muda yang berjalan di lobi bandara langsung menarik perhatian semua orang, khususnya para laki-laki yang memperhatikan perempuan seolah tanpa berkedip. Sedangkan si perempuan itu tetap berjalan normal, terlihat santai dan tidak peduli pada tatapan orang-orang. Namanya adalah Alyssa Maharani Kiehl, putri dari pengusahaan ternama di Indonesia yang baru saja menyelesaikan pendidikan di luar negeri.  Memiliki paras cantik dan kulit putih, ditambah berbadan langsing dengan tinggi 167cm.

Setelah keluar dari lobi bandara, Alyssa langsung disambut oleh dua orang pria yang mengenakan setelan jas serba hitam. Kedua orang itu selain mempunyai badan yang six pack juga memiliki wajah lumayan tampan untuk seukuran pengawal atau supir.

"Selamat datang kembali, Nona," sambut salah satu pria sambil menurunkan pandangan, diikuti pria lain yang ada di sebelah orang itu yang melakukan hal serupa.

Alyssa melihat dua orang itu sesaat, sebelum sudut bibirnya bergerak ke atas disertai ucapan dari mulut. "Ya, terima kasih. Ayo pulang." Selesai berbicara ia melewati dua pria itu dan melangkah menuju ke mobil.

Kedua pria itu langsung bergerak cepat, satu pria mengambil alih tas koper yang dibawa majikannya, sedangkan pria lainnya segera berlari ke mobil untuk membukakan pintu. Tak perlu waktu lama bagi mereka untuk melenggang pergi dari bandara.

#

Owen tengah berkendara berkeliling kota untuk mencari beberapa barang yang sedang dibutuhkan oleh pembeli onlinenya. Pemuda itu pindah dari satu toko ke toko yang lain, dari satu tempat ke tempat lain guna mendapatkan barang dengan harga lebih murah tetapi memiliki kualitas sama. Baginya, hal tersebut wajar dilakukan sebagai pedagang, sebab kalau tidak seperti itu maka dirinya akan rugi dan usahanya akan bangkrut. Owen ingat salah satu prinsip bisnis yang dipelajari ketika masih duduk di bangku sekolah dasar.

Dengan modal minimal harus mendapatkan hasil maksimal.

Akhirnya, setelah banyak membuang waktu untuk mencari barang, dirinya berhasil menemukan barang yang sesuai. Selepas melakukan pembayaran, ia keluar dari toko handphone sambil membawa tiga handphone second yang baru saja dibelinya, rencananya adalah menjual barang itu sosial media dengan harga lebih tinggi. Owen tersenyum puas seraya berjalan menuju tempat sepeda motornya terparkir, meski tiga barang itu merupakan barang bekas, tetapi masih bisa digunakan secara normal, dan tentu saja pemuda itu yakin bahwa barangnya akan dengan cepat terjual.

Tiba-tiba Owen berhenti melangkah, disusul bola mata yang melihat ke arah mobil mewah berwarna hitam yang melaju kencang di jalan raya, seakan tidak memperdulikan para pengguna jalan raya yang lain. Hingga mobil tersebut menyerempet pengendara sepada motor sampai terjatuh.

Druuuak!

Kejadian itu segera mengundang perhatian orang-orang yang berada di sekitar lokasi, semua orang langsung bergegas dan berbondong-bondong berlarian ke lokasi, termasuk Owen yang ikut melihat karena penasaran. Anehnya, bukannya terlebih dulu menolong korban, tetapi orang-orang malah mengerumuni mobil tersebut dan berteriak marah sambil menggedor pintu mobil.

"Woi keluar!"

"Bangsat, kalau bawa mobil yang bener!"

"Hajar orangnya dan bakar mobilnya!"

Merupakan teriakan amarah dari segelintir orang, namun hal berbeda dilakukan oleh Owen, saat semua orang sibuk dan marah kepada pengendara mobil tersebut, dia seorang diri membantu korban serta membawanya ke pinggir jalan. Untung saja korban kecelakaan itu masih sadar walau mendapatkan sejumlah luka, sehingga sedikit memudahkan usahanya. Selesai dengan hal itu, Owen bergegas menuju mobil tersebut dan meminta pertanggung jawaban.

Tak berselang lama dua orang yang duduk di kursi depan keluar dari mobil, sementara perempuan yang berada di bangku belakang tetap berdiam diri di dalam mobil. Kedua pria itu meminta maaf dan berusaha menenangkan situasi, hal itu bisa berlangsung beberapa detik sampai seorang perempuan keluar dari mobil sembari berbicara.

"Berapa yang harus aku bayar," ucap gadis tersebut dengan nada merendahkan. Tatapan matanya pun terlihat menghina disertai senyum sinis yang terlukis dari bibir.

Semua orang yang tadi marah kini terdiam, apalagi sesudah melihat kecantikan dari wanita itu sambil menunjukkan sejumlah uang yang sangat banyak. Suara-suara yang tadi memprotes kini sepenuhnya hilang seperti ditelan bumi.

Sedangkan perempuan itu tersenyum puas melihat respon semua orang, dia tahu bahwa uang memiliki kekuatan untuk mengendalikan manusia. Namun, senyum itu redup saat seseorang membalas perkataannya.

"Bukan seperti itu caranya." Owen memutuskan untuk bersuara setelah melihat orang-orang terdiam hanya karena sejumlah uang. "Kau harus meminta maaf terlebih dulu, lalu membawanya ke Rumah Sakit dan baru mengganti rugi," tambahnya.

Kini semua pandangan tertuju ke arah Owen, termasuk dua pria yang merupakan pengawal dan supir, serta seorang gadis yang tadi berbicara angkuh juga bersikap sombong.

Perempuan itu adalah Alyssa Maharani Kiehl, yang kini tengah kesal dan memandang marah ke arah Owen. Dia lalu berjalan ke arah pemuda itu sambil mengeluarkan kartu nama dari dalam dompet, selanjutnya, menyerahkan sejumlah uang dan kartu nama. "Bagaimana kalau kau saja yang mengurusnya, jika kurang datanglah ke rumahku dan akan kuberikan uang yang lebih banyak."

Sementara dua orang yang menjadi pengawal dari Alyssa hanya diam, tidak berani menghentikan sikap dari majikannya, karena mereka takut berurusan dengan orang tua Alyssa.

"Nampaknya kau tidak memahami ucapanku tadi." Owen merespon kalimat Alyssa, dia tidak menerima uang dan kartu nama tersebut, malah bersikap santai dengan dengan tangan masuk ke dalam saku celana. "Kau harus meminta maaf terlebih dulu, membawanya ke Rumah Sakit dan baru mengganti rugi." Dia mengulangi kalimat yang tadi dikatakannya.

Hal tersebut membuat Alyssa marah, karena respon yang diberikan oleh lawan bicaranya sangat berbeda dengan yang diharapkan olehnya. Walau begitu, ekspresi wajahnya terlihat aneh, seperti ada rasa terkejut tapi juga senang. Ia pun tersenyum, kemudian meminta maaf. "Baiklah, maafkan kelancanganku." Selanjutnya, menyuruh dua pengawalnya untuk membawa korban kecelakaan tersebut ke Rumah Sakit, sedangkan dirinya akan pulang menggunakan taksi.

Kedua pria itu hendak menolak perintah, tapi setelah melihat sorot mata kejam dari majikannya mereka memilih mengurungkan niat dan menuruti perintah. Kejadian itu pun mereda dengan sendirinya, satu per satu orang mulai pergi dan kembali melakukan kegiatan, termasuk Owen yang hendak pulang ke rumah. Namun, langkah kaki laki-laki itu terhenti oleh sebuah suara.

"Tunggu!"

"Ada apa?" Owen menoleh ke belakang dan bertanya.

"Siapa namamu?" tanya balik Alyssa.

"Owen." Ia hanya menjawab singkat, sebelum melanjutkan langkah kaki.

Sementara Alyssa hanya memandang laki-laki itu pergi sambil tersenyum. Dia pun bergumam dalam hati. "Cowok yang menarik."

#

19.00 WIB.

Amara baru saja selesai mengantarkan makanan ke meja pelanggan, ketika akan kembali berjalan ke dapur dia melihat pintu kafe terbuka, serta secara refleks menyapa pelanggan yang baru saja datang. "Selamat datang ...." Kalimatnya terputus karena mengetahui pelanggan yang datang adalah mantan kekasihnya. Amara pun berusaha mengatur perasaannya yang sedang bergejolak, sebab dirinya harus profesional dalam bekerja.

"Selamat datang, silakan pilih tempat duduk dan akan saya ambilkan buku menu."

"Amara, aku ingin ngobrol denganmu," ujar Bintang pada mantan kekasih.

"Maaf, tetapi saya sedang bekerja," sahutnya cepat.

"Tapi ada yang harus kita bicarakan," timpal Bintang. Namun, kali ini Amara tidak membalas ucapan tersebut, memilih berbalik arah dan kembali ke dapur.

Pemuda itu pun tak kehabisan akal, akan tetap berada di kafe sampai kafe tutup agar bisa berbicara empat mata dengan cinta lamanya.

****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status