Share

Part 2

 Maxim yang tersadar Dion sudah menghilang di hadapannya, langsung bergegas berlari menuju kantin sekolah. 

Di cari-carilah sosok pria bermata kucing itu. Ditengoknya kanan ke kiri sambil membulatkan tangannya, seolah-olah tangannya adalah teropong pengintai.

Setelah beberapa detik Ia menemukan pria  sipit tersebut. Dia sedang menunduk melihat layar ponsel miliknya. Dan Maxim yang sudah senang mendapatkan Dion ada disana, langsung bergegas menghampiri dan menepuk pundak Dion dari belakang. 

Dion tidak merespon, raut wajahnya  kesal dan terus melihat layar ponselnya, seakan-akan ada urusan penting. Maxim yang menyadari itu nampak kebingungan, "Dion ini kenapa..." gumamnya. 

"Bas, kenapa si lu? diam-diam aja" tanya Maxim.

"Dih" cibir Dion.

"Baskaraaa gua salah apa Ya Allah Ya Tuhan Yesus" teriak Maxim sambil mengacak-acak rambutnya.

"Haha gak jelas!" tawa Dion lirih.

"Bas, gua yakin lu bakal terkenal kalo kak Robert nerima lu di grup bandnya"  mata Maxim meyakinkan. 

"Bacot" balas Dion.

***

Beberapa menit kemudian Bi Sumi datang membawakan 2 mangkuk berisi bakso urat panas dan 2 es teh manis. 

"Monggoh mas" ucapnya.

"Iya bu siap, Baskara yang bayar bu" timpal Maxim.

"Iyaa mas" mengangguk dan pergi.

"BANGKE" sahut Dion.

Maxim hanya terkekeh sambil memakan bakso panasnya itu. 

***

Setelah selesai menyantap bakso Bi Sumi, Dion segera membayar dan berjalan menyusuri lorong kantin menuju ke kelasnya. 

Sedangkan Maxim yang terburu-buru menghabiskan sisa bakso dan menyeruput kuah kaldunya, sembari melihat Dion yang terus berjalan. Setelah selesai tanpa pikir panjang Maxim lari terbirit-birit menyusul Dion. 

"Bas, keren juga nama lu." kata Maxim

"JELAS, GUA JUGA NYADAR KALI" sahutnya lantang.

"Dih najis. Eh jadi ikut shuffle di taman kota nanti?" 

"Oiya astaga. Untung lu bilang, jadi kok jadi"

"Pikun" kekeh Maxim. 

"Ya udah gua ikut siapa tau banyak cewek-cewek lumayan" sahut Maxim lagi.

"Y" ucap Dion singkat. 

Tak terasa mereka sudah sampai di depan pintu kelas. Dan mengikuti KBM sampai jam pelajaran selesai. 

Tanpa Dion sadari, di depan kelasnya sudah ada beberapa kerumunan adik kelas yang mengintip dari balik jendela.

Sampai ketika Dion menampakkan batang hidungnya keluar kelas, mata kerumunan cewek itu langsung berbinar. Meleleh, menatap Dion yang sedari tadi mencoba membenarkan posisi jaket jeans berwarna hitamnya yang lusuh.

"Kenapa?" tatap Dion ke arah kerumunan cewek itu. 

"Mau diantar pulang?" tanyanya.

Salah satu dari beberapa cewek itu tiba-tiba menjawab ajakan Dion barusan. Zelen namanya, perempuan bertubuh mungil  dibalut dengan kulitnya yang putih.

"M-mau kak" jawabnya sedikit terbata.

"Yok" sahut Dion.

***

Berjalan lah Dion menuju halaman parkir yang berada di samping sekolah. Dan menghidupkan motornya dengan plat nomor R6670BG, motor vespa matic berwarna merahnya itu.

Seketika Zelen menjadi sorotan puluhan manusia yang ada di sekolah tersebut. Bagaimana tidak Zelen yang tiba-tiba diantar pulang oleh Dion si cowo idaman satu sekolah! Dia duduk sembari menurunkan kaca helmnya, karena malu menjadi tontonan. Tetapi dalam hatinya, dia amat sangat senang.

***

Di perjalanan pulang.

"Ini kemana lurus atau belok?" teriak Dion dari arah depan.

"Lurus aja kak, nanti rumah aku kiri jalan warna putih." sahut Zelen kencang.

***

Sesampainya di depan rumah Zelen, Dion yang tanpa sadar berbicara sendiri sambil menatap rumah yang megah bak istana.

"Anjir besar juga rumahnya, ish ish. Keren ya lu" lalu menatap Zelen yang dari tadi menahan tawa.

"A-apaan si kak, rumah kak Dion lebih dari ini kali" jawab Zelen.

Dion hanya terkekeh. 

"Ya udah gua pamit" 

"Sini sebentar len" sahutnya lagi.

Dengan cepat dia maju satu langkah lebih dekat dengan Dion, dan...

Dion melakukan first kiss kepada Zelen. Zelen yang terkejut memundurkan langkahnya, matanya melotot, Ia berbalik badan dan berlari ke arah gerbang rumah tanpa sepatah kata pun.

Dion yang menyaksikan respon dari Zelen tersebut hanya tersenyum licik, dan menghidupkan motornya lalu pergi.

***

Di perjalanan pulang tiba-tiba ponsel Dion berdering. Segera Ia meminggirkan motornya dan berhenti untuk mengangkat telfon dari siapa itu. Saat diangkat...

"BAS! ANJ*NG YA LU! DIMANA LU HAA?! GUA CARI-CARI KAGA NEMU! JADI SHUFFLE KAGA?!" suara Maxim yang sangat keras itu membuat Dion hanya terkekeh, lalu Ia menjawab "gua otw ke taman kota, lu langsung aja kesana."

Dan Dion segera mematikan telfonnya. Ia kembali menghidupkan motornya itu lalu melaju kencang. 

***

-Zelen- 

Zelen yang berlari menuju lantai 2 kamarnya, langsung menutup pintu dan berteriak. 

"KAK DIOOOOON AWAS YA LU" dengan muka merahnya sembari tertawa malu.

Lalu Zelen mengambil ponsel yang berada di dalam tasnya. Dia membuka w******p dan mencari nama 'Sisca' disana. Dan menelfonnya, berdering...

"Iya halo Len, apaan?" sahut Sisca.

 "Ca lu jan bilang siapa-siapa plis" dengan nafas yang terengah-engah.

"Ada apaan anjir" kata Sisca ngegas. 

"Kak Dion Ca.." 

"Kenapa bangke?!" 

"F-first kiss gua dicuri sama kak Diooooon" ucap Zelen kegirangan.

"SUMPAH LEN? WAH GILA LU. LEN ALLAHUAKBAR" ucap Sisca syok.

Di seberang Sisca hanya mendengar Zelen yang tertawa ngakak tiada henti. Sedangkan Sisca hanya menganga tak percaya apa yang baru saja Zelen ucap. 

"Gua yakin Len, berita ini pasti bisa ke sebar cepat di sekolah. Apa lu ga malu?" tanya Sisca penasaran.

"Siapa emang yang nyebarin berita ini? lu kan? bacot banget gua pukul lu Ca!" sahut Zelen.

(Sisca hanya tertawa geli )

 "Siap-siap aja besok pagi Len." timpal Sisca lagi. 

Lalu Sisca menutup telfonnya. Dan Zelen masih mengingat kejadian yang Ia alami, sembari memegangi bibirnya yang basah.

***

Sesampainya di taman kota, Dion segera memarkirkan motornya di sebelah motor Maxim. Dan diujung pintu masuk sana, sudah ada manusia dajjal yang berdiri menunggu Dion datang. Siapa lagi kalo bukan Maxim.

"Ngapain lu kaya orang ilang aja" ucap Dion tiba-tiba.

"Bacot" sahut Maxim. 

Dion hanya terkekeh, lalu berjalan beriringan dengan Maxim menuju tempat pelatihan shuffle. 

Disana Dion disambut dengan hangat oleh komunitasnya, begitu juga kepada Maxim sahabatnya itu. Tanpa lama lagi mereka memulai acara tersebut. Dimulai dengan pembukaan, dan dilanjut penampilan satu persatu skill dari anggota shuffle tersebut, termasuk Dion. Yang tujuannya melihat apakah anak didiknya berkembang atau tidak. Sedangkan Maxim hanya melihat saja, dan sesekali memandangi grup cewek yang sedang latihan sexy dance di seberang sana.

Dan selalu ramai ketika komunitas shuffle ini datang berkunjung ke taman kota. Entah pengunjung yang baru datang ikut menonton, atau pengunjung yang sudah sedari tadi disitu.

Rasanya bak menjadi artis papan atas yang sedang mengadakan konser, dan ditonton oleh lautan manusia. Apalagi ketika giliran Dion maju ke depan, menunjukan skill shuffle yang Ia punya sudah sejauh mana.

(Ah mantap)

Sorakan dari para penonton riuh menyemangati Dion, seperti "go Dion go Dion go" menggelegar di penjuru taman kota.

Dan acara berikutnya seperti biasa, memilih lagu untuk di buat cover dance shuffle versi masing-masing grup atau individu.

Yang jelas Dion ingin menampilkannya secara individual, Ia ingin terlihat bisa dan keren. Setelah materi disampaikan, Dion dan Maxim bergegas pulang. Tetapi untuk Maxim dia selalu mampir terlebih dahulu ke rumah Dion untuk sekedar numpang makan.

                   

                                      NEXT

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status