Share

Part 5

-Angel-

Pagi harinya Angel terbangun, ia bingung dia sedang tidur dimana. Ia melihat sekeliling dan memilih untuk duduk. 

Setelah beberapa menit, ia tersadar sedang berada di hotel tak jauh dari tempat club semalam. Ia juga sadar bahwa malam sebelumnya sedang bersama Dion. Ia syok dan segera menghubungi Dion, menanyakan apa yang sebenarnya terjadi semalam sampai ia berada di hotel tersebut.

Tapi sebelum ia menelfon Dion, ia melihat secarik kertas di atas meja kecil di sebelah kasurnya. Kertas berwarna putih dengan tulisan singkat, dibacanya, yang isinya 

'Hai Angel lo ga gua apa-apain, semua tagihan hotel udah gua bayar semalam. Jan lupa sarapan dulu sebelum check out, sorry.' 

Membaca pesan itu hati Angel merasa lega, walaupun belum sepenuhnya. Ia tak jadi menelfon Dion, ia percaya Dion tidak melakukan hal aneh kepadanya. 

Tanpa pikir panjang Angel segera mandi dan breakfast lalu pulang, seperti yang Dion ucapkan. 

***

Kemarin malam Dion pulang pukul 01.15 menit, ia langsung menuju kamarnya dan tertidur. Dan keesokan paginya ia tidak berangkat ke sekolah, ya, Dion bangun kesiangan. 

Bu Sisi yang seperti biasanya membangunkan Dion, hari ini sama sekali tidak ada respon dari kamar anaknya tersebut. Ia pun pasrah, pikirnya Dion sedang sakit sampai tidak dengar suara ketukan pintu. 

Dion terbangun pada pukul 08.00 pagi. Ia membuka gordennya, dan sinar matahari masuk  melewati celah ventilasi. Lalu mandi dan segera turun ke bawah untuk sarapan. 

(beberapa menit kemudian) 

Suara langkah kaki Dion menuruni tangga terdengar oleh Bu Sisi, dan menghampiri Dion yang menuju ke arah ruang makan. 

"Semalam pulang jam berapa?" tanya Bu Sisi

"Jam 1 lebih mah." ucap Dion sembari duduk dan mengambil sarapannya

"Kamu sakit? kok sekarang ga masuk?" tanya Bu sisi lagi 

"Iya sedikit ga enak badan mah, rada pusing." ujarnya 

(Entah mengapa tiba-tiba Dion tidak enak badan, merasa dirinya sedang sakit saja) 

Lalu Bu Sisi mengecek badan Dion yang suhu badannya terbilang normal. 

"Ya udah nanti habis makan, mamah pijitin kepala kamu ya. Tidur lagi, biar besok bisa berangkat." sembari mengecup puncak kepala Dion 

Dion hanya mengangguk sambil menghabiskan makanannya. 

***

Setelah sarapannya habis, Dion dan Bu Sisi langsung menuju lantai 2 untuk mengantarkan Dion istirahat. Bu Sisi meminta Dion tidur dipangkuannya. 

Dion yang sedang dipijat kepalanya terkejut, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Ada 2 pesan masuk belum terbaca. 

Di bukanya aplikasi w******p, ternyata dari Zelen dan Angel.

-Zelen-

'Kak, kenapa ga berangkat? gak apa kan semalam? baik-baik aja?" 

-Angel- 

'Alex, makasih banyak ya, gua percaya sama lo. Gua udah di rumah lex.'

Dion hanya membaca pesan tanpa membalas. Dan melanjutkan istirahatnya, menikmati pijatan Bu Sisi lalu tertidur lagi. 

(Beberapa menit kemudian)

Mengetahui putranya sudah tertidur, ia segera memindahkan kepala Dion dengan pelan, dan meninggalkannya sendirian di kamar. 

***

-Zelen- 

Sedang berada di ruang kelas, sembari mengecek apakah ada notif masuk dari Dion atau tidak. Di buka ponselnya berkali-kali, tetapi nihil. 

"Ca, kenapa yah? belum di balas, belum dibaca." sambil menepuk jidatnya

"Mana gua tau, yang pergi kan lu. Kenapa ga tanya Kak Maxim aja sih, dia kan sahabatnya, siapa tau dia punya informasi." ucap Sisca 

Zelen yang mendengar ucapan Sisca, langsung menarik tangannya untuk menemaninya ke kelas Maxim. 

***

Di lihatnya Maxim yang sedang bengong, Zelen pun menghampiri untuk menyapanya. 

"Hai kak." sapa Zelen kepada Maxim

"Eh. tumben, ada apa?" tanya Maxim penasaran 

"Ga ada apa-apa sih kak, cuma mau tanya. Kak Dion kenapa ga berangkat ya? Chat aku aja dibaca doang ga di balas." ucap Zelen sedih

"Gua jujur ga tau nih Len, coba nanti gua mampir ke rumahnya ya." sambil mengelus puncak kepala Zelen 

Respon Zelen hanya mengangguk, ia lalu pergi di dalam rangkulan sahabatnya, Sisca. 

*** 

Jam sudah menunjukan pukul 15.00 sore, waktunya pulang. Maxim segera berberes-beres buku di mejanya, dan bergegas menuju parkiran motor. 

Di kendarainya motor vespa matic berwarna hitamnya itu, melaju cukup cepat menuju rumah Dion. 

***

Setelah sampai di depan rumah, ia mematikan motornya dam mengetuk pintu rumah Dion.

'Tok tok tok' 

"Tante? Ini Maxim." ucapnya berteriak alih-alih memberikan salam

Bu Sisi yang mendengar ada tamu datang, segera membuka kan pintu. 

"Eh Maxim, sini masuk. Pasti mau cari Dion? lagi di kamar, samperin aja katanya sakit." sembari menunjuk lantai 2 

"Iya tan, siap. Masak apa tan?" tanya Maxim lagi

"Tante masak rendang, habis ini makan siang yah bareng sama Dion." sambil berjalan menuju dapur. 

"Siap tan." balas Maxim 

***

Maxim yang segera menaiki anak tangga dan mengetuk pintu kamar Dion, ternyata tidak dikunci. Masuk lah Maxim dan melihat Dion sedang tertidur. 

"Bas bas, lu sakit apa anjir?" sambil menggoyangkan badan Dion 

"Haaa." Dion yang perlahan membuka mata, mencoba duduk dengan badan yang lesu 

"Sakit apa?" tanya Maxim sekali lagi

"Gua ga tau. Kecapean main kali, atau gara minum ga tau." jawab Dion

"Tadi waktu jam istirahat, Zelen nyamperin gua nanyain lu kenapa ga berangkat lah, kenapa chatnya cuma diread doang sama lu." timpal Maxim memberi penjelasan 

"Iya masalah chat itu, gua pusing banget terus nyokap pijitin eh ketiduran." jawab Dion lagi 

"Dokter sana gih." ucap Maxim

"Ogah. Dah pergi sana lu, gua mau tidur. Paling besok sembuh. Gua kecapean doang, kemarin apel 2 cewe sekaligus." kekeh Dion 

"Ye dasar babi. Lu kalo butuh apa hubungi gua aja, pamit dulu." sambil menutup pintu kamar Dion

"Iye." sahut Dion lirih, dan memejamkan matanya lagi 

*** 

Maxim menuruni anak tangga menuju lantai 1. Berjalan ke arah dapir, dan mendapati Bu Sisi baru saja selesai memasak. 

"Halo tan, Dionnya tidur lagi." 

"Oh ya udah gak apa kok, nanti biar tante yang nyuapin aja. Gimana kamu jadi makan disini? Tante temenin deh." ajakan Bu Sisi

"Atau bawa pulang aja ya, sekalian buat mamah. Tante titip salam." 

"Ih tante repot-repot, nanti Maxim bilang ya. Oh iya kalo ada apa atau butuh sesuatu jangan segan kabari Maxim ya tan, Maxim juga sahabatnya Dion jadi chill aja." menepuk pundak Bu Sisi pelan sembari tertawa

"Siap bos." katanya sambil mengelus punggung Maxim

Tak lama bekal sudah siap dan Maxim segera berpamitan pulang. 

***

Sampai rumah, Maxim langsung membuka kotak makannya dan mencium betapa wanginya rendang ini.

Diambilnya sesuap nasi dari sendoknya itu, dan hap. Rendangnya telah ia makan. Ia sisa kan sedikit untuk ibunya yang sedang pergi. Mengambil air putih lalu meminumnya. Berjalan ke kamar untuk mengabari Zelen kalau Dion sedang sakit, dan menghubungi kakak komunitas shufflenya Dion kalau Dion berhalangan hadir. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status