Keesokan Harinya Lukas, menemani Clarisa untuk memilih gaun pengantinnya. Tetapi setelah berkeliling seharian mereka tidak mendapatkan gaun yang diinginkan oleh Clarisa.
Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke mansion.
Setelah makan malam tanpa di temani oleh Lukas, Clarisa berbaring di sofa ruang tamu sambil melihat tabletnya. Sedangkan kedua putranya bersama dengan Athes di lantai atas.
Toko gaun pengantin besar atau kecil di kota Jincheng sudah didatangi semua, tetap tidak ada gaun pengantin yang membuatnya puas.
Mereka yang disebut desainer terkenal, juga hampir sama hanya berbeda sedikit, hanya terlihat lebih mewah dengan balutan mutiara saja.
Perusahaan penyelenggara pernikahan demi memenuhi permintaannya, mengumpulkan gambar desain gaun pengantin dari seluruh penjuru negeri, harga yang dikeluarkan pun sangat fantastis. Setelah semua gambar desain itu difoto, dikirimkan ke email Clarisa.
Clarisa berbaring di atas sofa,
“Soal harga aku tidak masalah, lagi pula suamiku mengizinkannya.” Clarisa berkata dengan sedikit menggoda. “Berhubung pernikahanku akan menjadi pernikahan akbar.”“Di sana banyak orang terkenal dan media.”“Jika aku mengenakan gaun pengantin dari studio kalian, juga termasuk melakukan sebuah promosi.”“Tentu saja studio kalian ini akan di kenal lebih banyak orang,” Clarisa terus menerus membujuk untuk mendapatkan gaun tersebut.Sang gadis yang selesai mendengar perkataan Clarisa, tetap menggelengkan kepalanya. “Aku tidak yakin, bos kami sama sekali tidak peduli dengan uang.”“Orang yang sekali lihat tidak disukainya, uang sebanyak apa pun dia tidak akan mau mengambilnya.”“Bila orang yang sekali lihat dia merasa suka dan cocok, tidak ambil untung langsung kasih gratis.”“Meskipun aku tidak tahu detailnya memiliki makna apa?&rdqu
Hari Minggu di bulan Maret merupakan musim semi, adalah hari yang begitu cerah, sebuah pesta pernikahan menggegerkan seluruh Kota Jincheng, orang-orang berkuasa dan juga berpengaruh berdatangan menghadiri pesta pernikahannya.Seratus buah mobil Porsche 911 GT3 RS warna Hijau mengelilingi kota, yang memimpin di depannya adalah mobil Rolls Royce Phantom warna Putih.Setelah melewati jalanan kota pusat, akhirnya mobil berhenti di depan hotel Bintang tujuh yang berada di bawah anak perusahaan Jiang Group.Pendamping pengantin turun terlebih dahulu, berbaris di kedua sisi karpet merah hotel, terlihat begitu megah dan juga menakjubkan.Di tengah alunan musik yang mengiringi kedatangan sang pemeran utamanya, pintu mobil Rolls Royce Phantom terbuka, pengantin pria menggandeng pengantin wanita turun dari mobil. Diikuti dengan dua pangeran tampan di belakangnya.Lukas mengenakan Pakaian serba putih, terlihat begitu tampan dan sempurna bagaikan pangeran yang
Di kamar pengantin Lukas dan Clarisa ada di lantai 5 di mana kamar suits president Suits president merupakan kamar yang paling besar, kurang lebih memiliki luas 156 meter persegi, dalam kamar ini didesain memiliki banyak ruangan di dalamnya. Ada ruang serba guna dan ruang kerja di bagian depannya, di bagian dalam ada kamar tidur dan kamar mandi yang dilengkapi dengan jacuzzi yang cukup besar. Mempelai pria yang mabuk berat dibawa masuk ke dalam kamar pengantin oleh Marvel dan juga Gerald, mereka langsung melemparkannya ke atas ranjang yang besar. “Kakak ipar, ku serahkan dia padamu ya, kami pulang dulu,” Setelah Marvel menyerahkan Lukas mereka langsung berbalik dan pergi dengan cepat. Malam pertama adalah yang paling berharga, mereka mana berani tinggal lama dan mengganggu malam mereka. Setelah semua orang pergi, kamar pengantin seketika menjadi begitu tenang. Clarisa mengambil handuk basah yang hangat, kembali ke sisi r
Rumah sakit. Gerald dan Athes tengah menunggui Conan. Setibanya Lukas, dia menatap dengan dalam pada Athes yang tengah tertunduk tak berdaya. “Bagaimana kondisinya?” seketika Gerald dan Juga Athes memalingkan pandangannya pada Lukas yang tengah berdiri di hadapan keduanya. Gerald menggelengkan kepalanya seraya berkata. “Masih belum ada kemajuan, dia ada di dalam,” seraya menunjuk pada pintu kamar di depannya. Lukas perlahan mendekat, dia melihat tubuh Conan yang tengah terbaring tak berdaya menggunakan masker oksigen dari kaca kecil yang terpasang pada pintu. Lukas menundukkan kepalanya, kedua matanya berkaca-kaca, napasnya perlahan semakin berat, bahkan kedua kakinya tidak sanggup menopang beban tubuhnya sendiri. Gerald menyadari ke tidak seimbangan tubuh Lukas. Dia segera menghampirinya, berusaha untuk meraih tubuhnya seraya menopangnya berdiri. Seraya membawanya untuk duduk. “Tenanglah, dokter berkata kondisinya
Saat Clarisa bangun, hari sudah berubah menjadi tengah malam, di perhatikannya dengan saksama suasana kamar begitu hening, seakan tidak adanya kehidupan.Di ranjang yang lain, terlihat sosok Lukas yang tengah bersandar pada kepala ranjang, dia memejamkan kedua matanya, wajahnya terlihat pucat.“Lukas,” Clarisa mencoba memanggilnya. Seketika terlihat sepasang netra yang begitu indah, tatapannya begitu dalam, seraya beranjak dari tempatnya dia berkata.“Kau sudah bangun?” Lukas berkata dengan begitu cemas.Clarisa hanya menganggukkan kepalanya, seraya bertanya. “Bagaimana kondisi Conan?”“Apa sudah ada kabar dari Tuan Gerald?”Lukas menggelengkan kepalanya, pertanda belum ada kemajuan darinya, seketika raut wajah Clarisa pun berubah muram, dia terdiam sejenak, lalu dengan cepat dia mencoba beranjak pergi seraya memohon pada Lukas. “Ayo kita pergi ke rumah sakit.”Lukas menatapn
Joana tengah berdiri menatap sepasang suami istri yang tengah berpelukan, dengan tangisan yang menggema.Kedua matanya telah berkaca-kaca, seakan dia juga merasakan kesedihan yang di alami oleh keduanya. “Kenapa sangat sakit? Sakit sekali!”“Bagaimana mereka berdua bisa bertahan?”“Aku saja begitu hancur, bagaimana dengan mereka?” Joana bertanya pada seseorang yang tengah berdiri di sampingnya.Gerald menarik tubuh Joana, seraya mendekapnya, memberikannya sebuah kenyamanan dan juga ketenangan berharap, kecemasannya dapat sedikit mereda.“Kau tahu betul bagaimana Clarisa, begitu pula dengan aku yang mengenal Lukas.”“Percayalah mereka pasti bisa melewati ini semua.”“Mereka berdua akan berpegangan tangan apa pun yang terjadi.”“Mereka akan bersama-sama melawan kesulitan yang di hadapinya.Dengan sedikit canggung, Gerald mengusap lembut punggung
Di saat Clarisa dan Lukas berpelukan penuh haru dan suka cita, Joana dan Gerald datang menghampiri mereka berdua. Joana sedikit bingung melihat keduanya bercucuran air mata, namun keduanya tampak tersenyum lega. "Clarisa," panggilnya. Clarisa yang mendengar suara Joana pun berbalik, menatap Joana seraya mengulas sebuah senyuman. “Joana,” Clarisa setengah berteriak memanggil Joana. Dirinya melepaskan pelukan Lukas, dan berhambur pada Joana yang tengah berdiri di sampingnya. Joana sedikit tertegun, mulutnya setengah terbuka, kala mendengar Clarisa setengah berteriak padanya. Tubuh Clarisa pun langsung menabrak Joana, hingga mereka berdua hampir terjatuh. “Waaaa...” Joana sedikit berteriak, karena tubuhnya kehilangan keseimbangan. “Awas bahaya,” Lukas juga setengah berteriak kala melihat tubuh Joana yang akan tumbang. Namun secepat kilat Gerald segera menopang tubuh Joana, hingga mereka tidak jadi merasakan dinginny
Di Rumah DukaSetela melakukan proses pembersihan jenazah, Yunita di semayamkan di rumah duka selama dua hari, sebelum di lakukannya kremasi.Tok... tok... suara pintu di ketuk.“Masuk,” Lukas setengah berteriak.“Permisi, Presdir.” Jay menghampiri Lukas lalu berbisik pada salah satu telinganya.Seketika raut wajah Lukas berubah sesaat mendengar kabar yang di sampaikan oleh sekretarisnya Jay.Setengah mulutnya terbuka, kedua matanya yang indah itu memancarkan ke tidak percayaan. Perlahan Lukas memejamkan kedua matanya.“Apakah Nyonya akan di beri tahu?” Jay bertanya dengan hati-hati.“Entahlah, aku juga sedikit bingung saat ini.” Lukas memijat dahinya yang pening.“Beritahu apa?” tiba-tiba terdengar suara Clarisa dari balik tirai.Lukas mengalihkan pandangannya pada suara yang datang. Dia menghirup napasnya dalam-dalam sebelum memulai pembicaraannya