Perlahan cahaya matahari menembus kaca jendela di kamar Clarisa Shen, wajah Clarisa yang sangat cantik itu tetap memesona kala dia masih tertidur lelap, Christian mengetuk pintu kamar ibu nya.
"Tok...tok... tok..." suara pintu di ketuk.
"Ibu, ayo bangun bukankah ibu ada wawancara kerja hari ini?"
Christian Shen pun mendorong pintu kamar Clarisa Shen, dia menghampiri ibunya, perlahan membangunkan Clarisa Shen dengan lembut, dia memeluknya, mengecup lembut pipinya, seraya mengecup kening ibunya. Clarisa perlahan mencoba bangun dari tidurnya.
"Ibu, ayo bangun, Conan sudah menyiapkan sarapan, bukankah ibu ada wawancara kerja hari ini?" ucap Christian
"Hmmm... "
Clarisa yang terbangun melihat pemandangan yang sangat indah sangat bersyukur karena dia memiliki dua putra yang sangat tampan dan hangat, dia tersenyum seraya berkata.
"Iya sayang, terima kasih sudah membangunkan ibu." Ucap Clarisa
"Cepatlah, jika tidak ibu akan tahu bagaimana Kakak akan menceramahimu." Christian melangkah kan kakinya keluar dari kamar ibunya, dan bergegas membantu Conan menyiapkan meja makan.
Clarisa Shen pun bangun dan pergi mandi, setelah selesai mandi dan selesai berpakaian.
Clarisa Shen keluar kamar dan melihat pemandangan yang sudah biasa terjadi, kedua putranya menunggunya di meja makan dengan senyuman. Seraya mengisyaratkan agar Clarisa segera duduk dan makan bersama dengan mereka.
Ya... Dua tahun yang lalu Conan dan Christian mulai mandiri mengerjakan pekerjaan rumah, dan memasak, walaupun usia mereka baru 9 tahun namun mereka sangat mandiri, dan cerdas.
Conan dan Christian telah menyelesaikan pendidikannya di sebuah universitas ternama di Eropa, dan mereka juga sudah bekerja sebagai model untuk pakaian anak-anak, seorang Programmer dan juga mereka memiliki sebidang usaha yang sedang dirintis dari nol.
Mereka memiliki IQ 185 bisa di katakan bahwa mereka adalah bocah Jenius. Terkadang Clarisa Shen memikirkan dan bertanya-tanya siapa ayah kandung dari kedua putranya? karna ukiran wajah kedua putranya bukanlah wajah miliknya.
Kedua putranya memiliki wajah yang sangat tampan, wajah itu seperti sebuah ukiran yang di pahat dengan susah payah, yang nyaris sempurna. Warna bola mata mereka adalah warna hijau zamrud membuat orang-orang sangat terpesona kala memandang wajah mereka.
anak-anak memiliki postur tubuh yang sangat proporsional untuk usia mereka, mereka juga cukup tinggi di usia mereka sekarang.
Conan dan Christian juga memiliki kulit putih seputih salju yang meliputi tubuhnya. Conan adalah anak yang tipe nya tidak banyak bicara, dia tampan, angkuh, dan memiliki tatapan yang tenang, dia juga jarang terlihat tersenyum yang menambah kesan dingin pada dirinya.
Namun terlepas dari semua itu dia tetaplah anak yang di idamkan oleh para orang tua lain. Sedangkan Christian juga tidak kalah tampan dari kakaknya.
Christian sedikit lebih ceria dari pada Conan, dia selalu tersenyum dimana pun, dan pada siapa pun, dia sangat ramah pada orang lain berbeda dengan Conan, yang pembawaan nya memang dingin.
Namun keduanya sangat perhatian dan hangat terhadap Clarisa Shen. Bahkan Clarisa membayangkan rupa dari laki-laki yang tidur bersamanya saat itu, dengan sedikit melihat rupa wajah tampan kedua putranya itu.
"Ibu, bukankah kami sudah melarangmu untuk pergi bekerja?" Tanya Christian
"Tapi ibu tetap harus bekerja nak, bagaimana seorang ibu jika tidak bekerja?" Timpal Clarisa
"Apakah ibu takut jika ibu tidak bekerja kita tidak akan bisa memenuhi kebutuhan kami sehari-hari? Kami masih sanggup menafkahimu ibu! jangan takut kita jatuh miskin! kami berdua memiliki banyak uang untuk diberikan padamu ibu." terang Christian
"Bukan begitu nak, tapi ibu ingin bekerja ibu ingin kembali menjadi desainer perhiasan lagi, ibu ingin mendapatkan pekerjaan ini." Clarisa sedikit berargumen dengan kedua putranya.
Conan yang tidak ingin mendengar perdebatan antara ibu dan adiknya itu pun berkata dengan dingin dan berwibawa, seperti seorang kepala keluarga yang memarahi anggota keluarga yang lain.
"Sudahlah berhenti, jangan berdebat di meja makan, itu sangat mengganggu. Sebaiknya kita kembali melanjutkan makan, ibu cepat habiskan makananmu, kau akan terlambat pergi wawancara."
Mereka pun menyelesaikan sarapan pagi mereka, Conan dan Christian membereskan meja makan, sedangkan Clarisa sedang melihat-lihat resume yang akan di bawa nya untuk wawancaranya hari ini." Ibu, dimana ibu ada panggilan wawancara kerja?" tanya Christian
"Ibu ada wawancara di perusahaan Jiang Group hari ini, ada apa? apakah ada sesuatu yang mengganggumu?" Tanya Clarisa
"Aah, tidak, semoga hari ini wawancara ibu berhasil, dan dapat di terima bekerja di sana, kudengar itu adalah perusahaan yang sangat besar, aku harap ibu berhasil" Christian memberi semangat pada ibu nya.
"Ya, Jiang Group adalah perusahaan yang sangat besar ibu sangat memimpikan bisa bekerja di perusahaan itu, namun ibu tidak terlalu percaya diri mengingat kemampuan ibu yang masih pas-pasan ini." Clarisa seraya menghirup nafas dengan berat kala mengatakannya.
"Tidak boleh berkata seperti itu! ibu bahkan belum mencoba nya!”
“Kau tidak akan tahu kemampuanmu bisa sampai mana?”
“Apakah pantas jika ibu menyerah sebelum mencoba nya?" Conan dengan dingin menatap ibunya.
Clarisa yang mendengar perkataan Conan, sedikit terharu ternyata putranya sudah punya pikiran seperti orang dewasa, bahkan 2 tahun ini kala dia bekerja saat diluar negeri, putranyalah yang mengurus pekerjaan rumah.
Ketika Clarisa pulang dari bekerja dia sudah mendapati rumah yang rapih, makanan sudah tersaji di meja makan, baju kotor sudah di cuci dan di setrika sungguh beruntung diri nya mendapatkan hadiah yang istimewa dari Tuhan.
Clarisa Shen sebelum berangkat dia berpesan kepada kedua putranya agar tidak pergi ke mana - mana tanpa Clarisa menemaninya, karna mereka baru pindah kesini 1 minggu yang lalu.Clarisa khawatir jika anaknya pergi keluar dan tersesat, tidak bisa kembali pulang ke rumah, walaupun dia tahu bahwa kedua putranya tidak akan tersesat mengingat IQ anaknya di atas rata-rata. Namun bagaimana pun mereka adalah anak-anak.
"Ingat pesan ibu, jangan pergi ke mana pun, tanpa seizin dari ibu mengerti!" Ucap Clarisa
" Ya, baiklah " Christian menyahuti ucapan ibunya.
"Conan jaga adikmu jangan biarkan dia pergi ke mana pun sesukanya. Kau yang tertua jadi harus bisa diandalkan mengerti." seraya memberikan pelukan pada kedua putra nya sebelum dia pergi
" Hmmmpppttt..." Conan hanya menganggukkan kepalanya merespons ucapan ibu nya.
Conan sedang mencari informasi tentang perusahaan Jiang Group, dia melihat bahwa perusahaan itu baik-baik saja, Conan mencari informasi siapa pemilik dari perusahaan Jiang Group.
Di sana hanya tertulis nama Lukas Jiang tanpa ada informasi tentang rupa wajah orang tersebut. Conan berpikir jika orang ini tidak pernah menampilkan dirinya di khalayak publik, dan di forum pencarian juga menyebutkan jika hanya segelintir orang yang mengetahui tentang siapa pemilik perusahaan Jiang Group.
Benar-benar misterius Conan semakin penasaran di buatnya, namun sekeras apa pun Conan mencari informasi tetap dia tidak menemukannya.
"Aah... sulit sekali!" Gunam nya, Conan menutup pencarian nya. Dan kembali meninjau pekerjaan nya, melihat banyak email yang masuk ke laptop nya, dia melihat nya satu-persatu.
Di sana banyak tentang diskusi, dan juga perpanjangan kontrak kerja, di mana mereka adalah seorang model anak-anak dari Brand pakaian yang terkenal.
Conan melihat banyak sekali pesan masuk seraya menarik nafas nya dengan berat dia menutup laptop nya, rasa nya kepala nya kembali sakit di buatnya. Seperti nya gejala penyakitnya bertambah pikir nya.
Sepertinya aku harus pergi ke rumah sakit lagi. Conan tidak tahu jika penyakitnya itu semakin hari semakin menggerogoti tubuhnya secara perlahan.
Conan berpikir dalam diam nya, apakah dia mampu bertahan sampai ibu nya menemukan seseorang yang membuat diri nya merasa begitu berharga, dan terutama menyayangi Christian setulus hati nya.
Matahari sudah tinggi saat Clarisa Shen datang ke perusahaan Jiang Group, dan menunggu untuk dipanggil wawancara oleh pihak rekrutmen, dengan sedikit gelisah Clarisa Shen duduk menunggu di panggil. " Nomor 203 Clarisa Shen". setelah di panggil Clarisa Shen bangkit dari tempat duduknya, dia melangkahkan kakinya menuju pintu masuk ruangan wawancara. Setelah wawancara berlangsung agak lama Clarisa Shen pun keluar dengan sedikit menundukkan kepala, Clarisa tidak menyangka jika dirinya bisa lolos, dan di terima bekerja di perusahaan besar ini. Dia berjalan dengan girang hingga tidak melihat presdir, dia menabraknya hingga terjatuh. Saat Clarisa Shen meringis kesakitan, disaat itu pula dia melihat tatapan mata yang sangat dingin, sepasang manik berwarna hijau zamrud itu menatap wajah Clarisa. Clarisa juga menatap wajah Lukas Jiang, dia terpesona oleh ketampanan nya dan juga kaget. Betapa tidak? Wajah Lukas benar-benar mirip dengan w
Setelah sampai disalah satu restoran mewah di kawasan Jincheng mereka turun dari taksi, Clarisa Shen bertanya, “kenapa membawa ibu ke tempat seperti ini, ini terlalu mahal nak!” "Apa yang ibu katakan? ini tidaklah mahal!" tegas Christian "Apanya yang tidak mahal, kau bisa lihat bagaimana suasana, dan kualitas luarnya saja sudah seperti ini bagaimana suasana didalam-Nya." Clarisa sedikit khawatir Conan melangkah pergi meninggalkan saudara dan ibunya yang masih berdebat diluar, dan melangkah masuk menuju meja resepsionis untuk bertanya tentang dimana ruangan yang sudah di reservasi olehnya. Sedangkan Christian masih berusaha meyakinkan ibu nya bahwa mereka membawa ibunya kesini, untuk merayakan keberhasilan ibunya karna mendapatkan pekerjaan yang diimpikan oleh ibunya. "Bu, ayo kita masuk jangan khawatir uang kami tak kan habis jika makan di restoran ini, ayo masuk!" Seru Christian. Clarisa merasa terharu atas tindakkan kedua putr
Setelah mendapat kabar bahwa Elaine Chu berselingkuh bersama pria lain. Lukas Jiang langsung menemui Elaine, dan seluruh keluarga Chu. Lukas yang tadinya masih menghormati keluarga Chu kini semakin jijik terhadap mereka terutama pada Elaine Chu. Lukas Jiang tidak menampar, ataupun memaki Elaine Chu atas kelakuannya. Namun Lukas memberikan perjanjian cerai kepada Elaine Chu, di hadapan semua keluarga Chu. Lukas dengan dingin memberi perintah pada Jay, “Jay berikan dokumennya kepada wanita itu, dan cepatlah untuk menandatanganinya.” "Baik, silakan nyonya, maaf silakan nona Elaine Chu.” Jay memberikan dokumen perceraian itu kepada Elaine Chu. dengan tangan gemetar Elaine Chu menerimanya. Elaine Chu membaca semua isi dalam dokumennya, dan dia langsung tersungkur karna dalam perjanjiannya, Elaine Chu tidak akan mendapatkan uang sepeser pun karna Elaine Chu lah yang berkhianat kepada Lukas Jiang. Lukas tidak memberi toleransi apa pun kepada k
Conan bertanya, “Christian apa kau sudah membangunkan ibu?” Christian menjawab, “Ya, aku sudah membangunkannya!” “Conan hari ini karna ibu pergi bekerja bagaimana kalau kita pergi? Conan berkata, “Ya, nanti kita pikirkan!” “Pagi...” ucap Clarisa. “Pagi ibu, apakah tidurmu nyenyak?” Christian bertanya. “Hmmm...ibu tidak bisa tidur karna hari ini hari pertama ibu kembali bekerja.” Ungkap Clarisa. “Semoga harimu baik ibu.” “Semoga kau mendapat rekan kerja yang baik!” ucap Christian. “ayo cepat habiskan sarapanmu ibu. Oh ya Ibu, aku dan Conan akan pergi jalan-jalan apakah boleh?” Christian kembali bertanya. "Kalian akan pergi ke mana?" "Kami akan pergi ke tempat bermain ibu!” Jawab Christian. “Hmmmpppttt...hati-hati saat berjalan-jalan, jangan berbuat hal yang tidak-tidak mengerti!” "Mengerti Bu!” dengan lantang Christian berkata. Clarisa Shen pergi menuju t
Nyonya Jiang terkejut saat melihat Conan, karna Conan sangat mirip dengan Putranya Lukas Jiang, fitur wajah yang sangat tegas, dan anggun itu ya, itu milik Lukas Jiang. Nyonya Jiang bergumam. “apakah anak ini adalah anak Lukas Jiang yang tidak aku ketahui?” Nyonya Jiang bertanya pada Conan. "Nak, siapa namamu? Conan hanya melirik nya dan berkata dengan acuh. “Conan Shen" "Conan Shen. Ibumu namanya siapa?” Conan kembali meliriknya dan menatapnya bingung, dia menjawab. "Clarisa Shen" "Clarisa Shen. Lalu ayahmu siapa?” Nyonya Jiang kembali bertanya. Tatapan Conan Langsung meredup, seraya berkata. "kami tidak memilikinya!" Nyonya Jiang merasa sedikit bersalah. "Conan apakah kau sudah selesai? “ayo kita pulang!" Seru Christian. "Ya." Conan menjawab. Christian kembali bertanya. "Conan ini, mereka siapa?" "Entahlah aku pun tidak mengenal mereka!” Ungkap Conan.
Seiring berjalannya waktu Clarisa Shen sudah beradaptasi dengan lingkungan tempat kerja. Dia mendapatkan teman dan juga mendapatkan promosi karna kinerja nya bagus. Semua yang didapatkan adalah hasil kerja kerasnya, namun di tempat kerja, di mana pun tetap ada yang suka dan tidak suka kepadanya, mereka memujinya di depannya, dan memakinya dibelakang-Nya. Itu sudah biasa terjadi kepada Clarisa Shen, karna Clarisa Shen Selain penampilannya yang menarik dia pun sangat cantik, dan juga seorang pekerja keras. Bahkan manajer pemasaran dan Manajer desainer, sangat menyukai Clarisa Shen karena kinerja nya yang detail dan bagus. Sehingga membuat karyawan wanita yang lain iri terhadap kesuksesan Clarisa Shen. Saat Clarisa Shen pulang dia tidak melihat kedua putranya dirumah, dia pun menelepon Christian. Dia berkata. “Nak kenapa kalian belum kembali?” "Aah, aku lupa memberitahumu ibu, bahwa aku dan Conan sedang bekerja lembur hari ini.” “M
Saat terbangun Clarisa Shen merasa sakit kepala, karna mabuk dimalam sebelumnya, saat dia melihat jam, dia melompat karena terkejut, dia ada pertemuan, dan dia terlambat bangun. “Ah, gawat, aku terlambat!” “Kenapa alarmnya tidak bersuara!” “Ah, sial!” Ungkap Clarisa seraya beranjak ke kamar mandi. Clarisa dengan terburu-buru bersiap berangkat kerja tanpa menyadari rumahnya yang berantakan. Dia pun pergi meninggalkan rumah dengan tergesa-gesa. Saat Conan dan Christian kembali ke rumah. Mereka terkejut bukan main, bagaimana bisa rumahnya jadi seperti kapal pecah? Conan berkata. “Sebaiknya kita membereskan rumah terlebih dahulu!” Christian menjawab. “Baiklah, lagi pula aku tidak nyaman melihatnya berantakan!” Saat Conan masuk, dan akan membantu Christian membersihkan kamar ibunya, dia melihat pemandangan yang menyayat hati kecilnya, dia berpikir jika ibunya pasti tertekan ataupun dia kembali mengingat ma
Hari demi hari berlalu, di pikiran Lukas Jiang masih terlintas wajah Conan Shen, wajah anak yang tidak dikenalnya itu namun mampu menarik dirinya untuk mencari tahu siapa anak kecil itu. Disisi lain Clarisa Shen mulai terbiasa dengan pekerjaannya, kedua putranya juga sangat mendukungnya, mereka tidak pernah sekalipun merepotkan Clarisa Shen, bahkan kedua putranya yang selalu menyemangati Clarisa Shen agar tidak menyerah dengan pekerjaannya. Dia sangat bersyukur memiliki putra seperti mereka berdua. "Ibu..." Christian memanggilnya. "Hhmmppp..." jawab Clarisa. "Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Christian Clarisa Shen tersenyum seraya berkata. "Begitu beruntungnya ibu memiliki kalian berdua!” Conan hanya menyunggingkan sedikit senyuman. Seperti biasanya Christian dengan semangat dan ceria memeluk ibunya dengan erat dan membisikan sesuatu ke telinga Clarisa Shen, dengan lembut dia berbisik. "Kami sangat mencintaimu,