Sinar mentari pagi mulai menembus jendela kaca kamar Lukas, di sana Lukas dan Clarisa masih tertidur. Kala cahaya matahari mengenai wajah Clarisa dirinya pun terbangun karna merasakan silau di mata nya.
Saat Clarisa terbangun dia melihat pemandangan pagi hari yang sangat menggoda, dan memesona yaitu Lukas yang masih tertidur. Dia menatap Lukas begitu dalam, Clarisa memberanikan diri untuk menyentuh wajah Lukas dengan lembut.
Dan tiba-tiba Lukas terbangun, Clarisa menatap sepasang manik berwarna hijau zamrud itu sangat memukau. Clarisa bahkan tidak bisa menopang diri nya kala Lukas menarik lengannya, hingga wajah Clarisa sangat dekat dengan wajah tampan Lukas,
Dengan lembut Lukas mengecup bibir Clarisa yang sangat menggoda bagi Lukas, Clarisa masih termangu, dia seperti kehilangan akal. Dengan tiba-tiba dia melancarkan aksinya pada Lukas, Clarisa semakin berani memulai lebih dulu.
Bahkan Clarisa sendiri yang melepaskan gaun tidurnya, kini t
Di vila milik keluarga Shen, sedang terjadi kekacauan karena perusahaan Shen telah jatuh bangkrut. Semua orang menyalahkan Yunita yang telah melakukan kesalahan yang sangat fatal, jika saja Yunita tidak bertingkah perusahaan tidak akan jatuh bangkrut. Mariam Song yang mendengar semua orang menyalahkan putrinya tidak terima. “Ini semua adalah ulah Clarisa, sepertinya wanita jalang itu menggoda tuan muda Lukas agar bisa membalaskan dendam 10 tahun lalu.” “Kalau tidak bagaimana bisa tuan muda Lukas mengenal wanita jalang seperti dia?” Seru Mariam yang menjelek-jelekkan Clarisa di hadapan keluarga besar. Lou Shen sudah kehilangan arah saat ini, dia pergi ke rumah setiap orang untuk meminta bantuan pada kolega bisnisnya, namun tak ada yang sudi membantunya kali ini, semua orang takut pada kekuasaan tuan muda Lukas Jiang, tak ada yang berani menentangnya. Bahkan jika ada yang berani melawannya, tuan muda Lukas Jiang tidak akan segan menghancurka
Di mansion, Lukas sedikit khawatir karna menjelang malam Conan belum kembali, dengan tidak sabar dia menghubungi Joe supir pribadi nya, menanyakan keberadaan Conan. Setelah mendapat kabar bahwa Conan berada di taman hiburan pun, membuat Lukas sedikit lega. Lukas menyadari jika Conan pergi tidak membawa obatnya, dia tidak ingin terjadi sesuatu pada Conan entah kenapa dia merasa jika dirinya semakin terikat dengan Conan. Dia merasa seakan memiliki hubungan dengan mereka. Jika dipikirkan lagi, tidak mungkin secara kebetulan jika kedua anak itu sangat mirip dengan nya. "Lukas... Lukas..." panggil Clarisa. Lukas yang masih termangu tidak merespon panggilan Clarisa. "Ada apa? Apakah sesuatu telah terjadi?" Tanya Clarisa dengan suara sedikit cemas. "Ah. Tidak ada yang terjadi, aku hanya menghubungi Joe bertanya keberadaan Conan. "Lalu?" Tanya Clarisa bingung Dia sedang berada di taman hiburan bersama dengan Joana Lei." Luk
Di perjalanan Joe mencoba membangunkan Conan yang masih tertidur, Joe terus mencoba untuk membangunkan Conan untuk memastikan keadaannya."Tuan kecil, tuan kecil" Joe terus memanggilnya namun tak ada jawaban dan respon dari Conan, Joe yang menyadari situasi pun segera menepikan mobil yang di kemudikannya, Joe masih mencoba memanggil Conan. Namun tidak ada respon darinya, dengan segera Joe keluar dari mobil, dan membuka pintu kursi belakang mobil, dia menghampiri Conan, dengan lembut menepuk-nepuk pipi Conan, tapi tetap saja tidak ada respon dari nya, Joe sedikit cemas tapi dia berusaha untuk tetap tenang, Joe dengan hati-hati mencoba memegang leher Conan untuk memastikan denyut nadi nya, apakah masih berdetak, atau tidak. Joe sedikit lega karena tuan kecil nya masih hidup walaupun detaknya jantungnya terasa lemah, dia mencoba menguhubungi Lukas untuk mengabarkan kondisi Conan. Di ruang tamu Lukas sedang bersama dengan Clarisa, me
Bab 41 "Ayah, tidakkah kau sangat baik pada kami?” “Aku sangat berterima kasih padamu, bahkan jika aku mengulang kehidupan ku, aku tak akan bisa membalas kebaikanmu," suara Conan terdengar lirih, Conan menatap keluar jendela. Terlihat langit luas dengan bintang berhamparan di sana. "Mungkinkah aku akan menjadi salah satu bintang yang paling terang, jika aku pergi?" Tanya Conan, seraya tersenyum menatap Lukas. "Apa yang kau bicarakan? Bahkan perjalananmu baru saja di mulai.” “Berhentilah berpikir seperti itu. Lebih baik kau fokus pada pemulihanmu.” “Sebaiknya malam ini kau dirawat di sini lebih dulu, ayah sudah memberitahu ibumu jika kau tidak akan pulang malam ini.” “Besok lusa kita akan berangkat ke luar negeri, sebaiknya kau ikut dengan ayah. Lagi pula ibumu sudah mengizinkanmu pergi," ucapnya Lukas terdengar seperti ayah kandung bagi Conan, bagaimana tidak. Lukas selalu berada di sampingnya kapan pun dan dimana pun.
Lukas berniat pulang, namun dia mengurungkan niatnya, Lukas pun meminta Jay untu datang ke rumah sakit, dan membawakan nya beberapa pakaian untuknya dan juga Conan. Lukas berkata seraya menguhubungi sekertarisnya. Tuut... tuut... tuut, dan akhirnya tersambung, dari seberang telpon, terdengar suara yang sangat familiar. Ya, itu adalah Jay. Sekertaris serta asisten pribadi Lukas. Jay pun berkata, "Halo Presdir. Apa yang anda butuhkan?." Lukas menjawab, "Jay, tolong bawakan aku pakaian, dan juga bawalah pakaian untuk Conan sekarang! Saat ini aku berada di rumah sakit F, segeralah kemari!. Setelah menunggu 15 menit akhirnya Jay datang ke rumah sakit. Membawa apa yang Lukas butuhkan. Jay berkata, "Presdir, ini yang anda butuhkan." Seraya menyerahkan tas kertas, berisi pakaian dan juga makanan. Jay juga tidak lupa memberi informasi tentang apa yang Lukas perintahkan padanya. Jay menyerahkan sebuah dokument penyelidikan tentang
Denting yang berbunyi dari dinding kamar Clarisa, menyadarkannya dari lamunan panjang, Clarisa sedari semalam tidak dapat tidur dengan nyenyak, dia begitu gelisah! Clarisa merasa janggal, namun dia menepis bayangannya. Berharap semua nya akan baik-baik saja. Kala Clarisa menatap keluar kaca jendela, terlihat matahari telah semakin tinggi. Perutnya dengan tanpa aba-aba, dan tiba-tiba mengeluarkan suara. Dia sadar bahwa dia tidak keluar kamar sedari pagi, sehingga membuatnya kelaparan. Clarisa beranjak dari tempat tidurnya, menuju kamar mandi. Rasa nya dia ingin berendam di air dingin, untuk menyegarkan pikirannya. Dalam benak Clarisa muncul kenangan-kenangan indah kala Conan dan Christian sering bermanja dengannya. Namun kini kedua putra nya tumbuh lebih cepat. Terlebih sejak Conan sakit, mereka tinggal bersama Lukas, kedua putranya semakin menjauh dari nya. Christian lebih sering bersama kedua orang tua Lukas, sedangkan Conan, selalu bersama dengan Lukas. Rasa nya Clari
Berbeda dengan keadaan Mansion Lukas yang penuh suka cita, di vila keluarga Shen penuh dengan duka. Dimana keluarga Shen telah bangkrut, terdengar kata makian terhadap Mariam Song. Lou Shen sangat murka kala mendengar bantahan Mariam, karena selalu memanjakan Yunita. Kini bisnis yang telah di bangun puluhan tahun pun harus hancur dalam sekejap saja. Tagihan kartu kredit yang membengkak pun kini tak bisa lagi dia bayar, semua harta nya kini hampir habis karena harus membayar ganti rugi pada pihak lain. Dengan terpaksa Lou Shen berniat untuk menjual property nya seperti rumah, dan juga koleksi mobilnya. Keluarga Shen benar-benar hancur sekarang, tidak mudah untuk mendirikan usaha kembali. Lou Shen harus mencari cara agar dia bisa mempertahankan bisnisnya. Sedangkan Marco, setidaknya dia lebih beruntung dari keluarga Shen, perusahaan Yan Group mampu bertahan. Karena adik perempuan Marco mau membantunya menyelesaikan permasalahan yang menimpa perusahaan. Se
"Christian, berhentilah!" Teriak Conan. Namun Christian tak menanggapi teriakan Conan, dan terus berlarian kesana kemari. Conan merasa sangat lelah menemani adiknya bermain. Karena pada dasarnya Conan tidak seaktif Christian. Melihat adiknya semakin menjauh, Conan lebih memilih untuk duduk di tepi sungai kecil, dia menatap air yang tenang, terlihat ada anak ikan yang berenang dibawah sana. Sungguh indah air yang jernih menampakan dasar sungai yang bersih. Conan mencoba untuk turun ke sungai, kakinya merasakan dinginnya air, sesekali dia mencipratkan airnya. Entah kenapa itu terasa menyenangkan baginya. Seketika Christian datang seraya berkata, "Kakak, itu terlihat menyenangkan! Aku ingin mencoba nya." Dengan segera Christian menggulung celananya, dan dia pun memasukan kedua kakinya ke dalam air. Christian mencipratkan air dingin itu ke wajah Conan. Christian berkata. "Bukankah ini sangat menyenangkan kakak?" Seraya tangannya terus mencipratkan air ke wa