Share

Surat Perjanjian

Tiga hari setelah Ayahnya dirawat, Clara pun akhirnya menemui Sarah. Sarah adalah wanita pintar, dan cerdas, sebelum memberikan suaminya untuk Clara, ia pun membuat sebuah perjanjian di atas matrai, yang harus Clara tanda tangani, dan akan mendapat sanksi jika melanggarnya.

Adapun isi perjanjiannya tersebut yaitu:

1. Melakukan pernikahan siri sampai Clara melahirkan seorang anak.

2. Setelah melahirkan, Clara wajib meninggalkan buah hatinya dan Dimas.

3. Selama pernikahan siri berlaku, Sarah akan selalu mengawasi Clara, serta diharamkan bagi Clara jatuh cinta untuk Dimas.

4. Tidak ada tuntutan setelah melahirkan.

5. Merahasiakan pernikahan siri untuk selama-lamanya.

6. Semua kerugian akan dibayar sebesar 1.000.000.000. Jadi, jika suatu saat Clara berubah pikiran dan melakukan penuntutan akan kena sanksi sebesar 5.000.000.000.

Setelah membaca surat perjanjian itu, membuat Clara sangat terkejut. Sarah sama sekali tidak mengijinkannya melakukan hal macam-macam. Dan jika ia berubah pikiran, maka Sarah berhak menuntutnya dengan nominal yang sangat besar. Tidak hanya itu, Clara juga akan dibayar dengan nominal yang cukup menggiurkan.

"Bagaimana, apa kamu setuju dengan perjanjian ini. Tapi bagaimanapun, saya sudah membayar kamu, jadi kamu tidak ada hak untuk menolak, apalagi membatalkan perjanjian ini," ucap Sarah memperjelas. Melihat nominal uang yang akan ia terima, membuat Clara berlapang dada, dengan uang itu, ia akan bisa menghidupi keluarganya yang sudah lama diterpa kemiskinan.

"Baik, saya setuju," jawab Clara, lalu membubuhkan tanda tangan, melihat itu Sarah pun akhirnya tersenyum dengan lebar.

"Baik, semua sudah jelas, untuk informasi lebih lanjut, saya akan menghubungi kamu lagi," lanjut Sarah, lalu pergi meninggalkan Clara.

Saat ini, Sarah harus mencari rumah baru untuk mereka tinggali. Ia tidak bisa membiarkan Clara tinggal satu atap dengan keluarga Dimas. Saat membahas ini, membuat Papa dan Mama Dimas kurang setuju dan berusaha untuk menahan Sarah dan Dimas.

"Maaf Pa, Ma. Tapi Dimas dan Sarah juga butuh waktu sendiri, mungkin saatnya Dimas dan Sarah harus hidup pisah dari Papa dan Mama, agar kami bisa lebih fokus untuk memberikan Papa dan Mama cucu," ucap Dimas. Mendengar itu membuat Mamanya setuju, karena ia sudah sangat menanti cucu dari anak sulungnya itu.

"Ya sudah, tapi kalian tinggalnya jangan jauh-jauh dari rumah Papa dan Mama, agar Mama bisa sering-sering lihat kalian," ucap Mama Dimas, mendengar itu membuat Sarah panik, jika mama mertuanya sering datang berkunjung, maka rencana mereka akan bisa ketahuan.

Dimas adalah suami yang paling cepat tanggap, melihat ekspresi Sarah, membuatnya langsung mengerti, ia tahu, Sarah tidak memiliki keberanian untuk menolak Mamanya.

"Ma, biar kami saja yang datang mengunjungi Papa dan Mama, lagian Mama dan Papa juga sibuk, Sarah juga sibuk, jadi kasihan Mama, lebih baik Mama gunakan waktu Mama untuk menikmati hidup," ucap Dimas. Dimas merupakan anak kesayangan di keluarganya, jadi apapun yang dikatakan Dimas, akan selalu dituruti oleh Mamanya.

"Ya sudah, deh. Mama hanya bisa nurut apa kata kamu, tapi kalian harus janji, kalian harus segera memberikan Papa dan Mama cucu."

"Iya, Ma. Mama doakan saja, kami akan segera memberikan Papa dan Mama cucu," balas Dimas meyakinkan.

Setelah itu, Dimas pun langsung menyerahkan semua urusan kepada sekretaris pribadinya. 

Raka adalah sekertaris sekaligus sahabat yang sudah lama bekerja dengannya. Raka sama dengan Dita, apapun masalah Dimas, Raka juga mengetahuinya.

Dimas sengaja menyuruh Raka mencari rumah yang jauh dari rumah orangtuanya, karena dengan begitu, Mamanya tidak akan sering mengunjungi mereka, dan tidak melihat Clara di sana.

Tidak butuh waktu lama, Raka pun berhasil menemukan rumah sesuai keinginan Sarah. Bagi Dimas, apapun yang membuat Sarah bahagia sudah membuatnya merasa bahagia. Tidak menunggu lama, Sarah dan Dimas pun akhirnya pindah, hal ini juga membuat Sarah lega, ia tidak harus mendengarkan cibiran dan sindiran dari Mama mertuanya dan Adik iparnya Sinta.

Seminggu di rawat di rumah sakit, akhirnya Ayah Clara pun diijinkan pulang, mendapat perawatan yang intensif, membuat keadaan Ayahnya menjadi lebih cepat membaik, namun hal ini masih menjadi teka-teki bagi keluarganya, dari mana Clara mendapatkan uang untuk membayar semua biaya pengobatan Ayahnya.

Tidak hanya itu, Clara juga memberikan uang untuk Ibunya, hal itu semakin membuat Ibunya merasa curiga, dari mana putri sulungnya itu mendapatkan uang.

"Clara, tolong jujur dengan Ibu, dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak ini, nak? Kamu tidak melakukan hal yang tidak-tidak, kan?" 

Clara pun berusaha untuk tenang, dan tersenyum agar Ibunya tidak semakin curiga.

"Bu, Ibu tidak usah mikir yang tidak-tidak. Ibu masih ingat, kan. Kalau Clara bilang pinjam uang dari teman. Nah, untuk menggantinya, Clara harus pergi kerja ke luar negeri, dan bukan hanya itu, Clara akan mendapat gaji yang besar, jadi nanti Clara akan kirim ke Ibu setiap bulan," jawab Clara, untuk kesekian kalinya ia harus membohongi Ibunya, lantas bagaimana bisa ia mendapatkan surga, jika ia sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal.

Mendengar kata luar negeri membuat Ibunya sangat merasa sedih, itu pertanda ia tidak akan melihat putri sulungnya itu dalam waktu lama. Dan akan menyimpan kerinduan yang sangat teramat dalam.

"Maafkan Ibu, nak. Kamu harus melakukan ini semua," tangis Ibunya merasa bersalah. Clara pun langsung memeluk Ibunya dengan erat, sambil menumpahkan air matanya. 

"Maafkan Clara, Bu. Clara terpaksa melakukan ini," batinnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status