Share

Pernikahan itu pun Terjadi

Segala sesuatu sudah dipersiapkan oleh Sarah, dan kini, waktu yang ia tunggu-tunggu pun tiba, Dimas akan menikahi Clara, pernikahan itu pun hanya disaksikan oleh Dita dan Raka dan seorang penghulu.

Kini, Clara sudah resmi menjadi istri siri Dimas, sah di mata Agama dan yang penting tidak melakukan zina.

Hati Clara terasa tercabik, saat ia menyandang gelar sebagai isteri, tanpa kedua orangtuanya dan Adiknya Utari.

Keluarganya sama sekali tidak mengetahui masalah ini, sepengetahuan mereka, Clara pergi kerja ke luar negeri. Padahal Clara masih di Jakarta, tinggal bersama Dimas dan Sarah, dan akan dibuang setelah berhasil melahirkan seorang anak.

Setelah akad selesai, Clara hanya bisa menangisi takdir, apa yang akan terjadi dengan hidupnya. Melihat itu, membuat Raka merasa iba, ia bisa mengerti bagaimana perasaan Clara saat itu juga.

Sarah dan Dita terlihat tertawa bahagia, tidak lama lagi, ia akan memiliki seorang anak, walaupun bukan anak kandungnya, yang penting bisa membuat keluarga Dimas dan keluarganya bahagia. Sementara Dimas, langsung sibuk kembali bekerja, Dimas sama sekali tidak menganggap pernikahan ini ada, baginya, istrinya cuma satu yaitu Sarah seorang.

Sarah pun mengantar Clara ke kamar, saat ini, ia harus memperlakukan Clara dengan baik, agar semua yang ia inginkan bisa terwujud.

"Bagaimana, apa kamu sudah siap?" Tanya Sarah.

"Siap apanya Bu?" Tanya Clara yang tidak mengerti. Sarah pun hanya tersenyum, bagaimana bisa ia menemukan gadis yang masih sangat polos di ibu kota Jakarta seperti ini.

"Clara, sekarang kamu sudah menjadi isteri Mas Dimas, saya pikir kamu sudah tau hak dan kewajiban kamu, tapi mengenai kewajiban, kamu tidak usah pikirkan, kamu tidak usah mengurus Mas Dimas, tugas kamu hanya mengandung, urusan Mas Dimas biar saya yang mengurus," Tutur Sarah, kini Clara semakin mengerti posisinya, yang mereka butuhkan hanya rahimnya, bukan dirinya. 

"Satu lagi, jangan panggil saya Ibu, panggil saya Kakak saja." Pinta Sarah dan Clara pun hanya mengangguk setuju.

"Baiklah, malam ini, saya akan biarkan suami saya berbagi kenikmatan dengan kamu, setelah itu jangan harap, karena saya sama sekali tidak suka berbagi." Sambung Sarah, ucapannya membuat Clara ambigu, padahal, jelas-jelas ia yang menginginkan semua ini, namun jika hanya berbuat sekali kenikmatan, apa Clara akan langsung hamil?

"Hem, saya mengerti." Ucap Clara, bagaimanapun Clara sama sekali tidak menginginkan ini. Dan bagus baginya jika ia sama sekali tidak berurusan dengan Dimas, lelaki cuek dan super angkuh.

Sarah pun membiarkan Clara mempersiapkan diri. Saat ia menuju kamar, Sarah justru melihat Dimas yang masih sibuk dengan laptopnya.

"Mas," Panggilnya dengan lembut.

Dimas pun langsung menarik tubuh Sarah hingga Sarah duduk di atas pangkuannya.

Seperti biasa, Dimas akan selalu bermanja dan melakukan kewajibannya sebagai suami.

Namun, kali ini Sarah harus menolak, sebab malam ini, Dimas harus melakukan kewajibannya dengan Clara.

"Kenapa sayang?" Tanya Dimas kebingungan. Hasratnya yang sudah melambung membuat Dimas tidak kuasa untuk menahan.

"Mas, Mas tidak lupa kan, kalau Mas sudah punya istri, jika mas tidak melakukan dengannya, bagaimana bisa Clara akan hamil." Ucap Sarah. Saat mendengar itu, spontan mood Dimas langsung berantakan. Mendengar nama Clara saja sudah membuatnya muak, apalagi harus bercinta dengannya.

"Sayang, Mas mohon, beri mas kesempatan, Mas sama sekali belum bisa melakukan ini." Tolaknya memohon.

Melihat ekspresi Dimas membuat Sarah tidak kuasa, Sarah juga bisa mengerti, apa yang dirasakan oleh suaminya itu.

Akhirnya, Sarah pun kembali membangkitkan hasrat suaminya, sehingga membuat Dimas dengan mudah tergoda. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status