Share

Kemesraan Dimas dan Sarah

Sesuai instruksi Sarah, Clara pun menyiapkan diri. Clara membersihkan diri serta memakai parfum, ia tahu, laki-laki seperti Dimas pasti sangat menyukai wanita yang bersih, dan wangi, seperti Sarah.

Satu jam Clara menunggu, namun Dimas tidak datang juga, hingga sesuatu yang tidak ingin ia dengar pun harus terdengar, kamarnya berada tepat di sebelah kamar Sarah dan Dimas, Sarah dan Dimas yang sedang bercinta membuat Clara harus mendengar desahan manja dari pasangan suami istri itu.

Clara tentu sangat mengerti apa yang sedang dilakukan oleh Sarah dan Dimas, dihari pernikahannya saja, Dimas sama sekali tidak meliriknya, apalagi malam pengantinnya, Dimas justru melakukan kewajibannya dengan Sarah.

Perasaan Clara kini bercampur jadi satu, ia tidak tahu apa ia harus bahagia atau sedih dengan kondisi seperti ini. Memiliki suami yang sama sekali tidak pernah menginginkannya, tidak hanya itu, pernikahannya juga hanya sementara, seharusnya ia merasa bahagia, namun keadaan menyeretnya untuk terjebak dalam hubungan pernikahan yang tidak pernah ia impikan.

Clara pun akhirnya memutuskan untuk tidur, ia hanya bisa berserah kapan Dimas akan sudi menyentuhnya.

Keesokan paginya, Sarah dan Dimas sudah duduk di meja makan. Untuk menghindari Clara dari orang-orang, Sarah pun meminta untuk tidak memakai asisten rumah tangga. Saat ini, Sarah tidak bisa percaya selain orang-orang terdekatnya.

Melihat meja makan yang kosong, membuat Sarah dan Dimas berpangku tangan. Sarah sama sekali tidak bisa memasak, ia hanya ahli dalam mengurus diri serta memberikan kepuasan untuk Dimas.

"Aku lapar Mas," keluhnya. Dimas pun mengeluarkan ponselnya dan memesan makanan online, namun jarak rumah mereka yang jauh dari kerumunan, membuat ia kesulitan mendapatkan driver. Tiba-tiba, Clara pun hadir, Clara juga sudah sangat merasa lapar.

"Selamat pagi Pak, Bu!" Sapanya dengan lembut, mendengar itu membuat Dimas geleng-geleng, ia lupa bahwa ada wanita lain di rumahnya.

"Pagi! Clara, sudah berapa kali saya katakan, jangan panggil Ibu, panggil Kakak saja." Saur Sarah, dan Clara pun hanya mengangguk.

Clara langsung membidik meja makan yang kosong, ia juga melihat wajah Sarah dan Dimas yang kelaparan, ditambah pertemuan mereka tadi malam, membuat tenaga mereka terkuras.

"Bagaimana sayang, apa Mas sudah dapat drivernya?" Tanya Sarah, Clara pun langsung mengerti, bahwa Sarah dan Dimas mencoba untuk memesan makanan online.

"Belum sayang, kamu sabar ya, Mas akan memesan makanan untuk kamu." Jawab Dimas, dalam kondisi seperti ini, Dimas masih sangat memperhatikan Sarah, Dimas bahkan tidak bertanya, apa Clara merasa lapar atau tidak.

Clara benar-benar harus banyak bersabar, ia semakin tahu akan posisinya, tidak ingin menjadi benalu, Clara pun menawarkan diri untuk menyiapkan sarapan.

"Kak Sarah, biar saya saja yang masak, kebetulan saya juga bisa masak." Ucap Clara, namun Dimas pun memberikan sebuah kode untuk menolak penawaran Clara. Namun kali ini Sarah tidak setuju, ia benar-benar sudah sangat merasa lapar dan tidak kuat untuk menunggu waktu lebih lama.

"Apa kamu yakin?" 

"Iya, Kak." Jawab Clara, dan Clara pun langsung menuju dapur untuk melihat bahan makanan yang tersedia.

"Sayang, kenapa kamu biarkan dia, Mas tidak mau makan masakan dia, Mas hanya mau makan masakan kamu." Ucap Dimas protes.

"Mas, kali ini saja. Kan, Mas tahu sendiri, kita tidak bisa menemukan driver, dan Mas juga tahu, aku tidak bisa masak. Apa salahnya kita coba dulu," Jawab Sarah dan Dimas hanya bisa pasrah, Dimas sama sekali tidak pernah ingin berdebat dengan Sarah.

Berhubung baru pindahan, mereka sama sekali belum memiliki bahan makanan yang lengkap. Tidak ada pilihan Clara pun hanya bisa menyiapkan nasi goreng.

Aroma bawang langsung tercium di hidung Sarah dan Dimas, hingga membuat perut mereka semakin keroncongan.

Tidak butuh waktu lama, Clara pun datang membawa 2 piring nasi goreng, walau terlihat pucat namun soal rasa ia bisa menjamin. Clara sudah belajar masak dari kecil, sehingga sangat mudah baginya untuk menyiapkan makanan seperti ini.

"Wow, Clara, kamu benar-benar bisa masak, ayo Mas, kita makan, aku sudah sangat lapar." Ketus Sarah. Dimas pun langsung meraih sendok dan garpu, dan mulai memasukkan nasi goreng ke dalam mulutnya, saat Dimas mulai menguyah, ia sangat merasa terkejut, nasi goreng buatan Clara benar-benar sangat enak, seperti masakan restauran mewah.

"Wow, rasanya sangat enak, iya, kan, Mas?" Ucap Sarah memuji, dan Dimas hanya bisa tersenyum pahit. Dimas sama sekali tidak melirik Clara, bahkan sejak Clara pindah ke rumah itu Dimas tidak pernah mengajaknya untuk bicara.

Setelah selesai sarapan, Raka pun datang untuk menjemput Dimas.

Sebelum berangkat, Dimas dan Sarah sudah terbiasa untuk bermanja, seperti pelukan, cium bibir dan kening, saat Sarah dan Dimas melakukan itu, lagi-lagi Clara hanya bisa menjadi penonton, saat Dimas memeluk Sarah, Dimas pun melihat Clara yang sedang berdiri memperhatikan mereka, bukannya merasa iba, Dimas justru semakin mempererat pelukannya dan mencium kening Sarah dengan lembut. Dimas seakan sengaja untuk menunjukkan betapa ia sangat mencintai Sarah. Clara hanya bisa sabar, untuk saat ini Clara sama sekali belum merasa sakit hati ataupun cemburu, karena ia sama sekali tidak memiliki perasaan apa-apa untuk Dimas.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status