Share

Dimas dan Clara Bulan Madu

Malam ini Dimas sungguh sangat merasa resah, ia sudah tidak ada alasan, hal yang sama juga dirasakan oleh Clara, Sarah sudah memberitahunya agar menunggu Dimas di kamarnya.

Perasaan Clara kini campur aduk, ia tidak bisa duduk tenang menunggu sang suami, sedari tadi ia jalan mondar-mandir, namun tidak juga berhasil membuat ia merasa tenang.

Kalau benar akan terjadi, itu artinya, ia akan memberikan keperawanannya, untuk suaminya yang sama sekali tidak ia cintai.

Clara sama sekali belum pernah jatuh cinta, dan ia juga belum pernah pacaran, kepolosan dan keluguannya tidak bisa untuk ia sembunyikan.

Jantung Clara semakin berdegup dengan kencang, saat ia mendengar suara pintu, saat ia mengalihkan pandangan, ia pun melihat Dimas yang sudah berdiri tepat di depan pintu kamarnya.

Matanya seakan terbelalak, bukan karena merasa pangling, tapi karena merasa takut, tatapan Dimas sungguh sangat berbeda dengan tatapannya kepada Sarah.

Dimas pun membanting pintu dengan kuat, melihat itu semakin membuat Clara semakin merasa takut, Clara sama sekali tidak berani menatap Dimas, ia memejamkan mata, sembari menundukkan wajah cantiknya.

Sifat jail Dimas pun mulai muncul, melihat ketakutan yang tersirat dari wajah Clara, membuatnya merangsang ingin menggoda istri kecilnya itu.

Dimas pun menghampiri Clara, dan naik ke atas ranjangnya. Tanpa merasa apapun Dimas mengangkat wajah Clara, hingga kini dengan jelas ia bisa melihat wajah cantik istri kecilnya itu.

Tatapan mata Clara yang polos, membuat hati Dimas bergetar, rasanya ia tidak tega jika harus menyakiti wanita lugu itu.

Dimas pun mulai meletakkan bibirnya di atas pipi Clara yang lembut, bukannya terangsang, Clara justru merasa takut hingga ia teriak dengan kencang.

Dengan cepat, Dimas pun langsung membungkam mulut Clara dengan tangannya.

"Kamu apa-apaan, sih? Kenapa kamu berteriak?" Tanyanya panik, ia takut Sarah akan mendengar jeritan Clara.

"Aku belum siap, Kak," jawab Clara, namun bukannya membuat Dimas iba, justru semakin membuatnya merasa tertarik.

"Siap tidak siap kita harus melakukannya," ucap Dimas, dan kembali mencium seluruh wajah Clara.

"Hentikan, Kak. Geli!" Rintih Clara, namun Dimas sama sekali tidak memperdulikannya. Baginya, ia cukup sekali bercinta dan menamakan benih di rahim Clara, setelah itu Sarah tidak akan memaksanya lagi.

Dimas pun mulai menyisihkan kimono Clara, hingga dengan jelas ia melihat tumpukan daging yang begitu kenyal, padat, putih dan mulus, yang sangat jauh berbeda dengan Sarah. Dimas akui, milik Clara jauh lebih indah daripada yang Sarah miliki.

Lalu, tanpa aba-aba, Dimas pun mulai bermain di area payudara Clara, sehingga membuat Clara merintih geli.

Desahan Clara yang manja dan sexi semakin membuat semangat Dimas menggebu, ia bahkan sudah tidak mengingat Sarah lagi, yang ada dalam benaknya, ia ingin cepat-cepat menikmati tubuh Clara yang sangat menggoda.

"Hentikan, Kak. Geli!" Rintih Clara, namun dengan rakus, Dimas pun langsung membungkam bibir Clara dengan bibirnya, sehingga membuat Clara tidak bisa bersuara.

"Keluarkan lidah kamu." Ucap Dimas, dengan polos Clara pun menuruti perintah suaminya itu.

Clara pun mulai mengeluarkan lidahnya, dan dengan cepat langsung disambar oleh Dimas.

Dimas benar-benar merasa sensasi yang luar biasa, padahal Sarah sudah melayaninya dengan baik, namun entah kenapa, Clara bisa membuatnya seperti singa yang sangat kelaparan.

Melihat Clara yang tidak ada aksi membuat Dimas bertanya-tanya, Clara sama sekali tidak membalas ciuman Dimas.

"Kenapa? Kenapa kamu tidak membalas ciumanku?" Tanyanya polos.

"Aku tidak tahu, Kak. Terus terang ini kali pertama bagiku." Jawabnya jujur, mendengar itu membuat Dimas tertawa hingga terbahak, ia tidak menyangka, ia akan mendapat mangsa yang sangat empuk.

"Jadi, kamu masih perawan?" 

"Hem!" Jawab Clara sambil mengangguk.

Dimas pun mengerti, ia tidak bisa melakukannya secara terpaksa, apalagi ini pertama kali bagi Clara, tentu harus siap mental juga.

Dimas pun kembali mengikat Kimono Clara yang sudah terlepas.

"Ya, sudah. Kita tidak akan melakukannya malam ini. Nanti jika Sarah bertanya, kamu jawab saja sudah, aku tidak akan memaksa kamu," Ucap Dimas, sehingga membuat Clara tersentuh, ternyata Dimas tidak sekejam yang ia kira.

Dimas pun membaringkan tubuhnya di samping Clara, jika ia kembali ke kamar Sarah, maka sepanjang malam, Sarah pasti akan menginterogasinya. Demi keamanan, Dimas pun memutuskan untuk tidur dengan Clara

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status