Hari ini Abidzar berkata kalau ada acara di kediaman kedua orangtua laki-laki itu, Abidzar mengajak Yasmine untuk mengunjungi rumah kedua orangtuanya. Yasmine yang memang sedang tidak ada pemotretan akhirnya mengiyakan, sudah lama juga ia tidak pergi ke rumah mertuanya. Walaupun sikap Abi Nazar tidak terlalu baik padanya, tetapi Yasmine sangat yakin kalau ayah mertuanya itu sedikit demi sedikit akan menerimanya. Yah yang awalnya dia tidak ingin menerima pernikahan ini akhirnya mulai menerima dengan perlahan, lagipula enak saja ia menjadi janda di umur yang begitu muda. Hal itu akan mencoreng nama baiknya, Abidzar mah enak karena laki-laki itu masih sangat-sangat muda.
Jika pernikahan ini disembunyikan, orang lain tidak akan tahu kalau Abidzar pernah menikah. Sedangkan dirinya? Kalau ia dan Abidzar melakukan itu sudah bisa dipastikan ia yang akan rugi, Yasmine langsung menggeleng-gelengkan kepalanya ketika pikiran itu terlintas. Abidzar itu masih kecil dan polos,
Ada hal yang hari ini membuat Yasmine begitu kesal, hal yang membuat Yasmine ingin sekali pergi dari ruang pemotretannya. Mau tahu hal apa itu? Kemunculan Putra! Ya, itulah yang membuat Yasmine begitu kesal. Yasmine pikir Putra tidak akan berani muncul lagi di hadapannya karena sudah tahu kalau ia telah menikah, nyatanya hal itu sama sekali tidak membuat Putra pergi darinya. Malah kenyataanya, laki-laki itu semakin gencar mendekatinya. Sebenarnya apa maunya Putra? Tidakkah cukup baginya pengakuan Yasmine tentang pernikahannya? Bahkan Putra juga sudah bertemu dengan Abidzar di pesta kala itu. Lantas kenapa laki-laki itu tak jua menjauh sejauh-jauhnya darinya?"Mau apalagi lo ke sini?" Tanpa perlu repot-repot menyembunyikan ketidaksukaannya pada Putra, Yasmine langsung berujar ketus."Mau pemotretan lah, hari ini 'kan aku ada jadwal." Putra menjawab dengan santai, laki-laki itu duduk di salah satu bangku yang disediakan lebih tepatnya di
Yasmine pikir Putra akan menyerah begitu saja dengan penolakan yang wanita itu lakukan padanya? Sama sekali tidak! Ia dul sudah bisa meluluhkan hati Yasmine dan ia percaya pasti ia akan bisa meluluhkan hati Yasmine lagi untuk kedua kalinya, dulu salah dirinya karena terlalu mengekang Yasmine hingga akhirnya Yasmine menikah dengan bocah ingusan itu. Menyerah dengan bocah ingusan seperti Abidzar? Huh, Putra sama sekali tidak akan menyerah. Yasmine adalah miliknya, cintanya dan akan ia dapatkan lagi cinta itu bagaimanapun caranya. Meskipun harus melakukan perbuatan jahat sekali pun ia akan lakukan demi mendapatkan Yasmine, termasuk menyakiti Abidzar nantinya. Ia tertawa setan dengan pemikiran buruknya itu.Putra tengah berjalan-jalan sambil menendangi kerikil di jalanan, ia tengah menenangkan dirinya sambil menikmati panasnya matahari dan sejuknya angin. Di sebuah jembatan jalan, matanya tak sengaja melihat objek yang menarik perhatiannya. Ada dua orang yang
Yasmine membawa Abidzar ke rumah sakit terdekat, ia begitu panik ketika Abidzar terus saja meringis kesakitan. Sepertinya rasa sakit itu tak tertahankan sehingga Abidzar yang biasanya suka menahan rasa sakitnya agar tak membuat Yasmine khawatir pun kini tak lagi dapat menahan sakitnya. Yasmine memanggil beberapa suster yang lewat sehingga beberapa suster itu pun langsung menolong Yasmine membawa Abidzar ke ruang pemeriksaan. Awalnya Yasmine akan ikut masuk, tetapi suster mencegah. Akhirnya mau tak mau Yasmine menunggu di luar, ia tidak dapat tenang saja ketika Abidzar masih berada di dalam sana. Bahkan ia tidak berniat duduk, ia terus saja bolak-balik sambil menggigiti ujung kukunya.Seakan teringat sesuatu, Yasmine langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi keluarga Abidzar. Biar bagaimanapun juga, orangtua Abidzar harus tahu keadaan Abidzar. Yasmine tidak ingin kalau mertuanya itu tahu dari orang lain tentang Abidzar, bisa-bisa dirinya di cap sebagai
Aira tidak bisa berlama-lama menjenguk Abidzar karena Faisya sakit dan membutuhkan istirahat, setelah ia berbincang-bincang bersama Yasmine dan Abidzar. Aira memutuskan pamit pulang karena kebetulan ia juga mendapatkan telepon dari Fahri kalau suaminya itu pulang cepat dari biasanya karena ingin ikut menemani Faisya. Fahri memang begitu, di balik sikap cueknya pad keluarganya, aslinya ia begitu penyayang. Bertepatan dengan Aira yang pulang, kedua orangtua Abidzar datang. Yasmine yang melihat kedatangan mertuanya pun langsung berdiri dan menyalami tangan kedua mertuanya itu, nampak jelas di wajah keduanya kalau mereka tengah khawatir. Abi Nazar dan Umi Syifa langsung menghampiri Abidzar yang tengah berbaring, mereka menatap putra mereka khawatir.Abidzar yang baru saja memejamkan matanya setelah kepergian Aira dan berniat beristirahat pun kembali membuka kedua matanya ketika menyadari kehadiran kedua orangtuaku, laki-laki itu berusaha untuk duduk. Namun, Ab
Kini saatnya ia harus memulai rencana itu, rencana yang akan membuat Yasmine kembali padanya. Putra tersenyum ketika sebuah rencana yang telah ia susun itu kini sudah menjadi rencana yang begitu rapi dan kemungkinan besar membuat Yasmine kembali padanya, ya seobsesi itu Putra dalam mencintai Yasmine. Yang menjadi miliknya maka harus kembali padanya, tidak ada yang boleh merebut miliknya. Termasuk bocah ingusan itu, enak saja dia dengan mudahnya terperangkap dalam pernikahan bersama Yasmine. Padahal dua orang itu masih baru dalam hal saling mengenal, sedangkan dirinya yang sudah lama berusaha mendapatkan Yasmine? Harus mundur begitu saja? Tentu saja tidak bisa, Yasmine harus kembali padanya.Putra memang selalu percaya diri dengan kemampuan yang ia miliki, tentu saja harus begitu karena kepercayaan diri itu begitu penting. Sama seperti dirinya yang begitu percaya diri akan mendapatkan Yasmine begitu ia menjadi seorang model dan right hal itu benar-benar ia
Kurang dari satu minggu, Abidzar sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Awalnya Abi Nazar meminta agar Abidzar pulang bersama mereka saja tanpa Yasmine, tetapi Abidzar menolak. Karena menurutnya sekarang ia adalah seorang suami yang memiliki tanggung jawab menjaga istrinya dari bahaya apapun itu, tentu saja cercaan Abi Nazar kemarin mengenai perceraiannya dengan Yasmine sama sekali tidak terlaksana karena Abidzar tidak mau. Umi Syifa juga mendukung seratus persen keputusan Abidzar yang tidak mau menceraikan Yasmine, Abi Nazar tentu kalah suara mengenai hal itu. Hingga akhirnya mau tak mau ia memberi kesempatan satu kali lagi pada Yasmine dengan syarat kalau setelah Abidzar sembuh maka laki-laki itu harus belajar bela diri bersamanya.Abi Nazar tentu masih merasa khawatir pada putranya yang sama sekali tak jago dalam urusan bela diri, ia meminta hal itu pada Abidzar karena ia ingin jika sewaktu-waktu kejadian ini terulang, Abidzar bisa membalas dengan meli
Hari ini Yasmine ada jadwal pemotretan sehingga mau tak mau ia harus kembali ke tempat kerjanya, ia juga harus rela meninggalkan Abidzar yang belum sepenuhnya pulih bersama Umi Syifa. Biar bagaimanapun ia sudah menandantangani kontrak kerjasama, jika ia asal membatalkan maka perusahaan itu pasti akan memberinya sanksi yaitu pengembalian dana beserta penaltinya. Ya walaupun nantinya ketika ia sampai di sana, ia harus siap bertemu dengan orang yang paling ia hindari. Siapa lagi kalau bukan Putra? Meskipun laki-laki itu telah melakukan kesalahan, ternyata ia sama sekali tidak menyerah dalam mendekati Yasmine. Putra begitu keras kepala dan percaya diri kalau ia terus mengejar maka Yasmine akan luluh.Ketika berpapasan dengan Putra, Yasmine hanya melengos pergi tanpa berniat susah payah menyapa laki-laki itu. Lagipula untuk apa dia repot menyapa? Putra sudah sangat keterlaluan membuat Abidzar masuk rumah sakit dan harus dirawat beberapa hari di sana. Laki-laki
Selama beberapa hari dirawat di rumah kedua orangtua Abidzar, laki-laki itu kondisinya semakin hari semakin membaik. Hingga akhirnya Yasmine memutuskan ingin mengajak Abidzar pulang ke apartemennya, karena jujur ia sama sekali tidak nyaman terlalu lama berada di sini. Bukan ingin memisahkan Abidzar dengan kedua orangtua laki-laki itu, hanya saja sikap Abi Nazar masih tak terlalu baik padanya. Dan Yasmine sama sekali tak merasa nyaman akan hal itu. Namun, ia masih membisu, tak berani berkata pada Abidzar mengenai kegundahan hatinya. Ada yang berbeda dengan apa yang Yasmine rasakan, sehingga kerap kali ia lebih memilih mengindari Abidzar jika itu bisa ia lakukan.Jika biasanya Yasmine akan blak-blakkan mengatakan apa yang mengganjal di hatinya, kali ini tak lagi. Seakan ada sesuatu yang menahan bibirnya agar tak terlalu berkata begitu kasar pada Abidzar, entah apa yang terjadi padanya. Debaran aneh selalu Yasmine rasakan ketika ia berdekatan dengan Abidzar.