Yasmine pikir Putra akan menyerah begitu saja dengan penolakan yang wanita itu lakukan padanya? Sama sekali tidak! Ia dul sudah bisa meluluhkan hati Yasmine dan ia percaya pasti ia akan bisa meluluhkan hati Yasmine lagi untuk kedua kalinya, dulu salah dirinya karena terlalu mengekang Yasmine hingga akhirnya Yasmine menikah dengan bocah ingusan itu. Menyerah dengan bocah ingusan seperti Abidzar? Huh, Putra sama sekali tidak akan menyerah. Yasmine adalah miliknya, cintanya dan akan ia dapatkan lagi cinta itu bagaimanapun caranya. Meskipun harus melakukan perbuatan jahat sekali pun ia akan lakukan demi mendapatkan Yasmine, termasuk menyakiti Abidzar nantinya. Ia tertawa setan dengan pemikiran buruknya itu.
Putra tengah berjalan-jalan sambil menendangi kerikil di jalanan, ia tengah menenangkan dirinya sambil menikmati panasnya matahari dan sejuknya angin. Di sebuah jembatan jalan, matanya tak sengaja melihat objek yang menarik perhatiannya. Ada dua orang yang
Yasmine membawa Abidzar ke rumah sakit terdekat, ia begitu panik ketika Abidzar terus saja meringis kesakitan. Sepertinya rasa sakit itu tak tertahankan sehingga Abidzar yang biasanya suka menahan rasa sakitnya agar tak membuat Yasmine khawatir pun kini tak lagi dapat menahan sakitnya. Yasmine memanggil beberapa suster yang lewat sehingga beberapa suster itu pun langsung menolong Yasmine membawa Abidzar ke ruang pemeriksaan. Awalnya Yasmine akan ikut masuk, tetapi suster mencegah. Akhirnya mau tak mau Yasmine menunggu di luar, ia tidak dapat tenang saja ketika Abidzar masih berada di dalam sana. Bahkan ia tidak berniat duduk, ia terus saja bolak-balik sambil menggigiti ujung kukunya.Seakan teringat sesuatu, Yasmine langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi keluarga Abidzar. Biar bagaimanapun juga, orangtua Abidzar harus tahu keadaan Abidzar. Yasmine tidak ingin kalau mertuanya itu tahu dari orang lain tentang Abidzar, bisa-bisa dirinya di cap sebagai
Aira tidak bisa berlama-lama menjenguk Abidzar karena Faisya sakit dan membutuhkan istirahat, setelah ia berbincang-bincang bersama Yasmine dan Abidzar. Aira memutuskan pamit pulang karena kebetulan ia juga mendapatkan telepon dari Fahri kalau suaminya itu pulang cepat dari biasanya karena ingin ikut menemani Faisya. Fahri memang begitu, di balik sikap cueknya pad keluarganya, aslinya ia begitu penyayang. Bertepatan dengan Aira yang pulang, kedua orangtua Abidzar datang. Yasmine yang melihat kedatangan mertuanya pun langsung berdiri dan menyalami tangan kedua mertuanya itu, nampak jelas di wajah keduanya kalau mereka tengah khawatir. Abi Nazar dan Umi Syifa langsung menghampiri Abidzar yang tengah berbaring, mereka menatap putra mereka khawatir.Abidzar yang baru saja memejamkan matanya setelah kepergian Aira dan berniat beristirahat pun kembali membuka kedua matanya ketika menyadari kehadiran kedua orangtuaku, laki-laki itu berusaha untuk duduk. Namun, Ab
Kini saatnya ia harus memulai rencana itu, rencana yang akan membuat Yasmine kembali padanya. Putra tersenyum ketika sebuah rencana yang telah ia susun itu kini sudah menjadi rencana yang begitu rapi dan kemungkinan besar membuat Yasmine kembali padanya, ya seobsesi itu Putra dalam mencintai Yasmine. Yang menjadi miliknya maka harus kembali padanya, tidak ada yang boleh merebut miliknya. Termasuk bocah ingusan itu, enak saja dia dengan mudahnya terperangkap dalam pernikahan bersama Yasmine. Padahal dua orang itu masih baru dalam hal saling mengenal, sedangkan dirinya yang sudah lama berusaha mendapatkan Yasmine? Harus mundur begitu saja? Tentu saja tidak bisa, Yasmine harus kembali padanya.Putra memang selalu percaya diri dengan kemampuan yang ia miliki, tentu saja harus begitu karena kepercayaan diri itu begitu penting. Sama seperti dirinya yang begitu percaya diri akan mendapatkan Yasmine begitu ia menjadi seorang model dan right hal itu benar-benar ia
Kurang dari satu minggu, Abidzar sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Awalnya Abi Nazar meminta agar Abidzar pulang bersama mereka saja tanpa Yasmine, tetapi Abidzar menolak. Karena menurutnya sekarang ia adalah seorang suami yang memiliki tanggung jawab menjaga istrinya dari bahaya apapun itu, tentu saja cercaan Abi Nazar kemarin mengenai perceraiannya dengan Yasmine sama sekali tidak terlaksana karena Abidzar tidak mau. Umi Syifa juga mendukung seratus persen keputusan Abidzar yang tidak mau menceraikan Yasmine, Abi Nazar tentu kalah suara mengenai hal itu. Hingga akhirnya mau tak mau ia memberi kesempatan satu kali lagi pada Yasmine dengan syarat kalau setelah Abidzar sembuh maka laki-laki itu harus belajar bela diri bersamanya.Abi Nazar tentu masih merasa khawatir pada putranya yang sama sekali tak jago dalam urusan bela diri, ia meminta hal itu pada Abidzar karena ia ingin jika sewaktu-waktu kejadian ini terulang, Abidzar bisa membalas dengan meli
Hari ini Yasmine ada jadwal pemotretan sehingga mau tak mau ia harus kembali ke tempat kerjanya, ia juga harus rela meninggalkan Abidzar yang belum sepenuhnya pulih bersama Umi Syifa. Biar bagaimanapun ia sudah menandantangani kontrak kerjasama, jika ia asal membatalkan maka perusahaan itu pasti akan memberinya sanksi yaitu pengembalian dana beserta penaltinya. Ya walaupun nantinya ketika ia sampai di sana, ia harus siap bertemu dengan orang yang paling ia hindari. Siapa lagi kalau bukan Putra? Meskipun laki-laki itu telah melakukan kesalahan, ternyata ia sama sekali tidak menyerah dalam mendekati Yasmine. Putra begitu keras kepala dan percaya diri kalau ia terus mengejar maka Yasmine akan luluh.Ketika berpapasan dengan Putra, Yasmine hanya melengos pergi tanpa berniat susah payah menyapa laki-laki itu. Lagipula untuk apa dia repot menyapa? Putra sudah sangat keterlaluan membuat Abidzar masuk rumah sakit dan harus dirawat beberapa hari di sana. Laki-laki
Selama beberapa hari dirawat di rumah kedua orangtua Abidzar, laki-laki itu kondisinya semakin hari semakin membaik. Hingga akhirnya Yasmine memutuskan ingin mengajak Abidzar pulang ke apartemennya, karena jujur ia sama sekali tidak nyaman terlalu lama berada di sini. Bukan ingin memisahkan Abidzar dengan kedua orangtua laki-laki itu, hanya saja sikap Abi Nazar masih tak terlalu baik padanya. Dan Yasmine sama sekali tak merasa nyaman akan hal itu. Namun, ia masih membisu, tak berani berkata pada Abidzar mengenai kegundahan hatinya. Ada yang berbeda dengan apa yang Yasmine rasakan, sehingga kerap kali ia lebih memilih mengindari Abidzar jika itu bisa ia lakukan.Jika biasanya Yasmine akan blak-blakkan mengatakan apa yang mengganjal di hatinya, kali ini tak lagi. Seakan ada sesuatu yang menahan bibirnya agar tak terlalu berkata begitu kasar pada Abidzar, entah apa yang terjadi padanya. Debaran aneh selalu Yasmine rasakan ketika ia berdekatan dengan Abidzar.
"A-aku ...."Tok ... tok ... tok ....Yasmine tak dapat melanjutkan kata-katanya ketika terdengar suara ketukan pintu. Wanita itu langsung bangkit, ia berjalan menuju pintu. Ternyata yang mengetuk pintu adalah Umi Syifa, wanita paruh baya itu tersenyum menatap Yasmine yang nampaknya canggung."Silakan masuk, Umi." Yasmine mempersilakan Umi Syifa masuk, tetapi wanita paruh baya itu malah menahan lengan Yasmine."Enggak, Umi cuma mau panggil kalian aja. Makan siang udah Umi siapin, sekalian kamu panggil Dzar ya? Kalau gitu, Umi keluar dulu." Sebelum pergi, Umi Syifa menepuk bahu Yasmine sekilas.Yasmine kembali memasuki kamar, di sana masih ada Abidzar yang masih duduk di tepi ranjang. Suasana canggung itu kembali dirasakan, padahal beberapa hari yang lalukeadaan sudah lebih baik. Rupanya kecanggungan itu terjadi karena Yasmine sendiri yang tiba-tiba m
Sudah hampir dua jam Yasmine pergi dari rumah, wanita itu belum juga kembali ke rumah kedua orangtua Abidzar. Hal itu membuat Abidzar merasa khawatir, takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada istrinya. Karena pertengkaran tadi, Abidzar sama sekali belum makan. Laki-laki itu bertengkar hebat dengan abinya, menurutnya abinya sudah sangat keterlaluan. Abidzar tahu kalau menutup aurat adalah kewajiban bagi setiap umat muslim perempuan, termasuk istrinya. Tetapi apakah pantas abinya membentak istrinya begitu? Abidzar tak habis pikir mengapa abinya setidaksuka itu pada Yasmine. Abidzar yakin, perlahan-lahan Yasmine mau diberi pengertian tentang kewajiban itu, Abidzar juga yakin istrinya itu pasti perlahan-lahan bisa menerima.Abidzar tak tahan lagi mengurung diri di kamarnya, ia harus mencari keberadaan istrinya. Yasmine merupakan orang baru di sini yang sama sekali tidak hafal jalan, meskipun usia istrinya sudah cukup dewasa. Namun, Yasmine sama sekali