Tanpa terasa sudah Tiga tahun berlalu kehidupan Revano jalani tinggal di asrama, dengan kepintaran dan kejeniusan yang dimiliki Revano, sehingga dia mendapatkan berbagai prestasi serta selalu mendapat peringkat pertama di kelas nya.
Hal ini, membuat Hardian dan istrinya Prisla mersa sangat bangga pada anak sulung mereka. Bahkan Revan terlihat sangat menonjol dibandingkan kedua adiknya.
Beda dengan kedua sahabatnya Azka dan Arga, yang lebih suka menyontek dan minta bantuan Revano. setiap mendapatkan tugas sekolah, kadang Revano tidak mau membantu mereka yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain games saja.
Bagi Azka dan Arga, belajar merupakan suatu beban berat, bahkan lebih barat dari kalah main games. Sering kali kedua orang tua mereka memohon dan menasehati mereka agar berubah dan memperbaiki nilai- nilai mereka yang hancur.
Selama itu juga Caca berusaha untuk menarik pe
Naura tersenyum senang dan merasa puas, menatap sekolah yang terlihat mewah. serta gedung asrama Putri yang nyaman untuk ditempati itu."Gimana Naura apa kamu suka sekolah di tempat yang Om pilihkan ini" ucap sang papa."Su... suka sekali pa" ucap Naura takjub, sambil mengikuti langkah papanya nya memasuki gedung tempat pendaftaran siswa baru tersebut.Setelah mengikuti serangkaian tes, Serta administrasi nya. Papa Naura juga menyerahkan sepenuhnya anaknya kepada pihak asrama, mengingat dia dan istrinya harus tinggal dan menetap diluar negeri, Anastasya dan suaminya mendadak harus terbang dan pindah kembalike Negara Meksiko."Naura baik-baik ya disini dan jaga dirimu. Papa pamit kembali pulang,” "Iya pa" memeluk papanya, sekolah di negara ini memang sudah merupakan pilihan hati Naura, sehingga dia harus siap untuk berpi
Tiap sore Revano dan teman-teman satu teamnya sibuk berlatih basket stadion khusus yang disediakan oleh sekolah. ditambah lagi besok mereka akan mengadakan perlombaan pertandingan basket antar sekolah, mereka menyambut dengan senang hati dan semangat bertanding yang menggebu-gebu, mengingat sudah dua kali menang berturut-turut dalam pertandingan antar sekolah itu.Sekarang tibalah saatnya pertandingan antar sekolah ini dimulai, team lawan seolah-olah meremehkan Revano dan teman-temannya. mereka tertawa sinis sambil mengacungkan jari tengah kearah team Revano."Revano.... Revano..... Revano....""Revano.... Revano semangat....""I Love you..... Revano"Terdengar teriakan supporter sekolahnya, para siswi atau Cherryders sekolah yang memberikan semangat dan dukungan, termasuk para penonton lain yang seolah-olah lupa tempat mereka berdiri, bahkan ada yang rela memanjat tiang st
Tiap sore Revano dan teman-teman satu teamnya sibuk berlatih basket stadion khusus yang disediakan oleh sekolah. ditambah lagi besok mereka akan mengadakan perlombaan pertandingan basket antar sekolah, mereka menyambut dengan senang hati dan semangat bertanding yang menggebu-gebu, mengingat sudah dua kali menang berturut-turut dalam pertandingan antar sekolah itu.Sekarang tibalah saatnya pertandingan antar sekolah ini dimulai, team lawan seolah-olah meremehkan Revano dan teman-temannya. mereka tertawa sinis sambil mengacungkan jari tengah kearah team Revano."Revano.... Revano..... Revano....""Revano.... Revano semangat....""I Love you..... Revano"Terdengar teriakan supporter sekolahnya, para siswi atau Cherryders sekolah yang memberikan semangat dan dukungan, termasuk para penonton lain yang seolah-olah lupa tempat mereka berdiri, bahkan ada yang rela memanjat tiang st
Naura merasa betah dan sangat nyaman dengan sekolah baru ini, dia dan Gea begitu Cocok tinggal satu kamar maupun kelas, dan selalu bersama-sama untuk pergi kemana pun."Naura cepatan lihat sini" gea menarik tangan Naura yang masih enggan beranjak dari meja belajar nya"Apaan sih" umpet Naura dengan mengikuti langkah kaki gea menuju balkon asrama Putri"Tuch...liat cowok yang main basket di lapangan itu. penampilan nya begitu memukau " ucap gea begitu antusias" Kak Revano, dia anak kelas Tiga" ucap Naura"Ya..Ya ...dia sangat tampan sekali, ngomong-ngomong kemaren kalian jalan barengkan, apa dia menyukai mu?" ucap Gea."Nggak aku tidak tertarik dengan nya" ucap Naura hendak kembali ke dalam, namun terlambat Revano melirik ke atas, dan melambaikan tangannya ke arah Naura, tapi malah gea yang lebih semangat membalas lambaian tangan Revano itu.
Sekolah mengadakan studi tour, Tanpa kecuali. Semua siswa-siswi nya diperbolehkan untuk ikut."Kayaknya kita mesti bawa jaket tebal deh, mengingat udara di kawasan puncak yang begitu dingin" ucap Gea mulai menyiapkan keperluan mereka.Malam itu mereka sibuk berkemas mengingat perjalanan jauh, dan menginap disana selama tiga hari. tentu mereka membawa peralatan penting lainnya."Huuaaaoomm..,,Naura menguap merasa matanya yang terasa sudah berat,"Gea kita tidur lagi yuuk...""Memangnya kamu sudah siap berkemas nya ?""Udah" sambil naik keatas tempat tidur dan tidak perlu waktu lama Naura telah terbang ke alam mimpi indahnyaPaginya gea terbangun saat merasakan cahaya Matahari mengenai wajah nya. yang masuk melalui celah-celah jendela kamar. perlahan dia membuka matanya yang masih terasa begit
Hari ketiga mereka di villa ini, membuat kedekatan Revano dan Naura sudah menunjukkan kemajuan yang sangat baik. selain sudah bertukar No ponsel masing-masing. Revano dan Naura jika hendak menutup jendela kamar masing-masing mereka akan saling lempar pesawat yang terbuat dari kertas."Yauupps...." Naura menangkap layangan kertas itu dan membacanya"Selamat malam kak Revano, met bobo.... moga mimpi indah" isi pesan yang tertulis di layangan kertas ituBegitu pun Naura membaca isi pesan dari layangan Revano."Met malam Cantik....,, besok kita jalan-jalan ke sekeliling area puncak ini yuk"Naura tersenyum membacanya, dan kembali membalas kemudian melemparkan kembali ke jendela kamar Revano."Okey... aku setuju banget, tidak sabar menikmati udara puncak yang segar dan bersih itu, tapi emang kita berdua sanggup, karena area ini terlalu luas, dan masih&
"Naura kamu pegangan ya.. soalnya jalanan ini terlalu licin. dan tidak rata, aku takut kamu ntar jatuh" ucap Revano sambil tersenyum."I...iya kak" dengan ragu-ragu akirnya tangan Naura melingkar di pinggang Revano.Sepanjang perjalanan itu Revano dan Naura tidak henti-hentinya bercerita dan bercanda, sesekali Naura mencubit pinggang Revano. tidak ada kecanggungan lagi di antara mereka berdua.Mereka saling tebak tebakan, atau bercerita tentang hobi dan Film kesukaan mereka masing-masing. sesekali Naura tertawa lepas. Revano puas menikmati wajah cantik Naura dari kaca spion motor itu.Terkadang tangan Revano mulai nakal mengelus lutut Naura atau sesekali merem mendadak motor nya, untuk menikmati moment indah kebersamaan mereka.Motor Revano berhenti di sebuah warung, mere membeli makanan khas daerah itu, dan minuman segar. setelah itu Revano kembali melanjutkan perjalanan memasuk
Setelah melihat sekawanan monyet itu telah pergi menjauh, Revano menyalakan motor nya."Ayo Naura kita tinggal kan tempat ini"Maura naik keatas motor lalu Revano melesat dengan kecepatan tinggi, jalanan yang sepi membuat Revano bebas melajukan motornya."Kak Revano masih ingat jalan pertama yang kita masuki tadi" Naura sudah merasa sedikit cemas."Aku tidak ingat Naura, tapi kita harus tetap melakukan motor ini hingga bertemu penduduk sekitar untuk bertanya jalan menuju villa" ujar Revano yang sudah ikutan-ikutan cemas.Sudah capek berputar-putar dengan motor itu, namun mereka tidak menemukan Seorang pun yang melintasi jalan itu, maupun Rumah penduduk. Revano mulai putus asa sedangkan bahan bakar motor mereka sudah hampir habis."Kak Revano aku takut, sementara signal disini juga tidak bagus" Naura mengangkat ponselnya tinggi berharap mendapatkan signal yang