Sesuai kesepakatan mereka, Arjuna sudah Memilih salah satu restoran yang akan dia jadikan tempat untuk mengukir sejarah bersama Prisla nantinya. Arjuna sesekali menatap kearah pintu Restoran berharap Prisla segera muncul. Setengah jam berlalu Prisla belum juga muncul.
Arjuna sesekali melirik jam dipergelangan tangannya, senyum yang semula penuh semangat dan kebahagiaan mulai memudar berganti persaan cemas jika Prisla tidak akan datang memenuhi janjinya.
Arjuna mengusap kasar wajahnya, dia menunduk dalam-dalam menatap lantai keramik restoran itu sambil mencoba menenangkan perasaan nya yang berkecamuk.
Arjuna tiba-tiba tercekat, ketika melihat sepasang kaki Indah dengan mengenakan sepatu terlihat sangat cocok melekat dikakinya, berhenti tepat dihadapan Arjuna. Perlahan pria itu mengangkat wajahnya.
"Prisla,"
Arjuna kembali bersemangat, dia langsung berdiri dan mempersil
"Cantik aku akan bersabar menunggu jawaban mu, apapun keputusanmu nanti tidak akan mengubah perasaan cintaku, " teriak Arjuna sambil menatap punggung Prisla yang sudah menghilang dari pandangannya.Arjuna mengusap wajahnya kasar, dan mengayunkan langkah kakinya meninggalkan restoran, mengabaikan tatapan orang-orang yang masih melirik kearahnya, ada yang tersenyum mencemooh atas kegagalan nya dan ada juga diantara mereka yang menatap kasihan.Dalam mobil yang masih melaju, Prisla merasa nyalinya benar-benar menciut dia lebih memperhatikan rintik-rintik air hujan yang mulai turun kembali, dia merapatkan kedua belah tangannya kepada untuk mengurangi rasa dingin yang menyeruak, membuat lamunan Prisla jauh menerawang."Kamu akan menyesal, dan mundur dengan sendiri nya setelah mengetahui siapa aku sebenarnya pak Arjuna, meskipun begitu aku bersyukur paling tidak aku menjalani pernikahan ini sah di mata agama, dari
"Baiklah, aku akan mencari panggilan yang paling bagus." Prisla kembali berfikir dia tidak ingin memancing emosi Hardian kembali. "Bagaimana jika Abang?" "Ha.. ha... ha... kamu pikir aku Abang tukang bakso." Hardian tidak bisa mengendalikan tawanya. Prisla ikutan nyengir, dia tidak menyangka kemarahan Hardian kembali mereda. padahal semula dia menduga Hardian akan mengamuk dan mengeluarkan suara kerasnya kembali. "Truuz apa dong Tuan," Prisla sudah menyerah. "Cari panggilan yang biasa kamu dengar, saat seorang istri memangil sebutan untuk suaminya. yah kamu pasti pernah dengar dikampung mu percakapan suami istri yang penuh dengar dan penuh kasih sayang," "Kalau dikampung sering aku dengar, percakapan suami istri terutama Paman dan bibi. suami brengsek, bajingan, pemalas dan tukang tidur. begitu juga tetangga sebelah rumah pasti mengata
"Su... suamiku, lihat mereka." Tunjuk Prisla saat melihat dari jendela kaca, nampak Rey yang sedang menunggangi kuda, diikuti oleh Berta dari belakang."Biarkan saja, mereka juga butuh liburan." terang Hardian melanjutkan kembali langkah nya. lalu menidurkan tubuh Prisla di ranjang yang empuk."Suamiku, kamu pasti telah melupakan sesuatu.?" Ucap Prisla yang sangat berharap sekali agar Hardian teringat poin perjanjian mereka dulu, yang menyatakan tidak akan ada kontak fisik selama pernikahan sampai Waktu yang ditentukan.AkAku tidak peduli, yang jelas kamu harus menerima hukuman karena telah bertemu laki-laki lain, tanpa sepengetahuan suamimu ini."Melihat tatapan mata Hardian dan dan senyum mesumnya, membuat Prisla spontan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut yang berhasil digapainya dengan sebelah tangan."Ya Tuhan aku belum siap " ucap nya dibalik selimut sambil berhit
Berakhir sudah benteng pertahanan Prisla, Hardian telah berhasil melaksanakan tugas nya sebagai seorang suami. meskipun junior nya kewalahan dan kesulitan memasuki sesuatu yang masih bersegel, namun dia berhasil juga.Prisla mereremas spray putih itu, sambil memejamkan mata, perasaanya berkecamuk antara sakit dan menikmati permainan Hardian. sesuatu yang belum pernah Prisla rasakan dan lakukan selama ini.Hardian akhirnya ambruk didamping Prisla, mereka berdua langsung tertidur sambil berpelukan. ditambah udara pegunungan yang sangat dingin, sehingga mereka saling berbagi kehangatan dibalik selimut tebal yang menutupi tubuh polos kedua pasangan ini.Hardian tiba-tiba terbangun begitu mendengar dering HP nya di atas meja, dengan malas dia menjulurkan meraba-raba ponselnya yang tergeletak di atas nakas."Hallo ada apa Rey?" ucap Hardian dengan suara serak, karena masih mengant
Prisla mengenakan pakaian yang dibelikan Berta, terlihat begitu pas dengan bentuk tubuhnya yang mungil . meskipun memakai pakaian yang murah namun terlihat mahal setelah melekat di kulit nya yang putih bersih.“Silahkan Nona,” pelayan membuka kan kursi untuk diduduki oleh Prisla.Sementara Hardian tidak berkedip, Prisla semakin mempesona dengan balutan baju sederhana dan rambut bergelombang yang terlihat masih basah.Prisla menunduk dalam-dalam, dia mersa malu untuk mengangkat wajahnya. Ditambah lagi setelah melakukan hubungan layaknya pasangan suami istri pada umumnya.“Prisla kenapa kamu masih menunduk, apa makanannya kurang enak?”“Ti... tidak, makanan ini cukup enak Tuan, eh maaf suamiku.” Jawab Prisla terlihat masih gugup.“Prisla, mulai sekarang bersikap biasa saja padaku. Anggap aku sebagai sahabat sekaligus suamimu. D
Ajang Competition The Best Model, merupakan ajang fashion show tingkat dunia yang dikuti berbagai negara. diadakan disalah satu kota terbesar Perancis. setiap negara yang ikut ajang pemilihan ini berkesempatan untuk memperkenalkan karya rancangan desainer kenamaan dunia. ditingkat internasional dan akan mendapatkan market place sendiri dari sponsor, agar nilai dari desain mereka bisa tiga kali lipat dari harga pasaran.Milka, sangat bahagia dan merasa terhormat karena mendapat kan undangan khusus untuk bisa mengikuti fashion tingkat dunia ini. senyuman indah tak pernah lepas dari bibirnya. dia merasa bangga dengan hasil yang telah diperoleh nya."Tidakkah sia - sia pengorbanan ku selama ini jauh dari keluarga dan kekasih ku Hardian " ucap nya, sambil menyeka air mata yang tiba-tiba lolos di pipi mulusnya. aku yakin kalian semua pasti bangga. dengan hasil yang telah aku dapatkan.Karena akan
Pagi nya, Prisla merasa enggan sekali untuk membuka mata, Udara yang sangat dingin membuat gadis itu masih ingin meringkuk dalam balutan selimut tebal yang melilit tubuhnya. Sedangkan Hardian sudah terlihat rapi sambil membolak-balik sebuah majalah bisnis fisofa.Hardian tahu jika Prisla sudah bangun, tapi dia sengaja bermalas-malasan dan berpura-pura tidur. dia langsung bersembunyi kembali kedalam selimut sewaktu Hardian melirik kearahnya.“Dasar kucing kecilku, ternyata kamu mau bermain-main dengan ku pagi ini.” Gumam Hardian menutup majalah dan berjalan pelan-pelan agar Prisla tidak tahu.Hardian berjongkok didepan kepala Prisla yang bergerak dibalik selimut, perlahan Prisla kembali membuka selimut itu namun tiba-tiba“Aaaaaagghh,”Prisla berteriak kaget begitu ingin mengintip Hardian dari balik selimut, ternyata Hardian susah berada dihadapannya dengan jarak yang sa
Hardian masuk ke ruanan rapat, semua investor dari dalam dan luar negeri sudah berkumpul. Termasuk beberapa kepala cabang perusahaan yang tersebar diberbagai kota besar di indoneia.Mereka melihat keanehan dan perubahan sikap Hardian, dia lebih terlihat santai dengan tpraut muka yang berseri-seri sesuatu yang tidak pernah dia perlihatkan selama ini.Ada beberapa karyawan yang saling berbisik, terutama para wanita yang selama ini selalu berusaha untuk menarik perhatian Hardian.“Seperti nya Presdir kita tengah jatuh cinta,” bisiknya.“Iya kayaknya, tapi siapa ya wanita yang beruntung mendapatkan nya.?” Bisik yang satu lagi.Rey langsung mendehem keras, dan menatap tajam kearah mereka yang langsung terdiam dan kembali fokus pada rapat yang akan segera dimulai.Hardian kurang fokus dalam memimpin rapat, sehingga meminta Rey untuk me