Dirumahnya Tasya melempar apapun dikamar nya, perasaan gelisah dan tidak tenang membuat nya tersiksa. wajah Hardian serta bayangan kemesraan nya bersama Gisella begitu nyata dihadapannya saat ini. seakan-akan mengejek dan mentertawakan kebodohan serta ambisi Tasya yang begitu besar mencintai kakak sepupunya itu.
"Aku tidak boleh seperti ini, lama-lama aku bisa gila dengan perasaan ku sendiri." teriak Tasya kesal. dia kembali mencoba menghubungi Hardian kembali, namun masih sama ponsel pria itu kembali mati dan hanya Jawaban suara operator yang membuat kekesalannya menjadi. sehingga ponsel itu lah benda terakhir yang akan menjadi sasaran berikutnya kemarahan nya.
"Praaarrkkggg...,, ponsel itu langsung retak setelah terhempas ke dinding kamar.
Bayangan kedekatan mereka sewaktu-waktu kecil hingga beranjak remaja masih melekat di memori ingatan yang Tasya. Hingga orang tua Tasya yang merupakan sepupu jauh dari ke
“Revano sayang, Mama pulang.” Terdengar suara Gisella yang sudah tidak sabaran lagi berjalan menghampiri putranya.“Mama....”Revano merentangkan tangannya, dia sangat merindukan mamanya beberapa hari ini, meskipun ada Berta dan Arjuna yang sering mengajaknya bermain, namun hatinya lebih memilih dekapan hangat sang Mama.Revano Sayang, kamu tahu ngak jika sekarang mama merasa sangat bahagia sekali. rasanya keluarga kita sudah utuh semenjak bertemu dengan papa Hardian.” Ucap Prisla tanpa sadar. Prisla membelai lembut pipi Revano yang juga menatap nya dengan wajah dan ekspresi bingung. bocah laki-laki itu belum memahami perkataan mamanya, namun dia sesekali membalas dengan tertawa senang seakan ikut merasakan kebahagiaan sang mama.Prisla dan Revano saling melepas rindu, mereka bermain bersama dan tidur pun kembali bersama- sama.
“Aku bahagia sekali sayang, Akirnya kita kembali berkumpul. Aku berjanji akan selalu melindungi mu dan anak kita, secepatnya aku akan mengetahui kan orang-orang untuk menangkap Farrel.” Ucap Hardian.“Terimakasih mas, karena itulah hal pertama yang membuat ku menutupi identitas asliku selama ini.” Ucap Prisla.“Kita lupakan masa lalu buruk itu sayang, yang terpenting sekarang kita bisa berkumpul.” Hardian menarik Prisla kedalam pelukannya begitu juga dengan Revano.“Mulai sekarang, kita pindah ke apartemen kita yang dulu ya.” Ajak Hardian.Prisla mengangguk setuju, karena dia juga begitu merindukan tempat itu. Dengan dibantu beberapa orang pelayan dan Rey. Prisla pindah ke apartemen tempat nya dan Hardian dulu.Malam nya Prisla kewalahan mengimbangi Hardian. yang tiada capek nya, yang membuat dia beberapa kali terbang ke Awang
“Benarkah ini kamu nak,” Ucap papa Hardian tidak percaya sewaktu Hardian membawa Prisla dan Revano untuk bertemu dengan kedua orang tua nya.“Benar pa,” jawab Prisla dengan penampilan seperti dulu kembali.“Alhamdulillah nak, papa bahagia sekali.” Membawa Prisla Kedalam pelukannya.Sementara Mama Merlin masih ternganga, timbul rasa malu dan bersalah melihat Prisla kembali, ditambah lagi ada cucunya Revano yang sangat tampan, persis wajah Hardian sewaktu kecil dulu.“Prisla hu..hu... maafkan Mama nak, Mama bahagia sekali kamu ternyata selamat,” menangis memeluk Prisla.“Iya ma, Prisla juga minta maaf karena banyak berbuat salah pada Mama.” Ucap Prisla.“Tidak nak, kamu tidak salah.” Mereka kembali saling berpelukan.“Cucuku....” memeluk Revano. 
“Aduuuuhhh sakiiit....,” Tasya merasa sakit yang teramat sangat dibagikan sensitif nya.“ Seperti ada yang robek di bagian tubuhku....hu....hu perihnya.” Gumam Tasya disela tangisnya."Siapa laki-laki yang telah menggauli ku semalam, dasar sial. dia memanfaatkan situasi kondisiku yang terluka dan mabuk berat." Tasya meremas-remas rambut nya Frustasi dan menyesali kebodohan dan kecerobohannya sehingga hal buruk menimpa dirinya saat ini.Tasya yang masih kesal, marah menyeret langkah menuju kamar mandi dan berendam dalam bactub sambil terus berusaha mengingat kejadian semalam. namun dia masih belum juga bisa mengingat seutuhnya wajah laki-laki tersebut."Aku harus segera meninggalkan negara ini karena tidak mungkin Hardian akan menerima diriku lagi, karena sesuatu yang aku jaga dan banggakan selama ini telah hilang, aku harus segera pergi sebelum laki-laki misterius itu ke
"Hallo mi," jawab Gibran terdengar malas."Sayang pulang lah, dirumah kita sedang kedatangan tamu istimewa." terdengar suara mami yang penuh semangat."Siapa sich mi?" mengerutkan keningnya."Keluarga Om Frans, ayah dari Anastasya teman masa kecilmu. pulanglah nak dia tengah menunggumu." terang mami."Maaf mi, Gibran sangat sibuk." memutuskan panggilan begitu saja, karena pikiran Gibran saat ini masih tertuju pada gadis cantik yang sudah digaulinya. bahkan gairah Gibran kembali muncul ketika membayangkan indahnya bercinta dengan wanita itu."Dasar anak durhaka," muka mami memerah menahan amarah, membuat Om Frans dan istrinya yang duduk dihadapannya bergidik ngeri melihat ekspresi sahabatnya jika sedang marah."Frans, begitu lah sikap Gibran sekarang. Padahal dulu dia begitu sedih dan terpukul sewaktu Anastasya lebih memilih pergi keluar negeri.” Terang
Seiring berjalannya waktu, Prisla telah hamil anak keduanya. Hardian tidak ingin melihat istrinya kewalahan mengurus Revano. dan kedua orang tua nya yang sudah tua. Dia pun menambah dua orang lagi pengasuh. memang agak lebay tapi Hardian tidak mau terjadi sesuatu pada kehamilan kedua istrinya.Sementara Berta dan Arjuna juga sudah mempunyai seorang putri cantik. hidup mereka juga bahagia tanpa gangguan karena Arjuna itu orang nya begitu peka dan jeli terhadap sesuatu yang menggoda atau seseorang yang berniat menghancurkan kebahagiaan Rumah tanga nya bersama Berta. Mereka berdua merupakan pasangan ideal sama-sama ahli ilmu beladiri.Masa kehamilan sekarang Prisla merasakan gairah nya meningkat dibanding sebelumnya, tapi dia malu untuk memulai apa lagi meminta pada Hardian, mengingat kesibukan suaminya Akir - Akir ini.Prisla merebahkan tubuhnya di samping Hardian dengan gelisah, sambil sesekali mengelus wajah suaminya yan
Hardian beserta beberapa orang kepercayaannya, telah sampai di kampung halaman sang istri yang begitu sejuk dan indah, tanpa sentuhan polusi udara yang kotor, dan masyarakat yang masih kental dengan budaya dan Bahasa daerah yang tidak dimengerti sama sekali oleh Hardian. namun dia tetap bersikap ramah dan memberi salam.Paman Aryo ditemani istrinya nampak berjalan agak cepat kearah rombongan Hardian yang menuruni mobil yang membawa mereka."Nak Hardian apa kabarmu nak?” Ucap paman. mengusap pelan punggung Hardian yang sedang menyalami tangan nya."Alhamdulillah sehat paman" jawab Hardian."Bagaimana dengan Prisla, Paman dan bibi sangat merindukan nya" sambil mengandeng Hardian memasuki Rumah sederhana peninggalan kedua orang tua Prisla dulu yang sudah kembali ditebus hard atas nama istrinya."Prisla sehat Bi, mungkin setelah Rencana kunjungan pertama ku dan renc
Setelah proyek nya berjalan lancar, sesuai janjinya Hardian mengajak Prisla pulang ke kampung halamannya.Prisla saling berpelukan dan melepaskan rasa rindu dengan keluarga Paman serta kerabat nya. Setelah itu dia berziarah ke makam kedua orang tuanya.“Ayah ibu Prisla pulang, setelah sekian lama Prisla pergi. Ini suamiku mas Hardian dan cucu ayah dan ibu. Namanya Revano. Kami sangat bahagia. Karena mas Hardian adalah suami yang baik dan pengertian. Ayah dan ibu yang tenang ya disana.” Ucap Prisla menyeka air matanya.“Ayah, ibu aku berjanji akan menjaga Prisla, dan mencintainya.” Ucap Hardian.Mereka berdua berdoa, dan kembali pulang kerumah kecil Prisla. Malam itu, atas permintaan Prisla. mereka memutuskan untuk menginap dirumah kecil peninggalan kedua orang tua nya. besok paginya mereka baru berangkat menuju villa yang dibuat khusus oleh Hardian bukti cintanya