Hardian beserta beberapa orang kepercayaannya, telah sampai di kampung halaman sang istri yang begitu sejuk dan indah, tanpa sentuhan polusi udara yang kotor, dan masyarakat yang masih kental dengan budaya dan Bahasa daerah yang tidak dimengerti sama sekali oleh Hardian. namun dia tetap bersikap ramah dan memberi salam.
Paman Aryo ditemani istrinya nampak berjalan agak cepat kearah rombongan Hardian yang menuruni mobil yang membawa mereka.
"Nak Hardian apa kabarmu nak?” Ucap paman. mengusap pelan punggung Hardian yang sedang menyalami tangan nya.
"Alhamdulillah sehat paman" jawab Hardian.
"Bagaimana dengan Prisla, Paman dan bibi sangat merindukan nya" sambil mengandeng Hardian memasuki Rumah sederhana peninggalan kedua orang tua Prisla dulu yang sudah kembali ditebus hard atas nama istrinya.
"Prisla sehat Bi, mungkin setelah Rencana kunjungan pertama ku dan renc
Setelah proyek nya berjalan lancar, sesuai janjinya Hardian mengajak Prisla pulang ke kampung halamannya.Prisla saling berpelukan dan melepaskan rasa rindu dengan keluarga Paman serta kerabat nya. Setelah itu dia berziarah ke makam kedua orang tuanya.“Ayah ibu Prisla pulang, setelah sekian lama Prisla pergi. Ini suamiku mas Hardian dan cucu ayah dan ibu. Namanya Revano. Kami sangat bahagia. Karena mas Hardian adalah suami yang baik dan pengertian. Ayah dan ibu yang tenang ya disana.” Ucap Prisla menyeka air matanya.“Ayah, ibu aku berjanji akan menjaga Prisla, dan mencintainya.” Ucap Hardian.Mereka berdua berdoa, dan kembali pulang kerumah kecil Prisla. Malam itu, atas permintaan Prisla. mereka memutuskan untuk menginap dirumah kecil peninggalan kedua orang tua nya. besok paginya mereka baru berangkat menuju villa yang dibuat khusus oleh Hardian bukti cintanya
Sekian lama menetap dan tinggal di villa bersama Farrel, membuat pernikahan mereka langgeng tanpa ada permasalahan.Mereka menjalani bahtera rumah tangga penuh kebahagiaan, Milka juga sedang hamil anak pertama dengan usia kandungan yang sudah menginjak sembilan bulan lebih. Milka sudah merasakan kesakitan yang teramat sangat. Karena sudah waktunya untuk melahirkan.Farrel ikut panik melihat istrinya kesakitan. meskipun sudah dibawa kerumah sakit terdekat, namun mereka menolak untuk membantu Milka, mengingat keterbatasan peralatan rumah sakit tersebut. Serta letak posisi bayi Milka yang tidak sempurna.Sehingga Milka harus segera dibawa kerumah sakit besar, yang terletak dikota. yang mempunyai jarak tempuh tiga jam untuk sampai disana.Ibu Farrel terus menangis, mengusap-usap sayang rambut menantunya yang kesakitan. posisi bayi Milka tidak memungkinkan baginya melahirkan secara normal, seh
“Bertahanlah sayang,” Ucap Farrel.Mobil yang dikendarai Meisya sudah memasuki salah satu rumah sakit besar dikota itu, Milka segera mendapatkan pertolongan. namun dia kehilangan banyak darah. sehingga membutuhkan transfusi darah secepatnya."Tolong dokter, lakukan yang terbaik untuk istriku. berapapun akan saya keluarkan asalkan istriku dan bayi kami bisa selamat." ucap Farrel yang panik."Iya pak, kami akan berusaha semaksimal mungkin, untuk istri bapak." ucap dokter.Milka harus segera dioperasi, selama proses berlangsung. Farrel terus mondar-mandir didepan pintu ruangan itu, sambil sesekali mengusap wajahnya kasar, menandakan bahwa dia terlihat begitu Bingung dan panik. hingga tanpa sadar tubuh Farrel tertunduk lesu bersandar pada dinding ruangan operasi.Sementara Mama, lebih memilih duduk dan menangis dibahu Meisya, pria itu terus membujuk dan menenangkan ibu da
“ Milka istriku....hu....hu... Milka Aaaagghhh.” Farrel benar-benar syok atas kepergian istrinya. Dia terus memukul dinding tembok itu, melupakan rasa sakit tangannya yang mengeluarkan darah."Ini salahku, ini hasil yang harus aku terima dan bayar atas kejahatanku. sehingga anak dan istriku yang menanggung semua kesalahanku itu.Aku dengan kejam menghancurkan kebahagiaan keluarga Hardian, sehingga dia kehilangan istri dan anaknya. sekarang aku juga mengalami hal itu... rasa sakit ditinggalkan orang yang kita cintai. " teiak Farrel terus menangis.Begitupun dengan Meisya, dia tidak sanggup melihat laki-laki yang merupakan Cinta pertama dan sahabat kecilnya itu sangat terluka dan kehilangan. Meisya menitikan air matanya, sebelum keluar dari ruangan itu, dia membisikkan ke telinga Milka. betapa dia ikut bersedih dan akan membantu dengan ikhlas merawat anaknya."Milka istriku, semoga en
Hardian dan Rey mengepalkan tangannya emosi begitu mengetahui keberadaan posisi Farrel, namun berkat bujukan Prisla yang meminta suaminya untuk bersabar, sampai kondisi Farrel benar-benar sembuh atas Kepergian istrinya Milka. Arjuna juga menjamin jika Farrel tidak akan melarikan dirinya lagi.Sebulan berlalu, Farrel mulai bisa menerima kenyataan itu, namun tiap hari dia seo mengunjungi kuburan istri nya.Diluar area pemakaman, beberapa orang polisi menunggu nya, Farrel yang dari semula sudah mengetahui kedatangan mereka. sudah ikhlas menerima segala hukuman atas perbuatan nya tersebut.Dengan langkah Gontai, Farrel berjalan mendekati para polisi yang menunggu nya itu. tanpa berkata-kata lagi, Farrel langsung menjulurkan kedua belah tangannya."Bapak saya ikhlas menjalani hukuman saya, dan menyerahkan diri secara langsung." ucap Farrel."Arjuna, tolong ka
Namun Meisya tidak menyerah, dia terus mencari cara untuk menarik perhatian Farrel, kadang dia sengaja mengajak Zaki dan mana Farrel untuk berkunjung ke penjara. Dengan alasan Zaki kangen bertemu papanya. alasan itu dia gunakan untuk menatap wajah tampan Farrel dari dekat. Cinta nya Meisya tidak pernah berkurang, meskipun Farrel sudah berstatus duda anak satu.Farrel sebenarnya mengetahui gelagat Meisya yang masih menyukai nya, namun Farrel masih belum bisa membuka hatinya untuk perempuan manapun. hatinya seakan telah terkunci seiring kepergian Milka wanita yang sangat Farrel cintai."Milka, namamu selalu abadi dilubuk hati terdalamku. sehingga aku tidak mampu melihat wanita selain dirimu." bathin Farrel sedih. sambil teringat masa mereka indah dan bercanda mandi di air terjun dikampnya dulu, menelusuri jalan kecil yang dikelilingi sawah yang menghijau yang membentang luas.Dirumah Berta kewalahan menen
“Milka...aaa,”Farrel langsung terduduk, keringat dingin bercucuran membasahi seluruh tubuhnya. dengan nafas yang masih terengah-engah dia mengusap kasar wajah nya. dia melirik teman-temannya satu sel nya masih tertidur pulas, seakan-akan mereka tidak terganggu dengan suara teriakan Farrel barusan."Ya Allah, aku kembali bermimpi bertemu istriku Milka. pertanda apa ini,?" berbagai pertanyaan bermunculan di benak Farrel. dengan menyeret langkah kakinya menuju kamar mandi, Farrel mencuci wajahnya, dan langsung berwudhu. dia ingin sholat malam berdoa untuk ketenangan Milka disana.“Mimpi tentang bertemu Milka selalu menghantui ku, membuat Raa bersalah ini semakin menyikku.”Farrel membentang sajadah dikeheningan malam. Farrel sholat dengan khusyuk, Setelah itu dia berdoa dengan air mata yang ikut membasahi kedua pipinya. dingin dan keras nya kehidupan penjara mengajarkan nya akan arti hidup ya
Hardian dan Prisla saling melemparkan senyum senang dan bahagia. mereka pun saling berjabat tangan dengan Farrel, sebagai bukti jika mulai detik itu tidak ada lagi dendam dan permasalahan yang mengikat mereka.Hardian juga langsung mencabut tuntutannya, membuat Farrel langsung melakukan sujud syukur saking bahagianya. dia sudah tidak sabar untuk bertemu keluarganya, terutama Zaki.Hardian dan Prisla menawarkan untuk mengantarkan Farrel pulang kerumahnya, karena Farrel juga belum memberitahukan pada keluarga nya dirumah. jika dia sudah dibebaskan hari ini karena Farrel ingin memberikan kejutan pada mereka semua.“Mas Farrel tidak perlu sungkan terhadap kami, mulai sekarang lupakan masa lalu buruk itu, semoga hubungan baik kita akan terus terjalin kedepan nya. Kami iklas melakukan ini semua,” Ucap Hardian mengajak Farrel berjalan Menuju mobilnya."Sebelum kalian mengantarkan aku