Aku tidak habis dengan sikap mas Farrel, dia mengatakan tidak memiliki perasaan lebih terhadap ku. Dan membuat kesepakatan dengan poin-poin panjang. Tapi kenapa dia begitu marah saat Melihat ku yang hanya ngobrol dengan adik sepupunya Aldo. Bahkan disana ada juga Mama dan Zaki dan Bukan kami berdua saja.” Meisya duduk sambil melamun memainkan ponselnya.
“Keringkan rambut ku.” Farrel tiba-tiba muncul dari arah belakang mengagetkan lamunan Meisya.
Farrel melemparkan handuk kecil Ketangan Meisya, hampir saja ponsel yang dipegang gadis itu jatuh kelantai, kalau Meisya tidak sigap segera menangkap ponselnya itu.
“Mas Farrel hati-hati dong, ntar ponsel Meisya jatuh.” sambil Menaruh ponsel diatas meja. dan mengambil handuk kecil tersebut dan mendekati Farrel yang sudah siap menunggu nya mengeringkan rambut.
“Kalau rusak, besok aku ganti dengan yang lebih bagus.&rdqu
“Aldo, sebenarnya Meisya dan Farrel sudah menikah secara agama. Ini semua permintaan Tante yang ingin ada seseorang yang memberikan kasih sayang seorang ibu pada Zaki.” Tutur Geni.“Pantas Tante tidak memberi tahukan keluarga besar kita yang lain, bahkan tanpa pesta mewah.”“Iya Aldo, karena waktunya benar-benar terdesak.” Ucap Geni mengingat kembali momen tersebut.“Apa mereka saking menyukai Tante?” Aldo bertanya penuh harap.“Entahlah Al, Tante pikir mungkin. Karena tatapan mata Farrel dan Meisya, sama-sama memancarkan kasih sayang, meskipun mereka terlihat masih mencoba untuk menutupnya. Dan belum menyadari jika mereka saling membutuhkan satu sama lain.” Terang Geni.“Syukurlah Tante.” Jawab Aldo.“Maksud mu?”“Maksud Aldo, semoga mereka bisa ber
Farrel dan Meisya sudah sama-sama polos, Farrel masuk dalam bactub dan memangku tubuh Meisya diatasnya.“Sayang malam, ini aku ingin melakukan tugasku sebagai suami mu. Kamu siap ya.” Bisik Farrel.Tidak ada Jawaban dari Meisya, dia hanya mengaguk pelan dengan mata terpejam, Meisya benar-benar malu apa lagi membuka matanya. Semula Farrel kesulitan melakukan tugasnya, mengingat ini pertama kalinya bagi Meisya.Farrel juga sangat hati-hati dan perlahan. Dia tidak ingin istri mudanya mersa kesakitan, sehingga dia memperlakukan dengan begitu lembut.Mereka mengawali dalam kamar mandi, setelah selesai ronde pertama, Farrel membantu memandikan Meisya yang berjalan saja dia masih kesulitan. Dan melanjutkan kembali diranjang. Meskipun tidak dapat dipungkiri, Meisya merasa kesakitan namun dia merasa bahagia karena sudah menjadi istri yang seutuhnya.Meisya lega sudah men
Siang ini Hardian terlihat bersemangat, disebuah hotel berbintang tempat yang mereka tentukan untuk melakukan pertemuan penting dengan seorang pengusaha besar dari Meksiko yang bernama Gibran.Begitu juga dengan Farrel, dia juga terlihat jauh lebih segar, ibarat abg yang baru saja jatuh cinta. Senyum merekah tidak luput dari pancaran wajah tampan nya itu.Farrel dan Hardian mulai sibuk merundingkan kerjasama yang akan segera mereka mulai, sambil menunggu kedatangan Gibran. Farrel menyalakan laptop dan menerangkan pada Hardian tentang proyek besar yang akan mereka kerjakan bersama.Nampak Hardian mengangguk pelan tanda paham dengan penjelasan dari Farrel, tidak berapa lama Gibran masuk dengan seo wanita cantik yang merupakan sekretaris nya.Meeting singkat pun segera mereka mulai, dimana kedua belah pihak saling tertarik untuk bekerja sama dalam proyek besar itu. Lokasi proyek baru mereka berdua dilua
Farrel melirik jam dipergelangan tangan nya."Sudah sore sebaiknya aku langsung pulang, kasihan Zaki yang kurang perhatian dariku Akir ini, termasuk istri cantik ku Meisya." Gumam Farrel berjalan pergi meninggalkan hotel tempat mereka mengadakan barusan."Arka aku pulang duluan, kamu handel semua pekerjaan karyawan yang lembur malam ini" ucap Farrel pada Asisten pribadinya.“Baik bos,” jawab Arka yang kembali menuju perusahaan mereka.Farrel melajukan mobilnya menuju Rumah, membelah jalanan yang mulai ramai pengendara lainnya, karena sekarang bertepatan jam pulang kantor.Mobil Farrel berhenti dihalaman yang luas, berjalan menuju pintu terlihat sudah tidak sabaran. sambil memencet bel, pelayan berlari membuka kan pintu."Eh... Tuan muda Farrel, silahkan masuk" ucap pelayan."Ya terimakasih .." Farrel melangkah masu
Meisya merasa malam ini begitu panjang dan melelahkan, karena dia kesusahan untuk memejamkan mata. pikiran nya masih teringat suaminya Farrel yang jauh di sana."Mas kamu sedang apa sekarang.?"Gumam Meisya yang sering bolak balik ke kanan dan ke kiri, mencoba mencari posisi yang nyaman. tangan sebelah kiri mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas samping tempat tidurnya."Zaki kamu kangen papa ya nak?” sambil mengelus-elus kepala Zaki pelan. Malam ini Meisya sengaja tidur bareng Zaki." Apa sebaiknya aku hubungin mas Farrel saja, tapi gimana ya......aku malu ngubungin duluan, atau dia masih sibuk sekarang?"Meisya mengusap layar ponselnya, tapi dia masih merasa ragu untuk menghubungi, akirnya dia membuka galery photo dan mencari foto Farrel dari media sosial nya.Senyum manis mengembang di bibir Meisya, ketika matanya fok
Paginya, hal pertama yang dilihat Meisya adalah ponselnya, dia sangat berharap sekali semalam menghubungi nya. senyum manis mengembang indah disudut bibirnya saat mata nya membaca pesan mesra dari sang suami."Ternyata mas Farrel tidak menghubungi ku, tapi dia mengirimkan pesan mesra untuk ku."Meisya mengusir kegundahan hatinya. Dia berjalan keluar kamar memilih bermain bersama Zaki, dan Mama. Meisya belajar membuat kue-kue resep baru andalan mama.Keseruan didapur sedikit banyak membuat Meisya kembali tertawa bahagia, dia melupakan ponselnya yang masih tergeletak tertinggal di kasur.Pagi ini jadwal Farrel sangat padat, terjun langsung kelapangan memeriksa beberapa proyek kerjasamanya yang akan segera mereka bangun."Bagaimana kabarnya istri kecilku sekarang, apa dia sudah bangun?"gumam Farrel, sebelum berangkat me
Kerjasama mereka berjalan lancar, meskipun memakan waktu beberapa hari masa peninjau awal. Senyum mengembang dibibir Hardian maupun Farrel membayangkannya Besok mereka sudah bisa pulang dan akan bertemu kembali dengan keluarga tercintanya.Malam ini Farrel sengaja berjalan menyusuri tepian pantai Kuta, sementara yang lain sudah kembali ke penginapan masing-masing.“Meisya sedang apa ya sekarang?” tersenyum membayangkan wajah istri cantik nya.Farrel terus berjalan, sementara dia lupa membawa ponsel nya yang tertinggal di mobil. Suasana malam yang indah serta cahaya bulan yang membuat suasana malam semakin indah, tanpa sadar Farrel terus berjalan.Dia berhenti disebuah gubuk kosing, Farrel tertidur begitu saja dalam pondok kecil di tepi pantai itu, merasa seperti bermimpi seseorang mendekap dan mencium lembut bibirnya, dan rabaan tangannya terus menyusuri setiap lekuk tubuh Farrel.
Tubuh keduanya menggigil kedinginan, dan masuk kerumah kosong tanpa penghuni itu, Farrel mencoba mengumpulkan ranting-ranting kecil yang berserakan dan menyalakan api untuk mengusir kedinginan mereka.Farrel menyalakan cahaya dengan lampu minyak yang ditemukan disekitar gubuk , sambil mencari posisi yang pas untuk diduduki. dia sengaja menjaga jarak dari gadis itu.Sudah hampir satu jam mereka berteduh, namun hujan masih belum menunjukkan bakal reda dengan cepat. sementara api yang dinyalakan Farrel pun telah padam kembali.Farrel merebahkan tubuhnya di atas kursi panjang dan besar itu, ingin melanjutkan tidur nya kembali. baru beberapa saat matanya terpejam suara petir yang menyambar mengagetkan nya, sementara gadis itu terlihat ketakutan berlari mendekat, dan langsung menghambur ke dalam pangkuan Farrel yang masih terbengonng dengan tingkah nya."Om aku takut sekali hu...hu..." ucap nya menangis se