Tidak jauh dari tempat Carine duduk, tampak dua orang mahasiswa sedang asik mengobrol sambil mengisap rokok.
Carine mendekati mereka diikuti oleh Idha dan Joshua yang berjalan dibelakangnya.
"Hai, Bung! ini tempat umum, kenapa kau merokok disini?" tegur Carine kepada mereka.
Serentak kedua mahasiswa itu menatap ke arah Carine.
"Oh maaf, Ketua Senat! aku tidak tau kalau asap rokokku masuk ke hidungmu," kata salah satu mahasiswa itu sambil tersenyum.
"Dan, ini yang namanya Carine, ketua senat mahasiswa kita yang paling cantik sekampus ini," lanjutnya memperkenalkan Carine kepada teman di sebelahnya.
"Kau tak perlu b**a-basi, Wan," kata Carine masih dengan nada tak suka.
Carine dan Wawan sebenarnya tidak satu fakultas, Carine mahasiswi Akuntansi, sementara Wawan mahasiswa Hukum, mereka saling mengenal hanya karna sama-sama dalam kelas Inggris.
Berbeda dengan Wawan, Dani adalah mahasiswa Fisip, namun karna tinggal dalam satu kost dengan Wawan, maka mereka sangat akrab dan terbiasa terlihat bersama. "Oh ... ini yang namanya Carine, sang ketua Senat?" kata Dani dengan acuh. "Karna kalian sudah mengenalku, sebaiknya kalian cepat matikan rokok, atau pergi jauh-jauh dari hadapanku," ucap Carine masih dengan nada tak bersahabat. Wawan tersenyum acuh, sementara Dhani dengan gaya cueknya berkata: "Aku tak pernah mengusikmu, aku duduk di sini duluan, kenapa aku harus pergi hanya karna seorang wanita yang tidak menyukai asap rokok kami, kenapa bukan kamu saja yang pergi?" Carine tercengang, baru kali ini ada seorang laki-laki yang begitu tak perduli dengan kemarahannya.
"Kau seorang laki-laki, kenapa kau tak mengalah saja, Dhan?" Tiba-tiba Idha menyela. "Kau mengenalnya, Dha?" tanya Carine heran. "Tentu saja aku mengenalnya, tempat kost kita bersebelahan. Bukankah kamu juga pernah main ke kost Wawan?" "Iya, tapi aku belum pernah melihat makhluk aneh ini di sana." Idha tersenyum, begitu juga Wawan. "Oke, Bro! Karena ketua Senat kita sudah meminta, sebaiknya kita matikan rokok atau pergi dari sini," kata Wawan mencoba meredakan ketegangan. "Aku rasa tidak perlu," balas Dani datar. "Jika dia menegur dengan baik-baik, mungkin aku akan mempertimbangkannya, tapi karna dia begitu arogan, aku rasa tidak." "Kamu-!" Suara Carine memekik. "Kenapa? Ini tempat umum, kau tidak bisa seenaknya membuat aturan di sini, meskipun kau ketua Senat sekalipun."
Dani menghisap rokoknya dengan santai.Sementara Carine semakin merasakan kebencian yang memuncak terhadap sikap Dani."Laki-laki macam apa kamu yang hanya berani dengan perempuan"Tiba-tiba Joshua yang dari tadi terdiam maju dan membantu Carine.Dani tersenyum"Dari penampilanmu, sepertinya kau hanya anak mami yang mencoba mencari perhatian di hadapan Carine, aku beri tau kepadamu, sebaiknya kau urungkan niatmu, tipe wanita seperti Carine hanya akan memandang sebelah mata lelaki sepertimu" tebak Dani yang langsung membuat muka Joshua jadi masam."Wanita seperti apa maksudmu ?" Carine bertanya setengah berteriak karna menahan geram."Apakah ada keributan disini?"Tiba-tiba terdengar suara laki-laki lain yang baru datang dengan seragam dinas polisi.Dia berjalan mendekati kerumunan yang sedang bersitegang.Seorang laki-laki berpenampilan rapi dengan aura berkharisma mendekati Carine.
"Ayahmu sedang ada rapat di markas besar, jadi dia menyuruhku untuk menjemputmu. Apakah kau sedang ada masalah Carine ?"Kata lelaki itu kepada Carine, dari seragam yang dia kenakan, lelaki itu merupakan anggota kepolisian dengan pangkat Serka. Sementara nama Yudha terpampang di dada sebelah kirinya.Dilihat dari mukanya, usia Yudha mungkin seumuran dengan mereka.Carine mendesah."Tidak apa Yudha, ini hanya perdebatan kecil." Mata Carine melirik ke arah Dani.Yudha pun mengikuti dengan tatapannya. Sementara Dani dengan tak acuh berkata."Kamu sudah tau apa maksud yang aku katakan tadi kan, Jo" kata Dani sambil menepuk bahu Joshua sambil bergegas untuk meninggalkan tempat itu."Hai kenapa kau pergi, kau akan berurusan denganku" kata Yudha mencoba menghentikan Dani.Namun Dani hanya menoleh, lalu pergi begitu tanpa menghiraukan orang-orang yang ada disitu.
"Sudahlah, Yudha, bukankah kau akan mengantarkanku pulang" Kata Carine menahan reaksi Yudha.Yudha menarik nafas"Baiklah, tapi suatu saat aku pasti akan bertemu dengannya" kata Dhani masih dengan ekpresi yang terlihat belum puas."Jangan diambil hati, Dani sebenarnya orang baik, kalian belum mengenalnya saja, dia orangnya asik kok" kata Idha mencoba menetralisir suasana."Ternyata ada kamu juga disini,Dha" kata Yudha yang sudah mengenal Idha karna sering bersama Carine."Apa kabarmu ?""Sudah gak perlu basa-basi, cepat bawa pergi bidadarimu, jangan biarkan dia terlalu lama ditempat ini"Yudha tersenyum."Baiklah, bagaimana Carine? Bisakah kita pulang sekarang ?"Carine menghela nafas."Oke, Idha, Jo, Wawan, aku pulang dulu."Carine segera meninggalkan tempat itu bersama Yudha.
Bagi sebagian Mahasiswa kost, rumah kost menjadi base camp terbaik untuk mereka yang dari kalangan keluarga pas-pasan, selain bisa menghemat biaya pengeluaran jika dibanding harus nongkrong di cafe-cafe, persaingan antara penghuni kost juga sangat populer, masing-masing anak kost mencari identitas sendiri untuk mendapatkan ke populeran di lingkungan kampus.Tidak jauh berbeda dengan ibu-ibu yang tinggal di suatu perumahan, mahasiswa kost juga senang kumpul di sebuah kamar hanya untuk membicarakan gadis-gadis kampus yang akan dijadikan teman berkencan.Berbeda dengan teman se kost yang lain, Dani terlihat sedang sibuk di depan laptopnya di ruang tamu, suara berisik teman-temannya dari dalam sebuah kamar tak mengusik konsentrasinya.Tak beberapa lama, tiba-tiba Wawan menghampirinya."Lagi ngerjain apaan, Dan ?""Proposal buat acara Camping pencinta alam kampus kita" jawab Dani tanpa menoleh ke arah Wawan."Bagaimana menurutmu si Carine itu ?"
"Biasa aja, bahkan menurutku tidak ada istimewanya sama sekali" jawab Dani masih tak acuh."Wah,kamu buta kali ya, Dan"Dani menoleh ke arah Wawan."Bukan aku yang buta, tapi orang-orang yang melihat Carine istimewa itu yang buta"Kata Dani sambil terkekeh, Wawan tidak bisa menyembunyikan wajah jeleknya di depan Dani."Tapi suasana sekarang benar-benar gila, Wan. Baru aku absen seminggu di kostan ini, situasinya benar-benar sudah berubah"."Bukan teman-teman yang berubah, tapi kau yang ketinggalan berita, kebanyakan ngurusin pacarmu sih.Siapa namanya ? Novi ya ?" Kata wawan sedikit mengejek Dani."Pantas saja kau sama sekali tidak tertarik dengan Carine, di matamu cuma ada Novi, Novi, dan Novi".Dani menarik nafas sambil menyandarkan tubuhnya di kursi." Aku bukan tipe cowok yang gampang gonta ganti pacar, Wan. Lagian hubunganku dengan Novi tidak sesederhana yang kamu lihat".
" Apapun itu bukan urusanku, sekarang urusanku perutku sudah lapar, dan apakah kamu akan ikut denganku untuk mencari makan di luar?""Ok, aku akan bersamamu""Kemana kira-kira kita akan makan?, Mungkin lesehan dekat Simpang Lima asik kali ya""Tidak masalah, sebentar aku rapikan laptopku dulu, setelah itu kita akan keluar".***Berbeda dengan Wawan dan Dani, sementara itu di rumah Carine acara makan malam hampir selesai,Tampak di kursi meja makan itu ada kedua orang tua Carine dan kedua adiknya yaitu Anna dan Jacky. Usia Anna hanya terpaut 2 tahun dengan usia Carine, dia masih duduk di bangku SMA akhir, sementara adik bungsunya yang laki-laki masih berumur 12an tahun."Aku dengar kamu tadi di kampus berantem dengan mahasiswa lain, apakah Papa perlu menanganinya ?"