"Kau seorang laki-laki, kenapa kau tak mengalah saja, Dhan?"
Tiba-tiba Idha menyela.
"Kau mengenalnya, Dha?" tanya Carine heran.
"Tentu saja aku mengenalnya, tempat kost kita bersebelahan. Bukankah kamu juga pernah main ke kost Wawan?"
"Iya, tapi aku belum pernah melihat makhluk aneh ini di sana."
Idha tersenyum, begitu juga Wawan.
"Oke, Bro! Karena ketua Senat kita sudah meminta, sebaiknya kita matikan rokok atau pergi dari sini," kata Wawan mencoba meredakan ketegangan.
"Aku rasa tidak perlu," balas Dani datar.
"Jika dia menegur dengan baik-baik, mungkin aku akan mempertimbangkannya, tapi karna dia begitu arogan, aku rasa tidak."
"Kamu-!" Suara Carine memekik.
"Kenapa? Ini tempat umum, kau tidak bisa seenaknya membuat aturan di sini, meskipun kau ketua Senat sekalipun."
Dani menghisap rokoknya dengan santai.Sementara Carine semakin merasakan kebencian yang memuncak terhadap sikap Dani."Laki-laki macam apa kamu yang hanya berani dengan perempuan"Tiba-tiba Joshua yang dari tadi terdiam maju dan membantu Carine.Dani tersenyum"Dari penampilanmu, sepertinya kau hanya anak mami yang mencoba mencari perhatian di hadapan Carine, aku beri tau kepadamu, sebaiknya kau urungkan niatmu, tipe wanita seperti Carine hanya akan memandang sebelah mata lelaki sepertimu" tebak Dani yang langsung membuat muka Joshua jadi masam."Wanita seperti apa maksudmu ?" Carine bertanya setengah berteriak karna menahan geram."Apakah ada keributan disini?"Tiba-tiba terdengar suara laki-laki lain yang baru datang dengan seragam dinas polisi.Dia berjalan mendekati kerumunan yang sedang bersitegang.Seorang laki-laki berpenampilan rapi dengan aura berkharisma mendekati Carine.
"Ayahmu sedang ada rapat di markas besar, jadi dia menyuruhku untuk menjemputmu. Apakah kau sedang ada masalah Carine ?"Kata lelaki itu kepada Carine, dari seragam yang dia kenakan, lelaki itu merupakan anggota kepolisian dengan pangkat Serka. Sementara nama Yudha terpampang di dada sebelah kirinya.Dilihat dari mukanya, usia Yudha mungkin seumuran dengan mereka.Carine mendesah."Tidak apa Yudha, ini hanya perdebatan kecil." Mata Carine melirik ke arah Dani.Yudha pun mengikuti dengan tatapannya. Sementara Dani dengan tak acuh berkata."Kamu sudah tau apa maksud yang aku katakan tadi kan, Jo" kata Dani sambil menepuk bahu Joshua sambil bergegas untuk meninggalkan tempat itu."Hai kenapa kau pergi, kau akan berurusan denganku" kata Yudha mencoba menghentikan Dani.Namun Dani hanya menoleh, lalu pergi begitu tanpa menghiraukan orang-orang yang ada disitu.
"Sudahlah, Yudha, bukankah kau akan mengantarkanku pulang" Kata Carine menahan reaksi Yudha.Yudha menarik nafas"Baiklah, tapi suatu saat aku pasti akan bertemu dengannya" kata Dhani masih dengan ekpresi yang terlihat belum puas."Jangan diambil hati, Dani sebenarnya orang baik, kalian belum mengenalnya saja, dia orangnya asik kok" kata Idha mencoba menetralisir suasana."Ternyata ada kamu juga disini,Dha" kata Yudha yang sudah mengenal Idha karna sering bersama Carine."Apa kabarmu ?""Sudah gak perlu basa-basi, cepat bawa pergi bidadarimu, jangan biarkan dia terlalu lama ditempat ini"Yudha tersenyum."Baiklah, bagaimana Carine? Bisakah kita pulang sekarang ?"Carine menghela nafas."Oke, Idha, Jo, Wawan, aku pulang dulu."Carine segera meninggalkan tempat itu bersama Yudha.
Bagi sebagian Mahasiswa kost, rumah kost menjadi base camp terbaik untuk mereka yang dari kalangan keluarga pas-pasan, selain bisa menghemat biaya pengeluaran jika dibanding harus nongkrong di cafe-cafe, persaingan antara penghuni kost juga sangat populer, masing-masing anak kost mencari identitas sendiri untuk mendapatkan ke populeran di lingkungan kampus.Tidak jauh berbeda dengan ibu-ibu yang tinggal di suatu perumahan, mahasiswa kost juga senang kumpul di sebuah kamar hanya untuk membicarakan gadis-gadis kampus yang akan dijadikan teman berkencan.Berbeda dengan teman se kost yang lain, Dani terlihat sedang sibuk di depan laptopnya di ruang tamu, suara berisik teman-temannya dari dalam sebuah kamar tak mengusik konsentrasinya.Tak beberapa lama, tiba-tiba Wawan menghampirinya."Lagi ngerjain apaan, Dan ?""Proposal buat acara Camping pencinta alam kampus kita" jawab Dani tanpa menoleh ke arah Wawan."Bagaimana menurutmu si Carine itu ?"
"Biasa aja, bahkan menurutku tidak ada istimewanya sama sekali" jawab Dani masih tak acuh."Wah,kamu buta kali ya, Dan"Dani menoleh ke arah Wawan."Bukan aku yang buta, tapi orang-orang yang melihat Carine istimewa itu yang buta"Kata Dani sambil terkekeh, Wawan tidak bisa menyembunyikan wajah jeleknya di depan Dani."Tapi suasana sekarang benar-benar gila, Wan. Baru aku absen seminggu di kostan ini, situasinya benar-benar sudah berubah"."Bukan teman-teman yang berubah, tapi kau yang ketinggalan berita, kebanyakan ngurusin pacarmu sih.Siapa namanya ? Novi ya ?" Kata wawan sedikit mengejek Dani."Pantas saja kau sama sekali tidak tertarik dengan Carine, di matamu cuma ada Novi, Novi, dan Novi".Dani menarik nafas sambil menyandarkan tubuhnya di kursi." Aku bukan tipe cowok yang gampang gonta ganti pacar, Wan. Lagian hubunganku dengan Novi tidak sesederhana yang kamu lihat".
" Apapun itu bukan urusanku, sekarang urusanku perutku sudah lapar, dan apakah kamu akan ikut denganku untuk mencari makan di luar?""Ok, aku akan bersamamu""Kemana kira-kira kita akan makan?, Mungkin lesehan dekat Simpang Lima asik kali ya""Tidak masalah, sebentar aku rapikan laptopku dulu, setelah itu kita akan keluar".***Berbeda dengan Wawan dan Dani, sementara itu di rumah Carine acara makan malam hampir selesai,Tampak di kursi meja makan itu ada kedua orang tua Carine dan kedua adiknya yaitu Anna dan Jacky. Usia Anna hanya terpaut 2 tahun dengan usia Carine, dia masih duduk di bangku SMA akhir, sementara adik bungsunya yang laki-laki masih berumur 12an tahun."Aku dengar kamu tadi di kampus berantem dengan mahasiswa lain, apakah Papa perlu menanganinya ?"
Suradinata, ayahnya Carine adalah seorang kepala polisi dengan pangkat bintang satu, tentu saja dia bisa melakukan apa saja untuk melindungi putrinya jika ada gangguan dari pihak lain."Bukan hal besar, hanya sedikit berbeda pendapat" jawab Carine tak acuh sambil menggigit apel ditangannya."Lagian ngapain Yudha ngadu hal yang gak penting ke Papa""Urusan anak muda, sebaiknya kamu tak perlu mencampurinya" Ibu Carine menyela."Benar tuh Pa kata Mama" kata Carine lagi dengan mulut masih penuh dengan apel yang dimakannya."Kamu juga jangan asal bergaul dengan laki-laki" kata Ibunya Carine melanjutkan."Lalu bagaimana hubunganmu dengan Yudha ?" Kata Suradinata melanjutkan.Carine berubah ekspresinya yang semula cuek menjadi lebih serius menatap ke arah Papanya.
"Baik-baik saja, jangan bilang kalau Papa ingin aku cepat-cepat menikah dengan Yudha, setidaknya aku ingin menyelesaikan kuliahku dulu.""Kalian sudah lama saling kenal, almarhum ayahnya Yudha adalah teman Papa,jadi Papa mengenal baik keluarga mereka. Jadi Papa rasa perjodohan ini tidak akan memberatkanmu. Dan bukankah kamu juga menyukai Yudha ?""Ya kita masih tahap penjajakan, tapi bukan berarti aku menyetujui perjodohan ini Pah""Cepat atau lambat kau harus menyutujuinya, dan jangan harap kau bisa mencari lelaki lain yang belum jelas asal usul keluarganya dan masa depannya"Carine meletakkan sisa apel di tangannya dengan keras ke atas meja."Aku sudah selesai makan, aku kembali dulu ke kamar,masih banyak tugas kampus yg harus aku kerjakan"Carine berdiri dan langsung meninggalkan ruang makan tanpa memperdulikan 4 anggota keluarganya masih menyelesaikan makan malamnya. Mereka hanya menggelengkan kepala melihat kepergian Carine.