Share

6 judul melepas kerinduan

Bab 6

     “Knok-nok, Kejutan!“ kata Rudi tiba-tiba muncul  diruangan Michelle sambil membawakan coklat dan rangkaian mawar holand berwarna merah.

     Michelle kaget melihat tunangannya sudah kembali.

     “Hei! Kapan sampai? Bukannya baru lusa  tiba di Indonesia?!“

     Michelle berlari menghampiri dan memeluk Rudi dengan gembira.

     “Kupikir kejutan ini akan menjadi kejutan yang menyenangkan tetapi alangkah kejamnya tunanganku ini, menyuruhku kembali dua hari lagi? Kejam!“ kata Rudi pura-pura merajuk.

     “Ih, jelek tahu!“ kata Michelle sambil tersenyum manis. 

     Rudi mengecup bibir Michelle  dengan lembut.

     “Aku kangen,“ bisik Rudi ditelinga Michelle. 

       Michelle membalas tatapan Rudi dengan kerinduan yang sama.

     “Sama,“ balas Michelle sambil tersipu. 

     Mereka saling berpelukan erat. Sudah delapan bulan mereka tidak bertemu! Perasaan rindunya terbayar lunas saat melihat tunangannya itu bertambah cantik dari yang dia ingat.

     “Kau cantik sekali,“ puji Rudi sambil mengusap wajah Michelle dengan tangannya. 

     Bibir Rudi turun ke bibir Michelle yang membuka dan menerima ciuman Rudi. 

     Tubuh Michelle sampai bergetar karena menginginkan Rudi. Merindukan ciuman dan sentuhan Rudi pada dirinya.           

      Rudi menciumi leher Michelle. 

     Tubuh Michelle lemas dan lupa diri karena desakan dan ciuman Rudi. Ia mendekatkan dirinya secara utuh ke dalam pelukan Rudi.

     Tubuh mereka terengah-engah karena  menahan gairah  yang menggebu diantara mereka.

       Michelle segera mengajak Rudi naik ke atas. 

     Rudi mengunci pintu kamar Michelle sambil melepaskan pakaian mereka tanpa malu-malu. Mereka langsung menikmati satu sama lain. Menuntut saling menyentuh dan memuaskan kebutuhan masing-masing. 

     Michelle mengerang puas saat Rudi menyatukan diri dengannya.     

     Mereka mulai bergerak dan menciptakan irama yang sama.  Saling mengisi, menghentak dan mencapai titik yang mereka inginkan. 

     Michelle menggerang dan bergerak memacu dirinya karena akan sampai pada tujuannya! Ia mendorong tubuhnya lebih dalam lagi dan memekik sesaat sambil mencengkram bahu Rudi yang telanjang lalu tersenyum puas. 

     Rudi membelai Michelle dan melepaskan dirinya kedalam Michelle. 

     Mereka saling berpelukan dan berciuman sebelum terkulai lemas karena mencapai kepuasan satu sama lain. Mereka tersenyum bahagia dan saling menatap tanpa banyak bicara.  

     Michelle merapatkan diri masuk kedalam pelukan Rudi.

     Rudi mengecup kening Michelle dan bibir Michelle.

     “Apakah aku menyakitimu?“ kata Rudi sambil memandangi Michelle. 

     Michelle merangkul Rudi dengan erat sambil menggeleng. 

     “Maaf, aku terlalu tergesa-gesa. Aku berjanji akan bersikap lebih lembut lagi nanti, aku janji!“ kata Rudi dengan mesra. 

     Michelle mengangguk sambil tersenyum lagi. 

     Mereka tertidur karena kelelahan. 

     Michelle bangun lebih dulu dan memasakkan masakan untuk Rudi. 

     Dengan hati-hati, Rudi menghampiri Michelle dan memeluk Michelle dari belakang. 

     Michelle tersenyum bahagia tanpa memandang Rudi. 

     “Kamu belum pulang kerumah?“ tanya Michelle saat melihat koper Rudi masih tergeletak didepan kantornya.

     “Aku tidak berniat untuk menghabiskan waktu liburanku dirumah, my lady, aku laki-laki dewasa, ingat?“ jawab Rudy sambil mengerling nakal kearah Michelle.

     “Lagi pula,“ katanya lagi sambil mengelus wajah Michelle.

     “Aku sudah pulang kerumah kok.“ timpal Rudi sambil mengecup Michelle lagi. 

     “Norak tau!“ sahut Michelle tersipu-sipu.

     “Mau makan  atau mandi dulu?“

     “Mandi. Habis itu makan kamu,“ bisik Rudi dengan penuh hasrat.

     “Ji-jai tau!“ sahut Michelle dengan pipi yang merona. 

     Rudi mencium Michelle lagi dengan gemas lalu mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

     Michelle baru menyadari betapa ia sangat merindukan tunangannya itu. 

     Keputusan Rudi untuk mengambil S2 spesialis kedokteran di Korea membuatnya harus rela berjauhan dengan tunangannya itu. Padahal dalam hatinya yang sangat dalam, ia tidak mau melewatkan satu haripun tanpa Rudi.

     Ia mencintai Rudi dengan segenap napasnya. Bukan dengan hatinya lagi dan Michelle merasa tidak akan pernah ada lelaki yang sanggup membuat hatinya berpaling. 

     Orang tua mereka sudah bersahabat dari mereka masih muda dulu dan mereka yang mengawali pembicaraan serius mengenai masa depan putra-putri mereka untuk saling disatukan. 

      Michelle dan Rudi tidak menentang keinginan orang tua mereka karena merasa ada ketertarikan diantara mereka.

      Michelle dan Rudi sekolah pada SMA yang sama meski beda tingkatan. Tapi mereka dengan serius menjalani dan menerima kehadiran masing-masing sebagai calon suami istri.

      Michelle senang, Rudi selalu bersikap setia dan menghargainya, kemudian mereka saling jatuh cinta dan saling menjaga satu sama lain sampai saat ini. 

      Michelle senang, Rudi tidak seperti pemuda-pemuda disekolahnya. Mereka senang melirik dan menggoda gadis lain lewat lirikan mata atau senyuman mereka meskipun sedang bersama pacarnya. 

     Rudi selalu memandang Michelle dengan penuh cinta dan ia pun tidak pernah merasa bosan saat bersama Rudi. Kebersamaan mereka sangatlah indah dan mereka saling menjaga komitmen diantara mereka sampai mereka akhirnya menetapkan hati untuk bertunangan. 

     Rudi sudah meminta Michelle untuk menikahinya tetapi Michelle merasa waktunya masih belum tepat. Kesibukan membangun dan mengurus usahanya membuatnya berpikir ulang tentang pernikahan. 

     Kalau sudah menikah, ia ingin mencurahkan waktu dan pikirannya sebagian besar untuk suami dan anak-anaknya. Maka untuk saat ini, dia merasa waktunya belum tepat.

     Rudi menghargai keputusan Michelle dan tetap menganggap komitmen pernikahan telah terbina diantara mereka. 

     Tidak pernah sekalipun terpikir dalam pikiran Rudi untuk menduakan dan mencari kekasih lain di Korea, meskipun kalau maupun, sarana dan prasarana sangat menunjang untuk bisa menyalurkan hasrat biologisnya, dan Michelle tidak akan pernah tahu tapi hatinya tidak bisa dan tidak menginginkan wanita lain seperti ia menginginkan Michelle.

     Michelle dan Rudi berpelukan sambil menonton televise seakan tidak mau terpisahkan lagi.

     “Liburannya berapa lama?“ tanya Michelle sambil memutar-mutar jarinya didada Rudi.

     “Tiga minggu. “ jawab Rudi sambil membelai rambut Michelle.

     Micheal merengut sedih sambil menghela napas. Ia tidak berkata apa-apa dan hanya mengalihkan pandangannya ke televisi.

     “Kenapa?“ tanya Rudi lembut seraya menggoda Michelle dengan senyumannya.

     “Cepet banget tau!“ ucap Michelle sambil merajuk, ia merasa tidak rela, Rudi akan pergi lagi secepat itu.

       “Itu pengorbanan sayang, toh ini buat hari depan kita juga ‘kan, buat anak-anak kita nantinya.“ 

     “Yah, yah, yah,“ sahut Michelle dengan malas.

     “Apa aku berhenti kuliah aja nih? Demi kamu, aku rela kok!“ goda Rudi.

     “Bodo ah!“

     Michelle menggigit dada Rudi gemas.

     Rudi memekik sambil tertawa. 

     Rudi mempererat pelukannya dan tidak membiarkan Michelle menjauh. Ia mengelus wajah Michelle dengan lembut sebelum berkata-kata.

     “Kau tahu, kau sangat cantik …,  aku rindu padamu setiap detiknya ketika berada jauh darimu. Terkadang ingin rasanya aku mencari pelampiasan akan kebutuhan tubuh dan hati ini agar penderitaanku ini segera berakhir,“ bisik Rudi ditelinga Michelle. 

     Michelle melotot dengan kesal. 

     Rudi menariknya lagi masuk kedalam pelukannya.

     “Tapi aku tidak bisa dan anehnya tidak pernah menginginkan wanita lain selain dirimu,“ lanjut Rudi.

     Michelle menatap lurus kedalam mata Rudi, mencari kesungguhan dalam kata-kata Rudi. Michelle tersenyum karena menemukan kesungguhan didalamnya. 

     Michelle percaya, Rudi mengatakan hal yang sebenarnya. Ia memeluk erat tubuh tunangannya itu dengan penuh cinta.

     “Aku juga rindu padamu,“ desah Michelle sambil mencium Rudi dengan lembut. 

     Ciuman yang tidak pernah berubah. 

     Lembut tapi menghanyutkan. 

     Kelembutan itu perlahan berganti menjadi keinginan untuk saling menyentuh. Kemudian berubah menjadi hasrat yang menggebu. Mereka saling menginginkan satu sama lain.

    Handphone Michelle berbunyi!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status