Share

9 judul Cemburu

Bab 9

 

     Rudi membuat kopi untuk dirinya sendiri. Sudah 2 jam, Michelle pergi dan belum memberinya kabar ataupun pulang ke rumah. Ia mulai merasa bosan berada sendirian dirumah tanpa Michelle. 

     Sudah puluhan chanel tv diganti-ganti namun tidak membuat hatinya tenang. Malahan dia merasa gelisah karena menantikan kepulangan Michelle.     

     Tubuhnya letih tapi pikirannya tidak bisa istirahat  memikirkan Michelle. Dalam hatinya bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan Michelle saat ini?      

 

     Jika saja Michelle membawa hand phonenya maka ia tidak akan merasa cemas dan penasaran seperti ini. 

     Rudi menepuk dahinya.

     'Tentu saja! Betapa bodohnya dia!' katanya pada dirinya sendiri lalu mengambil handphone Michelle dan melihat daftar panggilan masuk dan menelepon nomor terakhir dalam daftar. 

     Dia menunggu dengan cemas dan keningnya mengerut saat mendengar suara tawa seorang pria menyambut teleponnya. 

     “Yah-yah-yah lucu sekali! kata Jason sambil tertawa.

     “Siapa ini?“ tanya Jason tanpa melihat nomor yang muncul dilayar handphonenya.

     Rudi menahan dirinya, apalagi dia juga mendengar suara tawa Michelle. Ia merasa sangat tidak senang mendengarnya!

     “Ini Rudi, tunangan Michelle. Tolong sambungan padanya!“ kata Rudi, berusaha menahan emosinya.

     Kalau saja saat ini Michelle tidak ada didepannya, Jason pasti akan bilang, “salah sambung!“ tapi ia tahu, ia juga tidak dapat menahan Michelle lebih lama dirumahnya.

     Jason menghela napas panjang lalu memberikan handphonenya kepada Michelle. Memberi kode bahwa yang menelepon adalah tunangannya. 

     Ia memberi kode dan meninggalkan Michelle sebentar untuk memberikan privasi kepadanya. Jason berdiri mengambil air di dalam kulkas sambil mengamati Michelle dari tempatnya berdiri.

     “Halo sayang…,“ sapa Michelle dengan lembut.

     “Pulang sekarang juga!“ kata Rudi dengan cepat dan langsung mematikan telepon. 

     Hati Michelle mencelos mendengar nada marah pada suara Rudi. Ia memandangi handphone Jason dengan pandangan tidak percaya dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya telah terjadi? Tapi dengan jelas, dia bisa merasakan kemarahan pada suara Rudi.  

     Michelle menghela napas sambil tersenyum kikuk kepada Jason.

     “Sepertinya aku harus pulang sekarang.“ 

     Ia meletakkan Jojo diranjang Jason sambil memberi instruksi singkat mengenai takaran pembuatan susu, mengganti popok dan pakaian Jojo. 

     Jason mendengarkan dengan diam.

     “Bagaimana mengerti 'kan?“ tanya Michelle karena tidak mendapat tanggapan dari Jason.

     “Ini salahku! Harusnya aku tidak menahanmu lama-lama disini. Sepertinya pacarmu marah?“ 

     Jason tampak sangat menyesal. Tapi dalam hatinya, ia berharap akan segera mendengar kabar Michelle putus dari pacarnya. Hore!

     “Tunanganku. Rudi itu tunanganku, bukan lagi pacarku. Dia pasti akan mengerti setelah aku menjelaskan semuanya, tenang saja.“

     Michelle berkata dengan yakin.

     “Oh yah, aku akan membantu mencari baby sister untuk Jojo, oke. Aku pergi yah,“ kata Michelle sambil tersenyum dan berpamitan juga dengan Jojo. 

     “Michelle…!“ panggil Jason tiba-tiba.

     “Apa?“ Michelle menoleh.

     “Kalau tunanganmu memutuskanmu, aku akan sangat bersedia menjadi penggantinya!“ kata Jason dengan penuh semangat.

      Michelle tertawa.

     “Jangan gila dong!“ katanya dengan cepat lalu menyalakan mesin mobilnya dan melambai sebelum menginjak gas.

     Sesampainya di rumah, ia segera memarkir mobil dan langsung naik ke atas dan menemukan Rudi sedang berbaring di ranjang.

     Meskipun tidak melihat wajah Rudi, dia tahu kalau tunangannya itu sedang marah. Michelle memandangi Rudi yang sedang memunggunginya. 

     Sejak ia pulang, Rudi hanya diam tidak bertanya atau berkomentar apapun. 

     Ia marah! Benar-benar marah! kata Michelle dalam hati.

                           

     Michelle memeluk punggung Rudi. 

     Rudi melepaskan tangan Michelle. Rudi masih belum mau mendengar penjelasan Michelle saat ini. 

     Hanya desahan napasnya yang terdengar panjang dan berat yang menjawab permintaan Michelle.

     Michelle meminta perhatian Rudi. 

     Rudi berpaling menatap Michelle yang mencoba  membujuknya tapi tidak sanggup berkomentar apapun.

     Michelle tersenyum polos lalu beranjak masuk kedalam pelukan tunangannya itu. Michelle menengadah kearah Rudi dan mengelus lembut wajah tunangannya yang tampak marah padanya. 

     “Marah yah?“ tanyanya sambil menggoda Rudi dengan cara mencium-cium kecil wajah Rudi. 

     Rudi menghela napas namun masih menahan diri untuk tidak terbujuk rayuan Michelle.

     “Yah, udah kalau marah mah!“ kata Michelle dengan cepat dan langsung membalikkan badannya. 

     Dengan cepat, Rudi langsung meraih tubuh Michelle dan memeluknya erat.

     Michelle sedikit berontak. 

     Rudi mempererat pelukannya. 

     Michelle tersenyum lega. 

     Akhirnya tunangannya mau melunakkan hatinya dan mendengarkan penjelasannya. Ia berbalik menghadap Rudi.

     “Tadi aku ke tempat Jason,“ kata Michelle mulai bercerita. 

     Rudi mencoba menahan diri untuk tidak menyela. Ia tidak senang mendengar nama pria yang tidak dikenalnya, keluar dari mulut Michelle. 

     Michelle bisa melihat Rudi sedang menahan dirinya untuk tidak berkomentar maka ia melanjutkan ceritanya lagi sambil mengelus wajah Rudi untuk menenangkannya.

     Michelle menceritakan dari awal pertemuannya dengan Tina, dan kebingungan karena Tina tidak pernah kembali dan mengambil Jojo darinya, sampai ia menyerahkan Jojo pada ayah kandungnya dan terakhir telepon yang diterimanya tadi karena wajah Jojo yang sudah membiru karena menangis terus menerus.

     Rudi bisa memahami perasaan tunangannya itu. Ia memang berhati malaikat! desah Rudi dengan bangga terhadap Michelle. 

     Dia sudah merasa lebih tenang sekarang, ia yakin Michelle berkata jujur apalagi kalau menyangkut anak kecil. Ia mengecup jemari tangan Michelle dan tersenyum penuh cinta. 

     Tapi ia tidak senang karena ada Jason yang menjadi embel-embelnya. Ia cemburu!

     “Aku baru menyadari ternyata Jason adalah orang yang menyenangkan. Kau tahu dulu waktu kuliah, aku tidak pernah memperhatikannya tapi begitu mengenalnya, ternyata dia orang yang baik,“ kata Michelle dengan tulus.                                                                 

     “Oh, yah!“

     Rudi menyela dengan nada tidak senang sambil melotot.

     “Yah! Dia adalah orang yang menyenangkan sebagai…,“

     Michelle sengaja menggantung kalimatnya. Ia senang menggoda tunangannya itu!

     “Aku kembali saja ke Korea besok yah!?“ kata Rudi sambil merengut.

     “Ngambek …? Jangan dong!“ kata Michelle sambil memeluk Rudi dengan erat seraya tersenyum nakal. 

     “Dia menyenangkan sebagai teman. Yang bisa menyenangkanku dan membuatku tergila-gila hanya kamu. Dan hanya kamulah yang membuatku jatuh cinta dan mengenalkan keindahan cinta yang sebenarnya kepadaku, aku bersyukur karenanya, “ kata Michelle sambil mengelus rambut Rudi dengan mesra.

     “Berjanjilah satu hal kepadaku.“ kata Rudi dengan lembut.

     “Apa?“ tanya Michelle.

                      

     “Kalau kau mau menemui Jason ataupun siapapun teman priamu selagi aku masih di sini, aku ingin, kau membawaku serta.”

     “Jadi kalau kau sudah tidak di sini, aku boleh menemui semua teman priaku dengan bebas? Hore!“ katanya sambil tertawa lepas lalu menghela napas.

     Michelle tersenyum memandangi tunangannya yang saat ini sedang merajuk.

     “Kau tahu, hanya kau yang bisa membuatku merasa bahagia seperti ini. Aku tidak akan menukar kebersamaan kita ini, dengan apapun juga. Aku tidak akan pernah berpaling darimu. Ingat itu! Sudah jelas, aku tidak sanggup hidup tanpa kamu,“ ungkap Michelle dengan setulus hati.

     Senyum Rudi mengembang lebar dibibirnya ketika mendengar ucapan Michelle. Ia menyapu bibir Michelle pelan dengan bibirnya dan lagi dan lagi! 

     Michelle menyambut ciuman Rudi.

     “Oh, yah sampai mana kita tadi?“ goda Michelle.

     “Aku cinta kamu,“ bisik Rudi mesra. 

     Michelle merasa menjadi wanita paling bahagia dimuka bumi ini karena memiliki Rudi sebagai belahan hatinya. Mereka tidur bersama sambil berpelukan, seolah tidak terpisahkan.

     Rudi merasa yakin cinta Michelle hanya untuknya. Dan tidak akan pernah tergoyahkan. Ia yakin akan hal itu!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status