Share

Bab 18. Serangan

Tatapan itu, membuat Langit tak karuan, ia ingat waktu Bumi pingsan dan lemas saat kehujanan di awal mereka kenalan.

“Udah sarapan?” 

Menggeleng.

“Ya ampun Bumi!” 

Gegas Langit berdiri.

“Kamu di sini aja, nggak boleh kemana-mana,” titah Langit tegas. Kemudian keluar tanpa mengucap sapatah katapun lagi. Terdengar suara KLX membelah keheningan pagi menuju siang. Sebetulnya Bumi ingin bertanya, tapi tak mampu mengeluarkan suara sedikitpun. Entahlah kenapa tubuhnya mendadak menggigil. Dinaikkannya kaki ke atas sofa, duduk bersila dengan tangan memeluk bantal sofa kecil yang ada di sana. 

Tak berapa lama, suara KLX terdengar kembali. Langit datang membawa bungkusan dan ditaruhnya di meja ruang TV. Memandang Bumi khawatir. 

“Kau pucat sekali, Bumi, makan, ya,” katanya dengan punggung tangan ditaruh ke kening Bumi. Hangat. Bumi diam saja.

“Tak apa, paling karena

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status