Share

Bab 22. Teror

Langit mengantar Bumi dan ia sebenarnya tak ingin langsung pulang, tapi Bumi harus menyelesaikan beberapa tulisannya.

“Jadi aku harus langsung balik?” tanya Langit sedikit kecewa. Dilepaskannya helm Bumi dan keduanya berada di depan garasi belakang ruko.

“Hmmm,” sahut Bumi berdehem.

“Baiklah,” kata Langit setelah beberapa saat berpikir. “Jaga dirimu baik-baik,” lanjut Langit kemudian mengacak rambut Bumi dan segera bersiap di atas KLX.

“Bye,” ucap Langit disertai lambaian tangan ke Bumi dan dibalas lambaian tangan serta senyuman madu.

Dibukanya pintu garasi, Bumi masuk dan segera menutupnya kembali. Hari ini dia merasakan kesedihan tapi juga kegembiraan membuncah. Karena Langit?

@@@

 Desau angin pagi masih kentara sekali ketika Bumi bangun keesokan harinya. Rencananya hari ini ia akan ke pasar tradisional, memasak kemudian mengambil bunga krisan dan mawar ke tempat Pakde Tejo. Dengan daster batik selutut, di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status