Share

Scene 3

Suara musik penuh semangat terdengar dari player sebuah ponsel, siapa pun yang mendengar pasti akan ikut berjingkrak mempraktikkan gerakan lagu energik itu. Padahal suasana di barak beberapa waktu lalu begitu serius, seorang pria berdiri memperhatikan strategi serangan di papan tulis putih. Rapat baru selesai dua puluh menit yang lalu, pria berusia kisaran 34 tahun sesekali mengangguk-anggukkan kepalanya seiring alunan ceria musik.

"Hahaha... Sudah ku duga itu kau, Kapten!" Seru seorang wanita berambut acak-acakan, satu matanya di tutupi penutup. Pria pemilik porsi tubuh kekar itu berbalik, menatap wanita yang baru saja memanggilnya.

"Apa masalahmu, kacamata?" Tanyanya datar, wanita itu nyengir lebar. Berjalan kearah meja untuk mengambil ponsel yang masih memainkan heavy rotation dari sebuah girlband asal Jepang. Baru saja akan mematikan alunan lagu, sebuah clipboard terbang mengenai kepalanya. 

"Jika kau matikan, kau juga harus ikut mati, Sandra." Ancamnya, Sandra -wanita tadi- meringis kecil. Menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia tidak pernah terbiasa dengan selera musik sang atasan bername-tag Ervand K. Leander. Itu sama sekali tidak cocok untuk pria berpangkat kapten ini, secara Ervand adalah tipe pria yang sangat manly lihatlah tubuhnya yang sekal akan otot-otot, bentuk rahang tegas dan kokoh, mata beriris hitam pekat tajam, siapa pun tidak akan mengira seorang tentara berpangkat tinggi ini memiliki selera musik agak feminim.

"Kau tidak cocok dengan musik ini, Kapten." Komentar Sandra, Ervand merotasikan bola matanya jengah. 

"Selera musikku tidak merugikan mu kacamata, sedang apa kau di sini? Kembali bertugas!" Perintah Ervand, Sandra mengangguk-angguk asal.

"Aku hanya mau memberitahukan kalau untuk pendamping jurnalis bulan depan, kau kebagian dari media Sunburn. Sudah membaca datanya?" Ervand mengangguk, ia sudah membaca bendelnya. Mereka ( media Sunburn ) hanya mengirim satu jurnalis saja, berbeda dengan media lain yang mengirimkan beberapa jurnalisnya. Paling banyak mereka mengirim 2-5 orang dalam setiap tim jurnalis. 

"Prospek kerjanya cukup bagus, usianya juga masih sangat muda. Pengalaman di bidang jurnalistik sudah hampir menyamai senior."  memperhatikan foto yang terpampang pada profil di berkas, Ervand melirik wanita berprofesi dokter militer yang kini tersenyum-senyum. 

"Apa perusahaan mereka kekurangan orang sampai menurunkan seorang bocah untuk meliput peperangan, lucu sekali." Komentar Ervand mengantongi ponselnya, musik sudah mati sejak dua menit yang lalu. 

"Tapi lihatlah, bukankah bagus. Gadis ini terlihat sangat menarik, aku menyukainya." Sandra menunjukkan foto gadis yang di maksudnya pada Ervand.

"Hanya orang bodoh yang menyukai seseorang sebelum bertemu." Ervand merapikan beberapa berkas di atas mejanya, Sandra terkikik kecil.

"Nanti kau termakan omongan mu sendiri Kapten, bukankan dia cukup segar untuk barak suram wilayah ini." Ucap Sandra, berjalan di samping Ervand. Pria itu tersenyum miring. 

"Barak ini suram karena ada tenaga medis gila seperti dirimu, kembali bekerja, dokter!" Ervand mengambil arah berbeda dari sang dokter, Sandra mendelik.

"HEY MANA ADA?! AKU ADALAH DOKTER PALING CANTIK DI BARAK INI!" Teriaknya, Ervand hanya mengangkat satu tangannya tanda ia tidak peduli sama sekali.

BERSAMBUNG

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status