Share

Bab 9 Fajar Yang Tak Ramah

Jumat sore yang ditunggu Matari tiba. Setelah selesai ekskul Pramuka, topi pramukanya dia letakkan dengan sekadarnya di keranjang sepeda kemudian bersandar di dekat pos security SMP. Dia melihat ke arah datangnya Iko. Namun cowok berambut Ikal dan berkulit terang itu belum Nampak sama sekali.

“Nungguin siapa, Ri?” tanya Davi, kali ini dia berjalan dengan canggung, mendekat ke arah Matari.

Abdi hanya mengawasi dari beberapa meter saja.

“Temen.”

Davi hendak bertanya siapa, namun diurungkan niatnya.

“Hmmm, gitu. Gue temenin boleh?”

“Boleh. Tapi kalo dia dateng gue langsung cabut, nggak papa?”

“Iya, nggak papa. Sini, Di. Jangan di situ dong kaya patung aja.”

Abdi menggeleng dengan mantap sambil menjulurkan lidahnya.

“Nggak mau ah. Mending gue di sini jadi patung, daripada di situ jadi obat nyamuk.”

Matari dan Davi sontak langsun

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status