Share

Bab 6

Selepas makan siang Ismail dan Musa memutuskan untuk sholat Dhuhur berjamaah, mereka jalan beriringan.Di tangan Musa kini sudah ada map coklat milik Jasmin. Sesekali mereka bercanda layaknya teman lama yang baru saja bertemu. Usai sholat Dzuhur Musa berpamitan kepada Ismail, karena dirinya juga harus bekerja.

" Mail... Sepertinya aku harus pulang, nanti sore biar anak saya mengantarkan CV untuk anak mantu ku " ucapnya tersenyum 

" Aku tunggu, " jawab Ismail

" Sampaikan terimakasih aku kepada anak dan istri mu " Musa mengulurkan tangannya,dengan senang hati Ismail berjabat tangan 

" Itu hanya makan siang biasa " jawabnya tersenyum ramah

" Okelah... Kalau begitu aku pamit dulu Assalamualaikum " Musa mengangkat tangan kanannya keatas

" Wa'alaikumus salam, hati-hati " sahut  Ismail yang hanya di angguki oleh sahabatnya yang kini sudah duduk di dalam mobil.

Di ruang kerja Ismail...

Jasmin dan ibunya usai sudah membereskan tempat yang tadi digunakan untuk makan siang bersama. Entah kenapa hati Jasmin merasa senang bisa bertemu dengan calon ayah mertuanya. Tidak sengaja Fatimah melihat tingkah laku putrinya yang tersenyum seraya mengelap meja yang tadi sempat di gunakan untuk menaruh makanan.

" Ehem !!! sepertinya ada yang sedang bahagia, ibu perhatikan kamu senyum-senyum terus nak " ucap Fatimah menghampiri putrinya, Jasmin yang mendengar penuturan ibunya pun menoleh ke arah Ibunya yang kini duduk di sofa.

" Bu ... sepertinya calon imam Jasmin tampan, lihat ayahnya saja tampan " ujar Jasmin seraya tersenyum duduk disisi ibunya.

" Hussst kamu nak, ada-ada saja. Nggak boleh bicara seperti itu " tegur Fatimah 

" Ibu... Kan Jasmin cuma nebak saja " seloroh Jasmin

" Kalau calon imam mu nggak sesuai apa yang kamu bayangkan bagaimana ? pasti itu akan menimbulkan rasa kecewa, lebih baik kamu berdoa agar dia mampu menjadikan mu satu-satunya perempuan yang dia sayangi " nasihat Fatimah membuat Jasmin memeluk ibunya.

" Sayaaaang ibu " seru Jasmin 

" Oh jadi ibu saja yang di sayang " sahut Ismail yang baru saja masuk 

" Eh ayah. Nggak dong yah. Yah ... Om tadi kemana ? " tanya Jasmin, gelagatnya mencari sosok yang ia tanyakan.

" Oh ... Om Musa, dia pulang untuk memberi kabar kepada anaknya yang akan menjadi suami mu nak " jawabnya seraya duduk di kursi kebesarannya.

" Yah, sepertinya ada yang nggak sabar " goda Fatimah.

" Lebih cepat lebih baik bu " imbuh Ismail

" Ayah sama ibu suka sekali goda Jasmin " ucap Jasmin memainkan ponselnya dengan bibir manyun, membuat kedua orangtuanya tertawa kecil. 

Di dalam mobil Musa menelepon putra sulungnya untuk memberitahukan bahwa dirinya harus mengirimkan CV ke alamat yang telah ayahnya kirimkan melalui pesan W******p nya.

" Oke siap bi " jawabnya dari telepon. Tak berselang lama Musa memutuskan sambungan telepon.

" Alhamdulillah, terimakasih Ya Rabb engkau telah memudahkan semua jalan " batin Musa sangat senang akan memiliki anak mantu yang memang sangat di idamkan. Kepintaran Jasmin dalam menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an memang Musa sudah ketahui sejak lama, disamping parasnya yang cantik Musa juga senang melihat Jasmin yang ramah dan menjaga auratnya. Maka dari itu, Musa memilih Jasmin untuk di jodohkan dengan putranya.

*****

Jasmin dan Fatimah berpamitan untuk pulang karena mereka belum melaksanakan sholat. Sebelum anak dan istrinya pulang, Ismail menyampaikan bahwa nanti akan ada seseorang mengantarkan CV kepada dirinya. Jasmin yang mendengar itupun hatinya berbunga-bunga, terlihat senyum bahagia dari wajah Jasmin. Setelah mendengar penuturan Ayahnya, Jasmin dan Fatimah berpamitan untuk pulang sebelum pulang mereka jalan menuju Mushola. Jasmin selalu menaruh mukena di dalam mobilnya untuk berjaga-jaga saat dirinya di luar rumah. Mereka sholat bergantian, Jasmin mempersilahkan ibunya untuk sholat lebih dulu.

 Usai menunaikan shalat Jasmin menghampiri ibunya yang tengah duduk di depan Mushola menunggu dirinya.

" Ibu mari kita pulang " ajak Jasmin

Mereka jalan bersama menuju mobil, Jasmin menggandeng tangan ibunya yang kini sudah terlihat keriput. Di dalam perjalanan menuju pulang Jasmin melihat kedai Es Krim yang baru saja buka.

" Bu Jasmin mau beli itu yah " tunjuk nya ke arah depan.

" Ya sudah ibu juga mau nak " jawab Fatimah yang duduk di samping putrinya.

Jasmin menepikannya mobil yang ia kendarai, serasa sudah aman saat parkir, Jasmin dan Fatimah berjalan memasuki kedai, beberapa menu es krim Jasmin pesan. Tak lama pesanan pun datang dan siap untuk dilahap, namun sorot mata Jasmin terlihat iba ketika seorang ibu dan anaknya yang terlihat kumuh menoreh-noreh tempat sampah di depan kedai. Anak kecil itu terus melihat ke arah Jasmin yang hendak memakan es krim, membuat hati kecil Jasmin bergerak untuk membelikan dua es krim untuknya.

" Ibu tunggu disini ya " pamit Jasmin, Fatimah pun mengangguk pandangan Fatimah terus melihat kemana putrinya pergi, Jasmin pergi ke tempat pemesanan.

" Mba... agak cepat ya " pinta Jasmin ketika melihat anak kecil itu akan pergi karena tangannya di tarik paksa oleh ibunya.

" Ini pesanannya mba " ucap pegawai menyerahkan pesanan Jasmin.

" Ambil saja kembaliannya mba " jawab Jasmin, bergegas jalan keluar mencari sosok anak kecil yang ia cari. Dari kejauhan  Jasmin melihat anak kecil dan seorang ibu yang ia maksud berada di sebrang jalan. Tanpa melihat kanan kiri Jasmin menyebrang jalan.

" Ciiittt !! " suara rem mobil yang ada di depan Jasmin, reflek Jasmin mengangkat tangannya untuk menutupi wajahnya. Jantung Jasmin bergetar hebat karena ia ceroboh tidak merhatikan keselamatannya. Seseorang yang berada dalam mobil keluar.

" Apa kamu baik-baik saja ?" tanyanya, Jasmin mengangguk tanpa melihat wajah yang kini menghampirinya.

" Terimakasih " jawab Jasmin hendak melanjutkan jalannya, kecerobohan kembali  diulang oleh Jasmin. Laki-laki tersebut menghalangi jalan Jasmin karena ia sadar ada motor yang melaju kencang dari arah belakang.

" Terimakasih " ucap Jasmin yang tepat berada di belakangnya.

" Mari saya antar " Laki-laki tersebut membantu Jasmin untuk menyebrang, Jasmin berjalan tepat di belakangnya. Ketika sudah menyebrangi jalan, Jasmin berjalan dengan setengah berlari menghampiri ibu dan anaknya. Ia menghiraukan orang yang telah membantunya. Laki-laki itu melihat Jasmin dari kejauhan, seutas senyum terlihat di wajahnya.

" Dek ini untuk mu" ucap Jasmin berjongkok 

" Ahh tidak usah nak " tolak si ibu

" Saya sudah berniat membelikan ini untuk anak ibu, waktu ibu berada di sebrang sana " Jasmin menunjuk ke arah kedai

" Jadi, makanlah " imbuh Jasmin, anak kecil itupun nampak senang dengan pemberian Jasmin. Sebelum pergi, Jasmin memberikan beberapa lembar uang untuk ibu yang berprofesi sebagai pemulung tersebut.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kasmariah Kadir
MasyaAllah...lanjut thoor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status