Share

:: Part 7 ::

Vienza menarik nafas sebelum memulai bercerita. Dan Akhtar menatapnya dingin, walau dalam hati dia merutuki untuk berada sedekat ini dengan Vienza.

"Aku mencintai seseorang, dan aku jatuh cinta kepadanya setelah aku memutuskan setuju untuk bertunangan dan menikah denganmu Pangeran. Saat itu kupikir aku akan menjalani hidup bahagia layaknya ibu dan ayahku yang juga dijodohkan. Tapi aku melakukan kesalahan dengan jatuh cinta kepadanya. Dan aku membohonginya."

Akhtar geram mendengar awal pengakuan Vienza. Tapi Suara merdu Vienza seolah bisa membuatnya tidak berkata kasar kepada wanita ini.

"Aku berbeda dengan ketiga kembaranku yang lain. Aku tidak pintar bergaul seperti adik perempuanku, aku juga tidak memiliki banyak teman seperti adik laki-laki ku. Aku selalu takut keluar dari istana, selalu takut akan ada lagi orang yang berusaha menyakitiku.dan karena itulah aku tidak pernah keluar istana selama sembilan belas tahun usia ku. Aku keluar istana jika ingin ke Indonesia bersama keluarga ku. Atau mengunjungi acara-acara kerajaan bersama ibunda dan ibu suri. Selebihnya aku hanya berada didalam istana Fortania. Sekolah didalam istana, hingga suatu saat ibuku menyuruhku melanjutkan kuliahku di Universitas London. Indentitasku ditutupi oleh pihak universitas dan juga akan ada selalu penjaga yang mengerubungiku meski sekilas mereka tidak akan terlihat."

Akhtar mulai tidak mengerti kenapa hanya Vienza yang ditutupi identitasnya.

"Kenapa hanya dirimu yang ditutupi identitasnya?"

"Aku tidak tahu jelasnya. Hanya saja sedari kecil teror selalu saja datang kepadaku, wajahku pernah dibakar seseorang saat aku kecil. Dan saat itulah aku mulai memakai cadar. Tapi tenang saja, ini wajah asliku. Bukan hasil operasi. Kejadian terakhir yang membuat keluarga Derson mengamuk adalah aku hampir diculik, jika tidak ada Ibundaku maka aku tidak tahu apakah aku masih hidup atau tidak."

Vienza tersenyum miris dengan semua kenangan buruk yang dia alami saat kecil.

"Aku berharap dengan menikah aku bisa bahagia seperti Ibuku yang selalu bahagia dipernikahannya. Tapi aku jatuh cinta dengan Pria itu. Maafkan aku Pangeran. "

Akhtar merasa Vienza sungguh malang. Dia tahu hidup disebuah kerajaan tidak selalu bahagia seperti yang dipikirkan orang-orang. Ada banyak penghianat dan orang-orang yang ingin menjatuhkanmu. Mungkin itulah yang dialami Vienza.

Akhtar tersenyum miris kepada Vienza.

"Jadi kau mencintai Pria lain, itu sebabnya kau ingin bunuh diri? "

"Maafkan aku, aku merasa tidak bisa melayanimu dengan baik. Aku membuatmu marah malam itu, dan aku merasa berdosa dengan semua ini. Hatiku milik orang lain, dan aku mengkhianatinya. "

Vienza menjatuhkan air matanya, lalu dengan cepat menghapusnya dan berusaha tersenyum.

Sedangkan Akhtar merasakan masa lalu pahit itu datang kembali padanya. Dia bangun dengan tergesa-gesa dari tempat tidur itu dan menatap marah kepada Vienza.

"Aku tidak perduli dengan cintamu, yang harus kau lakukan sekarang adalah tidak menghianatiku, tidak boleh melakukan hal bodoh lagi, dan jangan sekali-kali berpikir kabur dari istana ini. Kau paham, kau adalah calon Ratu Kerajaan ini. Jadi bersikap baiklah".

Akhtar pergi dengan membanting pintu kamar Vienza meninggalkan Vienza masih dengan luka dihatinya.

Flash back

Akhtar melihat seorang wanita yang berciuman dengan mesra dan menggebu-gebu dibalik pohon besar dibelakang istana. Saat wanita itu melihatnya dia menyuruh pria itu untuk pergi.

Wanita itu berusaha meyakinkan Akhtar kalau dia memiliki alasan yang kuat akan hal yang dilakukannya. Tapi Akhtar sudah terlalu kecewa dan dia pergi berlari dari bawah pohon itu.

Akhtar menjadi benci dengan wanita dan juga cinta. Cintanya hanya untuk Ayahnya, wanita yang dia lihat adalah ibunda nya sendiri. Tega-teganya ibunda nya mengkhianati ayah yang begitu mencintai ibu nya itu.

Flash back end.

Akhtar memporak porandakan ruang kerjanya. Kenangan masa lalu membuatnya tidak bisa mengontrol emosi sekarang.

Dia merasa miris sekali saat tahu kalau Vienza mencintai Pria lain, dia semakin tidak mahu memperlakukan Vienza dengan baik. Ntah orang yang menganggapnya gila atau apa. Tapi dipikirannya dia melakukan ini agar jika suatu saat Vienza pun pergi menghianatinya dia tidak akan merasa sakit seperti ayahnya. Karena dia tidak mencintai Vienza, jadi dia tidak perlu merasa kehilangan.

****

Setelah seminggu berlalu tanpa Akhtar yang memperdulikan dan juga berbicara kepadanya, Vienza merasa Akhtar semakin menjauhinya.

Pernikahan apa sebenarnya yang dia jalani ini. Ghafur belakangan ini mengirimi dia surat, betapa dia bahagia jika melihat Ghafur secara tak sengaja dihalaman istana atau saat berpapasan. Tapi disaat yang bersamaan dia juga merasa terkurung dengan Akhtar. Jika dilihat Pangeran itu sama sekali tak menyukainya, jadi apa sebenarnya yang mereka berdua lakukan dengan pernikahan ini.

Akhtar hanya datang saat dia ingin meniduri Vienza saja, selebihnya pangeran itu sibuk dengan urusannya dan teman-temannya sendiri.

Lihat saja, bahkan dimeja makan ini Akhtar tak mau menatapnya. Padahal semalam dia menciumi Vienza dengan menggebu-gebu.

Baginda raja menatap Vienza dan Akhtar 

bergantian.

"Akhtar apa kau akan datang ke acara ulang tahun Fasya"  Fasya adalah sepupu Akhtar. Dia adalah anak laki-laki dari adik ayahnya.

"Tentu ayah, aku dan Mahira akan datang kepesta nya." Akhtar tersenyum kepada ayahnya.

"Eh.. Tidak bisa kak, aku akan ikut bersama ibunda ke Northweid.aku sudah berjanji dengan ibunda akan menemaninya kesana. Bibi Mala sedang sakit. Aku juga sudah meminta maaf kepada Pangeran Fasya."

"Iya kami akan berangkat ke Northweid siang ini. Lagipula kenapa kau tidak mengajak Vienza, kasihan dia terus didalam istana ini. Kau juga tidak pernah membawanya berjalan-jalan keluar istana Akhtar."

"Mungkin kakak takut kalau istrinya akan dilihati oleh pria lain. Hahahahaha.."

Mahira tertawa puas melihat wajah Akhtar yang kesal dengan ucapannya.

Vienza ikut tersenyum sedikit melihat keceriaan Mahira. Tapi dia tetap diam, keluarga Akhtar sebenarnya sama dengan keluarganya, sangat harmonis. Ntah kenapa Akhtar berlaku aneh dari yang lainnya, padahal keluarganya sangat menyayanginya.

"Akhtar lebih baik nanti malam kau ajaklah Vienza keluar untuk berpesta, kau mau kan?"

"Ya ayah... Baiklah." Akhtar tetap tak melihat Vienza hingga acara makan siang ini berakhir. Vienza kembali kekamarnya untuk merapikan pakian, lalu pergi keperpustakaan istana bersama pelayannya. Vienza membaca buku sejarah Wieldburg, saat dia sedang serius membaca, seseorang menarik tangannya dan dia terdorong kebalik rak buku lalu tubuhnya terhimpit dinding dan pria yang selalu dirindukannya ini.

"Jangan pergi malam ini dengan pangeran Akhtar kumohon."

"Kenapa? kumohon Ghafur berhentilah mengurusiku dan berhenti mengirim surat-surat itu."

"Lalu aku harus apa, aku mengkhawatirkanmu. Aku tidak akan berhenti sebelum kau mahu untuk pergi bersama ku."

"Ghafur kita sudah berakhir. Dan kau yang meminta itu, jadi kumohon berhentilah bertingkah seperti ini. Kelakuanmu ini bisa membahayakan dirimu sendiri."

Mereka berbicara dengan suara sepelan mungkin agar tidak ada yang bisa mendengar obrolan mereka berdua.

"Aku tidak perduli. Bagaimana bisa berakhir jika kau masih mencintaiku Viza." Ghafur lalu memeluk tubuh vienza membuat wanita itu menangis. Ghafur benar, dia masih sangat mencintai pria ini, dan bagaimana mereka bisa saling tak perduli layaknya orang lain. Saat wajah Ghafur ingin menciumnya dia menjauhkan dengan kasar tubuh itu".

"Jangan kurang ajar Ghafur, jauhi aku. "

"Kau aneh Viza, kau mencintaiku tapi kau menolak saat aku ingin menciummu. Sedangkan dia, kau dengan pasrah menyerahkan seluruh tubuhmu padanya. Dan kutanya padamu bagaimana bisa aku menjauhi mu sementara aku sangat mencintaimu. Tidakkah kau ingat hari yang pernah kita lewati bersama? "

Pinggang ramping Vienza ditarik oleh Ghafur agar Vienza semakin mendekat dan bisa merasakan kehangatan yang selalu dia rasakan jika dekat dengan wanita ini.

"Aku ingat semua nya, tapi ini salah Ghafur. Aku sudah menikah dan jangan membuatku menjadi pendosa karena menghianati suamiku. Sudah cukup perasaan bersalah karena aku membohongimu dulu. Jangan buat aku merasa bersalah lagi. "

"Aku mengerti kau berbohong karena apa Viza, dan kau tak perlu merasa bersalah. Kita akan pergi dan hidup bersama. "

"Semua pengertianmu sudah terlambat. Keputusanku tetap sama, aku akan tetap disini dan tidak akan kemanapun. "

Vienza meninggalkan Ghafur yang terdiam ditempatnya mendengarkan kata terlambat dari Vienza.

Vienza keluar dari istana dengan berlari sambil menghapus air matanya.

Akhtar yang berada dihalaman istana melihat Vienza yang berlari dan menangis. Hidung Vienza terlihat merah dan matanya sembab. Akhtar mengikuti Vienza yang masuk kedalam kamarnya, dilihatnya Vienza menutup wajah dengan bantal.

Akhtar menarik paksa bantal itu membuat Vienza terkejut. Akhtar melihat wajah cantik itu merah dan sedih.

"Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau berlari-lari seperti anak kecil. "

"Maaf"

"Kau hanya bisa mengatakan kata maaf, bersiaplah hari sudah sore. Kita akan pergi jam tujuh malam. Pakailah baju layaknya akan berpesta bukan gaun kerajaan mengerti. "

Vienza mengangguk mengerti. Dia tahu pesta yang dimaksud dengan Akhtar adalah party night layaknya pesta di sebuah club mahal di Weildburgh. Dia pernah ikut sekali berpesta seperti itu dengan kedua kembarannya.

Akhtar meninggalkan Vienza yang masih terdiam melihat punggung pangeran itu pergi. Sedangkan Akhtar berjalan sambil memikirkan kenapa Vienza berlari dari perpustakaan dan sambil menangis.

*****

Sudah dua jam Vienza berada didalam kamar mandi. Berendam sambil merenung dan melulur tubuhnya dengan aroma mawar kesukaannya.

Bunga mawar adalah bunga favorit turun temurun dari nenek dan ibunya begitupun dirinya dan adiknya.

Vienza keluar dengan harum yang sudah menguar dari tubuhnya, saat Vienza keluar dari kamar mandi, Akhtar sedang menyandar di tempat tidur memperhatikan ponselnya.

Akhtar tidak melihatnya sedikitpun dan itu membuat lega Vienza.

Pelayan masuk dan membantunya bersiap, Akhtar sendiri sudah sangat tampan.

Vienza memilih dress merah tanpa lengan, rambutnya diikat satu simple dengan anting menjuntai panjang.

Vienza sangat cantik sekarang, Akhtar yang diam-diam melihat Vienza sedari istrinya itu hanya memakai handuk tadi sudah sangat ingin menciumi seluruh tubuh Vienza. Dia menggerutu kenapa Vienza memilih pakaian seperti ini. Diliriknya Vienza berjalan kehdapannya dengan perlahan.

"Pangeran, saya sudah siap. "

"Oh... Ya ampun kenapa lama sekali, aku pikir wanita cantik tidak perlu repot ber make up. Ternyata salah. "

Vienza mengernyit heran. Perasaan dia hanya memakai lipstik dan dia tidak lama tadi. Tapi dia memilih diam dari pada menjawab Akhtar.

Mereka mengendarai mobil ke sebuah club, dimobil mewah dan mahal itu ada Ghafur dan supir Akhtar. Vienza tak tenang karena Ghafur ada didalam mobil itu juga. Sedangkan Akhtar hanya menatap ponsel sedari tadi.

Akhirnya Vienza memilih ikut melihat ponselnya.

Saat dia baru membuka ponselnya sebuah chat masuk.

Ghafur

Kau sangat cantik malam ini. Sayangnya Akhtar tak perduli

Vienza memilih tak membalas chat itu seperti sebelumnya.

Akhtar tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke wajah Vienza dan tersenyum membuat Vienza merinding ada apa dengan Pangeran ini. Ghafur yang melihat dari kaca mobil menggenggam tangannya kuat-kuat.

Akhtar mengelus pipi Vienza dan mencium bibirnya. Ciuman itu terlepas saat pintu mobil dibuka seorang bodyguard.

Akhtar tersenyum

"Ada banyak paparazi disini, bersikaplah manis dan ramah. "

Ternyata Akhtar melakukan itu untuk pencitraan saja rupanya. Pikir Vienza dalam hatinya.

Akhtar keluar lalu memutari mobil membantu Vienza turun dari mobil. Ini pertama kalinya mereka berdua tampil dimuka umum setelah pernikahan mereka. Akhtar memegang posesif pinggang Vienza dan berjalan masuk kedalam club itu.

Ghafur sendiri ikut masuk kedalam dengan rahang mengeras.

Dia bisa gila jika terus begini pikirnya.

Akhtar membawa Vienza ke sebuah meja yang sudah ada beberapa pria dan wanita bermesraan disana.

Akhtar berbalik sebentar kepada Ghafur.

"Ghafur nikmatilah pestanya, tapi tolong perhatikan Putri Vienza. "

Ghafur menggerutu lagi didalam hatinya. Bisa-bisa nya dia menyuruh pria lain untuk memperhatikan Vienza.

Saat Vienza sudah duduk berbaur dengan yang lainnya Akhtar ntah pergi kemana.

Banyak yang memuji kecantikannya sampai dia bosan mendengar itu semua.

Dia heran dimana Akhtar, saat dia mencoba melihat lebih jelas kearah depan ternyata seperti yang kalian duga, Akhtar bersama seorang wanita yang hanya memakai dress minim memperlihatkan hampir seluruh tubuh wanita itu. Mereka berjoget bersama dan saling bersentuhan.

Fasya si empunya pesta duduk disebelahnya.

"Aku terkadang suka malu memiliki sepupu sepertinya. Maafkan dia Vienza, masa lalu lah yang membuatnya seperti ini. Bagaimana jika kita membalasnya?."

Vienza tak mengerti tapi Fasya sudah menarik nya kelantai dansa.

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status