Share

THE TIFFANY YELLOW DIAMOND

“CEPAT BERI TAHU SAYA DI MANA PEREMPUAN NGGAK TAHU DIRI ITU!” bentak seorang pria tua berusia 60 tahun. Tubuhnya tinggi gempal dengan rambut cepak yang didominasi oleh uban berwarna putih semi abu-abu. Wajah garang dan tajamnya mengintimasi Roy dan Ken yang tengah bergidik ngeri di sebuah ruangan sempit di kantor polisi. Ruangan kecil yang di dalamnya hanya ada satu meja dan empat kursi kecil.

Pertemuan antara Roy, Ken, dan seorang pria tua ini disaksikan oleh salah seorang petugas polisi yang tengah bertugas hari itu.

“Tuan! Tolong panggil anak anda! Dia tidak seharusnya melaporkan adik saya bahkan sebelum adik saya ditemukan dan buka suara! Saya tidak tahu kenapa anak anda bisa melaporkan Bertha sedangkan dia belum memiliki bukti yang kuat!” jawab Roy setengah gemetar. Dibalik rasa khawatirnya, ada kekesalan kepada sosok yang menjadi kekasih Bertha karena tindakan gegabahnya.

“Anak saya? Anak? HAHAHAHAHA!! Jadi, selama ini kamu pikir adikmu pacaran dengan anak saya? Selama ini kamu berpikir bahwa adikmu berhubungan dengan laki-laki seusianya?!” sergah pria tua itu.

Roy dan Ken terkesiap. Keduanya menutup mulut untuk mencerna kata-kata yang keluar dari mulut si pria tua yang tengah duduk di hadapan mereka.

“SAYA ADALAH KEKASIH BERTHA! SAYA YANG MELAPORKAN DIA! DAN KALAU KAMU BILANG SAYA MELAPORKAN DIA TANPA BUKTI, SILAKAN TANYA POLISI, APA YANG SUDAH SAYA KIRIMKAN KE MEREKA!!!” bentak pria itu lagi.

Degub jantung Roy seakan berhenti. Matanya terbelalak tanpa berkedip sedetik pun. Ucapan yang diungkapkan laki-laki tua itu, seperti sangat tidak masuk akal. Seperti sebuah tipuan yang dilontarkan guna mengguncang jiwa Roy.

“Roy.. Kamu nggak apa-apa?” Ken menoleh wajah temannya yang membeku seketika.

“Saya sudah kirimkan rekaman CCTV kepada polisi. Rekaman itu jelas menunjukkan apa yang dilakukan Bertha! Dia membobol brankas saya dan mencuri lima butir berlian langka yang saya dapatkan dari Afrika Selatan. Berlian itu sangat langka! Kalau berlian itu hilang.. saya akan bunuh kamu dan adikmu! Bahkan nyawa kalian nggak cukup untuk mengganti harga berlian itu!” papar si pria tua dengan sangat tegas.

Roy bagai dihantam oleh tertimpa oleh sebuah gunung batu. Sesuatu yang ia dengar hari ini, bagai sebuah khayalan yang akan hilang ketika dia mengedipkan mata.

Sayangnya, semua adalah kenyataan!

“Berlian itu adalah potongan dari The Tiffany Yellow Diamond. Berlian kuning terbesar yang ditemukan di Afrika Selatan Tahun 1878! Masuk akal kan kalau saya menuntut Bertha untuk hukuman yang berat! Dia mencuri potongan dari berlian yang memiliki berat asli 287,42 karat. Walau pun kini potongan berlian itu hanya sebesar kuku, BERLIAN ITU TETAP LEBIH BERHARGA DARI SEPULUH NYAWA SEKALI PUN!” pria tua itu menekankan. Membuat Ken dan Roy ternganga.

“Tuan.. Saya memang tidak bisa mengganti berlian anda yang hilang. Tapi.. bisakah anda memberi Bertha kesempatan untuk menjelaskan semuanya? Dia pasti punya alasan kenapa dia mencurinya dari anda.. Bertha bukan gadis yang jahat! Saya sangat mengenal dia!” sanggah Roy. Dia berusaha untuk mengurangi aura membara yang sedang terjadi.

Ditahannya air mata Roy yang tengah menggenang agar tidak jatuh ke gundukan pipinya yang sedikit berisi. Membayangkan bagaimana nasib adiknya, terasa sangat menyakitkan.

DUGG..

Lutut Roy membentur lantai dengan cukup keras hingga menimbulkan bunyi yang khas. Dia hempaskan badannya ke bawah turun dari kursi dan memasang tubuh dalam posisi memohon dan berlutut di hadapan kekasih Bertha yang tengah gelap mata. Dia pasrahkan semuanya dan memohon kebaikan hati dari pria itu untuk mengakhiri kasus ini.

“Tuan.. Saya mohon.. Biarkan Bertha pulang.. Saya benar-benar tidak tahu di mana dia sekarang. Saya khawatir dia berada di tempat yang tidak aman. Bahkan nomornya tidak bisa dihubungi. Setelah dia ditemukan, saya janji akan membuatnya diadili sesuai dengan kesalahannya.. Tapi, kalau dia tidak bersalah, atau memiliki alasan yang cukup masuk akal... Tolong ampuni dia. Tolong cabut tuntutannya, Tuan.. Saya mohon..,” Roy memelas.

BRAAAKK!!

Pria tua itu menendang tubuh Roy hingga terhempas ke belakang. Roy jatuh tersungkur.

“ROYYY!!!” Ken mendekati Roy dan mencengkeram lengan Roy yang ditutupi oleh jaket panjang berwarna hitam pekat.

“Tuan.. Dia tidak bersalah sama sekali. Tolong perhatikan sikap anda!” ucap Ken tegas menengahi.

“Tuan Smith! Tolong jangan gunakan kekerasan.. Tujuan dari pertemuan ini bukan untuk saling mengadu kekuatan! Kita semua di sini untuk mengambil jalan yang terbaik!” petugas polisi yang menjadi saksi turut memperingatkan.

“JALAN TERBAIK? HAHAHAHA.. Jalan terbaik untuk masalah ini adalah temukan Bertha dan jatuhi dia hukuman mati! Saya ingin gadis itu menerima akibatnya. Kalau perlu, bunuh juga kakaknya yang merengek dan memohon seperti seorang pecundang ini! Mereka berdua pasti sama-sama pembawa masalah kalau dibiarkan hidup!!” sambung pria tua yang disebut-sebut namanya adalah Tuan Smith.

Tuan Smith memanglah seorang pengusaha meubel yang sangat tersohor di beberapa negara-negara besar. Dia juga salah satu kolektor berlian yang sangat antusias dan bersedia mencari berbagai jenis batu cantik itu hingga ke berbagai negara. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk meraih kekayaan dan pengakuan.

Tak heran jika Tuan Smith naik pitam jika salah satu jenis berliannya raib dibawa kabur oleh orang lain, meski pun orang itu adalah kekasihnya. Lima potong berlian kuning dari Afrika Selatan, adalah salah satu kesayangan Tuan Smith.

“Tuan! Anda juga dapat terkena hukuman jika melanggar prosedur! Jika anda ingin kasus anda segera diselesaikan, tolong patuhi aturan dan ikuti seluruh proses yang sedang polisi jalankan! JANGAN SAMPAI ANDA YANG DIPENJARA KARENA KASUS YANG ANDA LAPORKAN SENDIRI!” lanjut si petugas polisi.

Ken membantu Roy beranjak. Walau pun tubuh Roy dibalut pakaian tebal, sangat terlihat jelas bahwa tendangan Tuan Smith telah melukai Roy.

“Saya minta, temukan Bertha secepat mungkin! Mungkin saya bisa mengampuni nyawanya jika berlian itu kembali ke tangan saya dengan keadaan utuh. Itu pun jika kondisi berlian saya masih benar-benar baik-baik saja. Jika ada satu goresan pun di berlian itu, saya akan tetap menuntut dia! Dan satu lagi.. Bertha harus bersedia membuat permintaan maaf secara tertulis yang dipublikasikan ke seluruh media dunia! Walau pun dia tetap hidup, setidaknya namanya sudah tercemar di seluruh dunia!” ucap Tuan Smith.

“T..Tapi.. Tuan..,” Roy berbata-bata.

“CUKUP! Keputusan saya sudah bulat!” sambung Tuan Smith.

Tap.. Tap.. Tap..

Tuan Smith mendekati petugas polisi guna meminta untuk mengakhiri pertemuan kali ini. Dia meninggalkan Roy dan Ken yang masih terpaku di tengah ruangan minimalis itu. Dia tidak mempedulikan bagaimana Roy akan menerima semuanya.

“Ken.. Ken.. gimana ini.. Ken..,” Roy mengacak-acak rambutnya. Kepanikannya semakin menjadi-jadi.

“Tenang, Roy! Tenang! Kita harus nunggu sampai polisi menemukan Bertha. Kamu harus sering telepon ke nomor Bertha. Siapa tahu handphonenya aktif,” ucap Ken.

Ken memandang ke arah pintu ruangan dan memperhatikan Tuan Smith yang semakin lama semakin berjalan menjauh. Pria tua itu benar-benar kejam. Hanya karena sebuah berlian, dia sampai tidak mengasihani nyawa orang lain.

Tapi.. Kenapa Bertha senekat itu mencuri berlian Tuan Smith?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status