Share

Bab 141. Pelukan Terakhir.

Gisa mematung. Ternyata yang tadi memijat tengkuknya adalah Catra, bukan Zeca.

"Ini luka apa??" tanya Catra kembali.

"Ke-kecelakaan." jawab Gisa gugup. "Dua minggu lalu," lanjutnya dengan suara pelan.

Gisa meraih handuk yang tergeletak di bawah lantai, kemudian dia lilitkan kembali pada tubuh polosnya. Posisi Gisa masih membelakangi Catra.

"Apa?? Kecelakaan??" pekik Catra terkejut. Salep yang tengah dia pegang, jatuh begitu saja.

Gisa mencoba bangkit. Dia berpegangan pada ujung kloset. Kondisi perut Gisa yang semakin membesar, membuat dia kesusahan, bahkan hanya untuk berdiri.

Catra masih mematung. Dia memperhatikan Gisa secara diam-diam. "Shit!!" pekiknya dalam hati. Nuraninya tergerak melihat Gisa yang untuk bangun saja sulit. Catra sadar semua ulahnya. Dialah penyebab utama dari membesarnya perut Gisa.

Dengan tiba-tiba, Catra menggendong tubuh Gisa, dan membawanya masuk kedalam kamar. "Aaaaaa ... " pekik Gisa terkejut.

Ira Riswana

šŸ™šŸ™šŸ™ terima kasih sudah membaca

| 6
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (41)
goodnovel comment avatar
Gilda Laturiuw Nampasnea
Terima kasih Thor. Kerennn banget ceritanya. sangat suka ............ļø...ļø...ļø...ļø
goodnovel comment avatar
Mommi B'four
aku sudah bolak balik buka ni novel knapa belum up juga yaa...huhuumm .........
goodnovel comment avatar
Saidi Runtuwene
ya...athor kpn up x...di tgg
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status