Share

Bab 9. Menikah Hari Ini !!

Catra ketar ketir mencari keberadaan anaknya. Ia masuk kedalam toilet, namun nihil Dean tidak ditemukan didalam sana. Catra kemudian berlari menuju restoran. Disana pun tak ditemukan sosok Dean. Catra bertanya kepada orang-orang yang ada di dalam restoran, mereka yang melihat Dean mengatakan kalau Dean keluar dari dalam restoran.

Catra mencoba untuk tenang. Dia menelpon salah satu bodyguard yang selalu mengikuti Catra kemanapun Catra pergi. Bodyguard tersebut masuk kedalam mall untuk mencari Dean serta meminta rekaman Cctv dari pengelola mall. Sementara Catra terus mencari di sekitar restoran.

Catra sudah frustasi. Bagaimana kalau Gisa tau bahwa anaknya hilang? Catra yakin, Gisa bukan hanya membatalkan pernikahan mereka saja tapi juga akan membunuh Catra. Orang-orang yang tau siapa Catra menatap kagum pria yang terlihat sedang panik itu.

"Dean, maaf ... Daddy bahkan tidak becus menjaga kamu!" lirih Catra dengan kedua tangannya ia simpan di pinggang dan kepala menengadah keatas.

Catra kembali mencari Dean di area lain mall tersebut. Namun, saat kakinya akan melangkah pergi, sesuatu yang mengejutkan terdengar. "Kepada saudara Catra Ganendra ditunggu oleh anaknya, di sumber informasi. Terimakasih!" ucap seorang petugas informasi melalui pengeras suara.

Catra menengok ke kiri dan ke kanan saat mendengar pengumuman tersebut. Pengumuman itu seperti oasis di gurun pasir bagi Catra. Bahkan Catra tertawa bahagia saat mendengarnya.

Beberapa orang tertegun melihat tawa bahagia seorang Catra yang tidak pernah dia tunjukan pada orang lain. Catra lupa, kalau anaknya keturunan Ganendra yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Orang-orang di dalam mall mulai heboh dengan pemberitahuan tersebut. Ternyata seorang Catra Ganendra telah memiliki seorang anak. Bahkan mereka yang melihat kepanikan Catra tau seberapa besar kasih sayang seorang Catra kepada anaknya.

Dua bodyguard bergegas pergi menuju sumber informasi, termasuk Catra yang berjalan dengan langkah lebarnya agar cepat sampai di tempat anaknya. Terlihat Dean sedang duduk di kursi panjang yang tersedia disana.

"Daddy! " pekik Dean saat melihat ayahnya. Dia berlari kearah Catra sambil tersenyum bahagia.

Seketika hati Catra menghangat. Dia merasa bahagia luar biasa bahkan hanya dengan hal sederhana. Saat memenangkan sebuah tender besar pun' Catra tidak pernah sebahagia saat anaknya memanggilnya dengan sebutan Daddy. Daddy, ya sepertinya dia mulai menyukai panggilan tersebut.

"Yes baby, Daddy disini. Maaf ... " lirih Catra sambil membungkukkan tubuhnya kemudian membawa tubuh mungil Dean masuk kedalam pelukannya. Catra membawa Dean keluar dari mall dengan penjagaan dua bodyguard di sisi kanan kirinya.

***

Saat sampai di apartemen mewahnya, Dean sudah tertidur pulas. Catra bawa tubuh mungil tersebut kedalam pangkuannya untuk dipindahkan kedalam kamar Catra.

Dengan hati-hati Catra mengganti pakaian anaknya serta membersihkan kedua tangan dan kaki Dean. Ini kali pertama Catra mengurus seorang anak kecil. Meski terkesan kaku, namun Catra berhasil melakukannya.

Catra beranjak dari tempat tidur, untuk pergi menuju ruang kerja pribadinya. Banyak berkas yang harus dia cek setelah tadi hanya bekerja sampai siang hari. Catra memakai earphone nya untuk menghubungi Abhi.

Saat panggilan tersambung, Catra disuguhi omelan Abhi, "Apalagi?!" tanya Abhi kesal.

"Ckk ... sudah bosan kerja?" tanya Catra langsung.

"Bercandanya gak ada akhlak!" seru Abhi "Tagihan gue masih banyak, Bro! Lo paksa gue berhenti juga, gue gak bakalan mau" lanjutnya lagi.

Catra merotasi bola matanya sambil mata tersebut sibuk membaca berkas-berkas kliennya. Tangan Catra sendiri sibuk menandatangani berkas yang sudah final sementara telinganya fokus mendengarkan Abhi. Begitulah jeniusnya seorang Catra yang dalam satu waktu bisa mengerjakan semuanya secara bersamaan.

"Pindahkan bibi Gista besok pagi ke Rumah Sakit Queen Elizabeth! Panggil juga ahli jantung terbaik di dunia untuk mengobati bibinya!" perintah Catra pada Abhi. "Cari juga pengasuh terbaik untuk Dean, yang bisa menguasai segala bidang!" lanjut Catra kembali sebelum Abhi menjawab perintah sebelumnya.

"Siap Tuan," jawab Abhi hormat.

"Apa dokumen untuk besok ke kantor catatan sipil sudah siap?" tanya Catra kembali.

"Sudah Baginda Raja. Anda tinggal mempersiapkan stamina anda untuk memberikan Dean ad_" ucapan Abhi terpotong karena Catra langsung mematikan panggilannya.

Abhi terbahak setelah puas menggoda sahabatnya. Sementara Catra berdecak seperti biasanya saat mendengar jawaban absrud sahabatnya tersebut.

Catra melanjutkan pekerjaannya di dalam kamar dengan menggunakan MacBook miliknya. Ia takut Dean bangun dan menangis karena mendapati dirinya sendirian di sebuah tempat asing. Akhirnya Catra yang selalu dingin bisa peka saat dia sudah menjadi seorang ayah.

Catra duduk di atas tempat tidur sebelah Dean. Saat tengah fokus dengan pekerjaannya, telepon genggam miliknya berdenting menandakan ada sebuah pesan yang masuk. Catra buka pesan tersebut yang ternyata pesan dari sang adik.

Dia mengirimkan sebuah foto saat Catra sedang menggendong Dean namun dengan wajah Dean yang bersembunyi di leher Catra.

"Abang tidak ingin menjelaskan ini?" isi dari pesan tersebut.

Ternyata berita Catra telah memiliki seorang putra telah tersebar keseluruhan penjuru negeri. 

"Seperti yang kamu lihat, Anna! Abang kenalkan dia sama kamu besok," jelasnya pada Kayanna.

"Anna tunggu penjelasan dari Abang besok! Abang juga harus bersiap, karena sebentar lagi opa pasti akan tahu!" jelas Kayanna pada Catra.

Catra menarik nafasnya dalam. Untuk menjadikan Gisa sebagai istrinya, Catra akan menemui banyak rintangan kedepannya. Terutama dari sang opa yang selalu mengatur perihal perempuan yang akan menjadi istrinya. Namun Catra tidak akan menyerah. Dia harus segera meresmikan status mereka.

***

Pagi ini, Catra sudah rapih dengan setelan jas abu-abunya. Penampilannya terlihat luar biasa tampan dengan rambut rapih ala Pomade.

Tidak kalah dengan Catra, sang anak pun' sudah dengan penampilan terbaiknya. Dean memakai tuxedo yang senada dengan sang ayah. Mereka berdua terlihat sangat cocok saat jalan bersama melewati lorong rumah sakit. Dan seperti biasa, mereka selalu jadi pusat perhatian.

Rencananya, hari ini Catra dan Gisa akan pergi ke kantor catatan sipil untuk mendaftarkan pernikahan mereka. Tangan sebelah kanan Catra menuntun Dean, sementara tangan sebelah kirinya menjingjing paper bag dengan brand ternama yang berisi gaun simple untuk Gisa pakai.

Catra mengantar Dean untuk bertemu dengan Gisa sebelum Catra memperkenalkan Gisa dan Dean pada Kayanna sang adik.

"Mommy ... " pekik Dean bahagia saat melihat ibunya.

Gisa yang tengah duduk diatas kursi roda dengan posisi membelakangi pintu masuk, langsung membalikan badannya untuk menyambut tubuh mungil anaknya.

Dean berhenti tepat dihadapan Gisa, "Mommy, al you oke?" tanya Dean cemas. Gisa tersenyum sambil mengangguk, "Don't worry Baby, Mommy is good! Mommy miss you." ucap Gisa sambil merentangkan kedua tangannya.

Dean melesakan tubunya masuk kedalam pelukan Gisa. Sisi manja Dean yang tidak ia perlihatkan pada orang lain, justru keluar saat Dean sedang bersama Gisa. "Wow, anak Mommy mau kemana?" tanya Gisa melihat Dean sudah rapih dengan tuxedo nya.

Catra berjalan mendekat kearah Gisa dan Dean. Kemudian Catra mendorong kursi roda Gisa kearah sofa. Saat Gisa ingin turun dari atas kursi roda, tubuhnya melayang akibat diangkat oleh Catra. Gisa memekik kaget. Sementara Dean tertawa riang melihat ibunya di gendong sang ayah.

"Pak, saya bisa sendiri!" ucap Gisa pelan.

Catra mendudukan Gisa diatas sofa. "Jangan panggil saya bapak!" tegas Catra pada Gisa.

"Tapi_" jawab Gisa terpotong.

"Shuutt ... " jawab Catra sambil menyimpan jarinya di bibir lembut Gisa. "Saya ada urusan sebentar! Nanti akan ada suster yang membatu kamu berganti pakaian." jelas Catra kemudian dia berbalik untuk pergi ke ruangan lain masih di RS tersebut.

Saat langkahnya akan mencapai pintu, Catra tiba-tiba terhenti. Dia berbalik kemudian menatap Gisa. "Kita akan menikah hari ini! Jadi, dandan yang cantik!" Tegas Catra pada Gisa. Kemudian Catra keluar dari ruangan Gisa begitu saja meninggalkan Gisa yang masih mencerna setiap kata yang Catra ucapkan.

"Apa katanya?! Menikah?! Hari ini?!" pekik Gisa yang hanya di dengar oleh Dean sang anak.

Komen (38)
goodnovel comment avatar
Wati Cisadea
bgus ceritanya bikin penasaran
goodnovel comment avatar
Irma Aja
suka banget jalan ceritax
goodnovel comment avatar
Catherine Umiamau
cerita sgt bagus kenapa kena ada koin ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status