Kevin tertidur dalam pelukan Sasha. Sasha memindahkannya ke kasur mobil favorit Kevin. Selepas menidurkan Kevin di kamarnya. Sasha berjalan melihat semua barang di kamar Kevin. Yang paling menarik dari semua hal di kamar Kevin. Sasha menemukan sebuah flashdisk dengan tulisan “tolong tonton” Sasha langsung menancapkannya di laptop yang tergeletak begitu saja di atas meja makan. Hasan keluar dari kamar Dea menghampiri Sasha.
“Dokter, bagaimana kita akan menjelaskan kepadanya bahwa ibunya sudah meninggal?”
“Aku tidak tahu, pak. Kita akan menemukan jalan!”
Aldi ke apartemen di tengah-tengah percakapan Dea dan Hasan. Serta merta Hasan berteriak mengusir Aldi. “Beraninya kamu datang ke rumah ini?!” bentak Hasan.
“Hasan, tolong jangan! Kevin sedang tidur.” Sasha menenangkan Hasan. “Kau melihat betapa hancurnya dia. Apakah kau ingin dia bangun karena ini? Tenang. Silahkan duduk.” Sasha mulai
Seharian Fatima memasak untuk tamunya Aisya. Tak ada seorangpun yang membantunya. Dia melakukan sendiri. Sebenarnya Fatima masih punya waktu dua jam lagi ke jadwalnya, tapi Aisya terus saja menelepon Fatima menanyakan sudah sampai mana dia memasak. Padahal mati-matian Fatima menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu.“Aku ingin tahu bagaimana kelanjutannya dengan makanan yang akan dihidangkan sore nanti?"Semua baik, tidak ada masalah," jawab Fatima."Apakah akan siap untuk kunjunganya? aku tidak ingin membuat kesan buruk.""Jangan khawatir, Aisya akan siap." Fatima mencoba meyakinkan Aisya."Oke, beri tahu aku jika sudah siap.""Tentu, sampai jumpa," Fatima menerima telepon sambil sibuk menyiapkan makanannya, telepon ditutup lantas dia bergumam. "Aku bahkan akan melakukannya lebih cepat jika aku tidak ditelepon untuk terburu-buru."###Siang itu Feyza mengajak Nisa untuk pergi ke toko berlian, tentu saja Nisa merasa senang
Akhirnya Aldi, Shasa.dan Levin memutuskan duduk makan di kursi yang tidak terlalu banyak orang. Ada yang lucu dari tingkah mereka yang membuat Sasha tertawa geli. Tanpa aba-aba secara bersamaan mereka berdua menarik tomat dari sela-sela burger. Selera yang sama ini hampir saja membuat Sasha ingin mencetus bahwa jelaslah kalian itu Ayah dan anak."Ini enak, kan?" goda Sasha pada Kevin dan Aldi.Kevin melirik kelakuan Aldi yang sama persis dengannya, dengan polosnya dia bertanya. "Kau juga tidak suka bagian itu?""Tidak," jawab Aldi sambil tersenyum."Tapi rasanya enak, kan?" lanjut Kevin. "Apakah kau pernah datang ke sini?"Aldi yang seumur hidupnya tidak pernah makan fast food langsung menggeleng. "Tidak, ini pertama kalinya.""Kamu suka?" Kevin menggigit tepian burgernya besar-besar."Sangat," Aldi pun ikut-ikutan makan burgernya dengan
Feyza segera naik ke atas kamar sesaat Aldi mengantarkan dia ke Mansion. Sebelum pergi Aldi hampiri ayahnya lantas bicara. "Ayah ... ayah ... ayah, ketika aku masih kecil, aku memohon padamu untuk memiliki kuda. Apakah kamu ingat?" tanya Aldi."Ya. Mengapa kau memikirkannya sekarang?""Kuda yang malang. Ketika dia hampir memenangkan perlombaan aku melihatmu dan melihat kau memiliki ekspresi bangga. Kemudian kau bangun. Saat pengendara pria bertanya padamu, kau menyuruhnya untuk menurunkannya.""Cukup benar. Aku orang jahat, kan? aku kira kau tahu yang merupakan hal terbaik untuk dilakukan untuk hewan yang menderita."Aku masih tidak bisa mencernanya," ujar Aldi."Maksud kamu apa?""Aku baru memahaminya, kau berharap kami adalah binatangkau bisa melatih, kan? Jadi kamu bisa membebaskan diri dengan mudah dari kita," dengan tatapan kesal Aldi menatap ayahnya.Dengan entengnya Tn. Farouk menjawab. "Percayalah, hewan-hewan itu mere
Seperti biasa Sasha mengisi kesibukan pagi di Ruang anak. Kebetulan Leyla juga bertugas di jam yang sama dengan Sasha. “Selamat pagi, Sha.” Sapa Leyla. Apa yang terjadi?”“Kami membawa Kevin ke kuburan.”“Bagaimana reaksimu?” tanya Leyla.“Tidak baik. Tapi dia akan baik-baik saja. Apa kau telah melihat berita terbaru tentang Aldi Erlangga?” tanya Leyla“Tidak,” cetus Sasha.“Dea yang malang. Dia pergi untuk menjelaskan masalahnya kepadanya, tapi sepertinya dia tidak peduli. Lagi pula, apakah kau ingin makan siang bersama? Kita bisa mengobrol sebentar,” ajak Leyla.“Dengan senang hati. Aku kangen ngobrol dengan kamu. Sampai jumpa.” Sasha langsung pergi menemui pasien kecilnya.“OK, sampai ketemu l
Aldi berjalan menuju parkiran kantor nya dimana Ferarri tua kebanggaannya diparkir disana. Aldi benar-benar ingin pergi dan menghilang dari semua ini. Dia nyalakan mesin mobil lantas memacunya dengan kecepatan maksimal di jalanan bebas hambatan.Tn Farouk tahu jika Aldi sedang melakukan kebiasaannya. Dia lebih fokus untuk berbicara pada Toni, pengacara keluarga. Dia mempersilakan Toni masuk dan bicara."Aku ingin membicarakan sesuatu yang penting," kata Tn Farouk."Saya mendengarkan Anda.""Tak seorang pun harus mencari tahu. Dia harus memenuhi permintaanku dalam kerahasiaan mutlak," ujar Tn. Farouk."Anda dapat mengandalkan saya, Tn. Farouk."Aku sangat khawatir tentang Feyza. Kau tahu, setelah apa yang dia alami dengan memiliki beberapa masalah mental. Dan itu masih saja bermasalah dengan itu."Saya berharap dia membaik, masalahnya melampaui kesehatannya.""Dia akan terluka, juga masa depan perusahaan. Dia bilang dia ingin be
Aldi keluar dari rumahnya lantas bergegas menghampiri Ibrahim yang sudah menunggunya dari tadi. "Akhirnya kau menemukanku," kata Aldi pada sopir setia nya. "Aku mengikutimu sejak dari pemakaman," jawab Ibrahim. "Aku tidak ingin mengganggumu." "Kamu unik, Ibo." Aldi menepuk bahu Ibrahim. "Aku tidak berpikir aku ingin pulang. Ayo pergi kemana kamu mau." Aldi mengajak Ibrahim untuk melewatkan malam ke tempat favorit nya. "Ayo pergi ke suatu tempat dimana aku bisa menjernihkan pikiran. Tapi kau harus memilih. Kau mungkin tidak akan menyukai tempat yang biasa aku kunjungi," sahut Ibo. "Ayo pergi!" Setelah melewati kurang lebih 5km. Tibalah Aldi dan Ibo disebuah cafe kecil. Aldi tampak menikmati suasana tempat makan yang sering Ibrahim kunjungi ketika dia masih menjadi sopir. "Apakah kau yakin tentang tempat ini?" Ibrahim bertanya pada Aldi. "Kita bisa pergi ke tempat lain." Aldi menjawab. "Jika kau membawa saya ke sini, "Aku
Tn. Farouk menghubungi RSJ supaya mereka mengirimkan orang untuk menjemput Feyza. "Jadi, apakah semuanya sudah siap?" tanya Tn. Farouk. "Bagus. Tidak perlu menunggu ..Dia bisa segera bertindak. Jangan khawatir. Selama aku ada tidak akan ada yang bisa mencegahnya. Itu tidak harus melawan!"★★★Di rumahnya, Hasan juga sedang merencanakan untuk pergi ke Desa. Dia menelepon Zakaria supaya mempersiapkan kedatanganya bersama Kevin. "Oke, Zakaria. Cari tempat. Semoga besok kita bisa kesana. Jangan beritahu siapa pun. Pastikan tidak ada yang tahu."Hanum menghampiri suaminya lantas bicara. "Apakah kau pikir itu hal yang benar?""Mereka tidak memberiku pilihan," jawab Hasan."Kita bisa mendapat masalah!""Aku tidak peduli. Aku telah melakukan banyak hal untuk tidak mendapat masalah. Dan lihat hasilnya. Jangan khawatir. Siapkan tas Kevin!" Hasan m
Aldi berjalan keluar stasiun bersama Sasha, Kevin dan Ibrahim. Untuk kesekian kalinya Nisa menelepon."Pak Aldi, anda dimana? Ini penting. Saya khawatir tentang Feyza.""Aku akan langaung ke sana," jawab Aldi. "Ibrahim, bawa pulang Kevin. "Ini tidak akan makan waktu banyak," kata Aldi."Apakah Anda tidak pergi dengan mereka?" tanya Sasha."Saya memiliki masalah penting untuk diselesaikan," jawab Aldi."Anak itu sangat menderita, Aldi ... Jangan tinggalkan dia sendirian kamu harus bersamanya.""Aku tahu, tetapi mereka membawa saudara perempuanku ke rumah sakit. Aku harus pergi melihatnya.""Saya menyesal. Apakah ini serius?" ujar Sasha."Kurang lebih ...""Apakah ada sesuatu yang saya bisa lakukan?""Kau bisa dengan Kevin. Setidaknya sampai aku kembali.""Shasa, ikut kami. Aku mohon padamu!" rengek Kevin."Baiklah..." Sasha tak bisa menolak permintaan Kevin."Hore!" Kevin kegirangan."Ay