Share

15. A Kiss Won't Hurt

Jika cermin di depanku ini bisa bicara, aku akan bertanya padanya. Apakah aku sudah terlihat cantik? Sekali lagi aku mematut penampilanku. Dari pantulan cermin kulihat dress selutut berwarna maroon dengan kerah sabrina membalut tubuhku. Lalu riasan wajah natural dan rambut sebahuku yang kubiarkan tergerai. Mungkin bukan penampilan yang sempurna untuk sebuah kencan, tetapi setidaknya bisa membuatku merasa percaya diri.

Sore tadi Arsya meneleponku. Dia bilang akan menjemputku malam ini untuk makan malam di sebuah restoran fine dining. Katanya sudah lama dia ingin mengajakku berkencan. Dan aku tak merasa perlu menolak kencan yang hanya berupa makan malam bersama. Selama Arsya masih mengajakku ke tempat umum, maka tak ada masalah. Lagi pula, sudah lama aku tidak makan di restoran mahal.

Setelah mengenakan high heels, aku duduk di sofa menunggunya. Sesekali aku bersenandung untuk menghilangkan bosan. Tak berapa lama, Arsya datang menjemputku. Aku bangkit seraya mengambil tas yang kuletakk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status