Share

18. Childhood Trauma

Suara bising televisi yang menyala di ruang tengah tak mengganggu dua anak laki-laki yang sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Mata Arsen tak beralih dari konsol game di tangannya, sementara Arsya masih fokus membaca komik Detective Conan sambil bersandar di sofa. Seorang asisten rumah tangga datang membersihkan remah-remah sisa camilan mereka, lalu kembali ke dapur setelah mematikan televisi.

Bosan bermain game, Arsen menguap sambil meletakkan konsol game begitu saja ke atas karpet. Dengan senyum usil di bibir, ia meraih sebuah mobil-mobilan berukuran mini dan melemparkannya ke arah Arsya. Sang adik tak membalas, hanya memandang kakaknya dengan raut wajah kesal kemudian lanjut membaca. Arsen terbahak melihat kekesalan Arsya.

“Arsya, main di luar, yuk.” Arsen berkata sambil mengunyah camilan yang masih tersisa di atas meja.

“Main ke mana?” tanya Arsya acuh tak acuh. “Mama bilang di rumah saja. Banyak penculik di luar.”

Arsen terbahak lagi. “Man

khairunnisastuff

Masing-masing kisah masa lalu Arsya dan Abelia akan terungkap satu per satu nanti. Btw, kalau suka sama ceritaku, jangan lupa dukungannya, ya. Terima kasih.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status